Informasi Terpercaya Masa Kini

Makanan Ultra Proses Membahayakan Tubuh dan Otak, Apa Maksudnya?

0 12

KOMPAS.com – Mengonsumsi makanan ultra proses atau ultra food processing yang biasanya tinggi garam, gula, dan lemak, serta murah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, kecemasan, depresi, dan penurunan kognitif.

Dampak makanan ultra proses

Ultra processed foods (UPF) adalah makanan olahan yang sebagian besar terbuat dari zat yang diekstrak dari makanan, seperti lemak, pati, gula tambahan, dan lemak terhidrogenasi.

Baca juga: Ilmuwan Coba Konsumsi Makanan Ultra-Proses Selama 30 Hari, Ini yang Terjadi pada Tubuhnya

Ultra processed foods juga mengandung bahan tambahan seperti pewarna dan perasa buatan atau zat penstabil, menurut Harvard.

Contoh makanan tersebut adalah makanan beku, minuman ringan, hot dog dan potongan daging dingin, makanan cepat saji, kue kering kemasan, kue, dan makanan ringan asin.

Namun, walaupun makanan ultra proses (UPF) dapat memuaskan keinginan akan makanan manis, berlemak, dan asin, penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa makanan tersebut sangat buruk bagi jantung, otak, suasana hati dan penurunan kognitif.

Penelitian yang mengamati dampak makanan ultra proses, yang diterbitkan di BMJ pada 2024 mengidentifikasi hubungan langsung antara konsumsi makanan olahan yang lebih tinggi dan risiko lebih besar terhadap kematian terkait penyakit jantung, diabetes tipe 2, obesitas, mengi, kecemasan, depresi, masalah tidur, dan kematian karena berbagai sebab.

Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang terbit pada jurnal Nutrients tahun 2022 dimana pola makan ini dikaitkan dengan risiko depresi 44 persen lebih besar dan risiko kecemasan 48 persen lebih tinggi.

Dalam jurnal JAMA Neurology tahun 2023 menjelaskan mengenai penelitian yang mengamati 10.775 orang di Brazil dan ditemukan bahwa mengonsumsi 20 persen kalori dari makanan ultra proses dikaitkan dengan tingkat penurunan kognitif 28 persen lebih cepat dibandingkan dengan orang yang makan lebih sedikit makanan olahan.

Baca juga: Ahli Gizi: Jangan Sumbang Makanan Ultra-Proses untuk Pengungsi Korban Bencana

Sudah menjadi rahasia umum bahwa makan terlalu banyak garam, gula, dan/atau lemak jenuh dikaitkan dengan peradangan kronis, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.

Namun, yang mungkin tidak disadari oleh masyarakat adalah bahwa semua kondisi ini berdampak pada otak dengan meningkatkan risiko demensia vaskular, yaitu penurunan aliran darah ke otak.

Bahan tambahan seperti pemanis buatan tertentu dan monosodium glutamat juga dapat mengganggu produksi dan pelepasan bahan kimia otak seperti dopamin, norepinefrin, dan serotonin, yang dapat berdampak buruk pada kesejahteraan mental dan emosional.

Masalah lain dengan makanan ultra proses adalah makanan tersebut mungkin membuat ketagihan.

“Makanan olahan memiliki lebih banyak kesamaan dengan rokok dibandingkan makanan alam,” kata Ashley Gearhardt, profesor psikologi di Universitas Michigan, Ann Arbor.

Karena makanan ini biasanya sangat enak, sekitar 14 hingga 20 persen orang dewasa dan 12 hingga 15 persen anak-anak dan remaja mengalami kecanduan ultra processed foods

Dengan mengonsumsi makanan ultra olahan, orang mulai mengabaikan “makanan enak” seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

Baca juga: Hati-hati, Makanan Ultra Proses Sebabkan Anak Obesitas Saat Dewasa

Leave a comment