Informasi Terpercaya Masa Kini

Saat Paus Yohanes Paulus II Mengunjungi Flores…

0 18

SIKKA, KOMPAS.com – Tepat pada 11-12 Oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II menjejakkan kaki di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Petinggi Katolik ke-264 itu menghabiskan malam di asrama para calon biarawan Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret, Maumere, Kabupaten Sikka.

Kedatangan Paus Yohanes Paulus II disambut ribuan umat Katolik.

Baca juga: PLN Pastikan Pasokan Listrik Aman Selama Kunjungan Paus Fransiskus

Uskup Maumere Mgr. Ewaldus Martinus Sedu ingat betul bagaimana situasi saat sosok yang paling dihormati umat Katolik seluruh dunia itu mengunjungi Flores.

Mgr. Ewaldus mengungkapkan, pada 11 Oktober 1989 pukul 10.00 Wita, para imam, frater, dan umat Katolik sudah memenuhi area Stadion Madawat (sekarang Stadion Gelora Samador). Stadion itu menjadi tempat perayaan Ekaristi yang dipimpin Paus.

Baca juga: Umat yang Ikuti Misa Suci Bersama Paus Fransiskus di GBK Wajib Punya Gelang Tiket

Mereka menunggu selama beberapa jam. Sekitar pukul 14.00 Wita, Paus Yohanes Paulus II tiba dengan pesawat di Bandara Waioti (sekarang Bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere).

Setelah turun pesawat, dia kemudian diarak menuju stadion. Ribuan umat menyambut dengan gembira. Sang Paus lalu memberkati mereka semua.

“Manusia begitu banyak umat yang hadir tidak hanya dalam stadion tetapi di luar stadion. Paus juga saat itu memberkati Patung Kristus Raja,” ujar dia.

“Kami juga merasakan suasana yang berbeda karena yang selama ini hanya lihat di televisi akhirnya bisa bertemu langsung,” ucapnya.

Selepas memimpin perayaan Ekaristi, Paus Yohanes Paulus II diarak menuju Aula Seminari Tinggi Ledalero. Di sana, dia menyampaikan beberapa hal kepada para imam, calon imam, biarawan biarawati, dan misionaris.

Di situ sekitar satu jam. Paus Yohanes Paulus II kemudian menuju Seminari Ritapiret.

Cerita di balik penandatanganan prasasti

Mgr. Ewaldus menuturkan kala itu dirinya masih menjadi seorang frater atau calon imam sekaligus staf pengurus para frater di Seminari Tinggi Ritapiret.

“Sebagai pengurus kami waktu itu yang mengurus prasasti supaya ditandatangani oleh sang Paus,” ucapnya.

Awalnya, kata Mgr. Ewaldus, prasasti itu akan ditandatangani saat pertemuan di Aula Ledalero, setelah perayaan Ekaristi.

Baca juga: Rekayasa Lalu Lintas Saat Kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta

Namun, terjadi kekeliruan sehingga Paus tidak berjalan ke arah mereka untuk penandatanganan prasasti. Dia justru langsung ke tempat duduk yang sudah disiapkan.

“Jadi tidak mungkin kami minta Bapak Paus untuk kembali untuk penandatanganan prasasti,” ucapnya.

Karena batal ditandatangani saat itu, maka pilihan satu-satunya pada tanggal 12 Oktober 2024.

Pagi 12 Oktober, mereka mengantar prasasti ke Ritapiret dan menunggu Paus di pintu gerbang utama. Ketika Paus Yohanes Paulus II keluar dan berjalan ke arah mereka, para frater sangat terkesima.

“Beliau akhirnya tanda tangan prasasti yang sudah disiapkan,” kata dia.

Mgr. Ewaldus mengakui bahwa Paus Yohanes Paulus II sosok yang menjadi idola banyak calon imam kala itu. Apalagi dia dikenal sangat cerdas, sederhana dan selalu tersenyum.

“Dan itu yang membuat kami tergerak untuk menekuni panggilan kami menjadi imam atau pastor,” ucapnya.

Kamar Paus Yohanes Paulus II

Kedatangan Yohanes Paulus II meninggalkan banyak kenangan. Foto-fotonya selama berkunjung ke Flores masih tersimpan dan dipajang di kamar tidur sederhana di Seminari Tinggi Ritapiret.

Kini, kamar itu menjadi tempat wisata rohani. Para pengunjung selalu datang untuk berdoa.

Leave a comment