Resign Umur 52 Tahun, Pria Ini Sukses Jadi Bos Pabrik Berondong Beromzet Rp 1,5 Triliun
KOMPAS.com – Charles Coristine (52) dulu bekerja menjual saham selama 20 tahun di perusahaan Morgan Stanley di Wall Street, Manhattan, Amerika Serikat.
Dia lalu memilih keluar dari pekerjaannya karena merasa jenuh dan membeli pabrik popcorn atau berondong LesserEvil yang bangkrut dengan harga murah.
Coristine nekat beli perusahaan itu karena menyukai nama LesserEvil yang menurutnya menarik.
Siapa sangka, bisnis berondongnya sukses besar dan omzetnya mencapai 103,3 juta dollar AS atau Rp 1,59 triliun setahun.
Bagaimana ceritanya mantan penjual saham yang tidak punya pengalaman bisnis industri makanan bisa sukses?
Baca juga: 110 Perusahaan Terbesar di Indonesia Versi Fortune 2024, Ada Pertamina dan MIND ID
Resign jualan saham, ganti jualan berondong
Cerita bermula saat Charles Coristine jenuh dengan pekerjaannya di Wall Street sebagai pialang saham selama 20 tahun.
Dia pun berusaha mengatasinya dengan menerapkan pola makan vegetarian, bermeditasi, dan mendaftar program S2. Namun, tak satu pun usahanya berhasil.
Dia lalu bertemu pemilik perusahaan makanan ringan LesserEvil. Pengusaha tersebut ingin menjual bisnisnya karena bangkrut.
Mendengar itu, dia tertarik beli perusahaan itu karena menyukai nama LesserEvil yang menurutnya menarik.
Pada November 2011, Coristine membeli LesserEvil senilai 250.000 dollar AS (Rp 3,85 miliar) dari tabungannya. Biaya itu ditambah pembayaran masa mendatang sebesar 100.000 dollar AS (Rp 1,5 miliar).
Tindakan ini cukup berisiko karena LesserEvil pabrik popcorn atau berondong itu mengalami kerugian. LesserEvil saat itu menghasilkan pendapatan tahunan kurang dari 1 juta dollar AS (Rp 15,4 miliar).
“Saya tidak mengenal siapa pun di bidang makanan untuk bertanya apakah saya gila atau tidak, tetapi mungkin itu bagus,” kata Coristine dikutip dari CNBC (7/9/2024).
Untuk menjalankan LesserEvil, Coristine yang kini menjadi CEO lalu mempekerjakan teman sekolahnya Andrew Strife sebagai COO dan CFO.
Sementara instruktur olahraga wakeboard-nya sebagai kepala pemasaran.
Karena tabungannya nyaris habis, Coristine bersama timnya berusaha mengumpulkan uang dari teman dan keluarga mereka. Dia juga meminjam uang di bank.
Baca juga: Kisah Wang Laichun, Mantan Buruh Pabrik yang Kini Jadi Konglomerat China
Produksi makanan dari alat hasil lelang
LesserEvil memiliki kantor pusat di Danbury, Connecticut, AS. Di sana, mereka memproduksi jajanan ringan seperti popcorn atau berondong, puff, dan sejenisnya.
Berbekal uang pinjaman, perusahaan itu pindah ke pabrik seluas nyaris 2.000 meter persegi.
Pabrik itu berisi peralatan bekas yang dibeli dari pelelangan. Mereka bekerja sama dengan tukang las lokal untuk menyesuaikan mesin tersebut.
Dalam mengembangkan produknya, ahli gizi pribadi Coristine menyarankan mereka memakai minyak kelapa untuk membuat berondong. Saran itu diwujudkan lewat berondong berformula baru yang enak.
Produk tersebut sukses menghasilkan sekitar 2 juta dollar AS (Rp 30,8 miliar) atau sepertiga dari pendapatan tahunan LesserEvil pada 2014.
Pada 2018, LesserEvil akhirnya mendapatkan investasi pertama dari pihak luar senilai 3 juta dollar AS (Rp 46,2 miliar).
Uang itu dipakai untuk memperbanyak produksi, memperbarui kemasan, dan menambah variasi produk.
Dikutip dari International Business Times, Selasa (10/9/2024), LesserEvil tumbuh bukan tanpa tantangan.
Pada 2023, produk mereka untuk anak-anak dilaporkan mengandung timbal dalam jumlah banyak. Produk itu segera ditarik dan resep mereka diperbaiki.
Kendala itu tidak membuat LesserEvil merugi.
Tahun itu, Coristine sukses meningkatkan penjualan kotor tahunan menjadi 103,3 juta dollar AS (Rp 1,59 triliun). Uang itu termasuk penjualan bersih sebesar 82,9 juta dollar AS (Rp 1,28 triliun).
Baca juga: Kisah Mantan Polisi yang Kantongi Rp 187 Miliar dari Bisnis Mesin ATM
Pabrik berondongnya sukses
Coristine juga berhasil memasarkan produk LesserEvil ke pengecer besar dan toko-toko di seluruh AS.
Keuntungan pun sudah didapat LesserEvil sejak 2021. Pada paruh pertama 2024, penjualan bersih LesserEvil mencapai 62 juta dollar AS (Rp 955 miliar).
Perusahaan juga memperoleh investasi tambahan 19 juta dollar AS (Rp 292,6 miliar). Dana itu digunakan untuk membeli saham dan membangun pabrik baru. Mereka juga akan memperluas kapasitas produksi.
Saat ini, LesserEvil memiliki 280 karyawan dan terus berkembang. Coristine juga berencana membuat produk dan inovasi baru.
“Saya tidak pernah membayangkan di mana kami berada saat ini. Ini seperti naik turun, tetapi saya tidak akan menukarnya dengan apa pun,” tegasnya.
Bagi Coristine, keberhasilan LesserEvil lebih dari keuntungan finansial. Perusahaan itu bantu dia menikmati keseimbangan hidup dan pekerjaan yang sehat.
Daripada bekerja dari pukul 07.45 hingga 16.30 di Wall Street, dia kini menjadi punya waktu luang untuk meditasi.
“Rasanya tidak seperti bekerja lagi. Saya melakukan sesuatu yang saya yakini dan itu membuat segalanya berbeda,” lanjutnya.
Berkat Coristine, LesserEvil berkembang dari perusahaan makanan ringan yang gagal menjadi bernilai 100 juta dollar AS (Rp 1,54 triliun).
Keberhasilan itu menunjukkan keberaniannya mengambil risiko, berpikir di luar kebiasaan, berkomitmen, dan bertekad mengubah ide menjadi bisnis yang berkembang pesat.