Informasi Terpercaya Masa Kini

Terungkap Sikap Tak Terduga Iptu Rudiana Malam Kejadian 2016,Benturkan Kepala di Kamar Mayat

0 9

TRIBUN-MEDAN.com – Ada sikap tak terduga yang dilakukan ayah Eky, Iptu Rudiana saat berada di kamar mayat pada 2016 silam.

Ia membenturkan kepalanya ke tembok saat melihat mayat Eky.

Hal ini diungkap oleh teman Eky, Fransiskus Marbun.

Menurut Frans, Iptu Rudiana tak mengenakan seragam polisi saat di rumah sakit.

Saat Iptu Rudiana tiba, Frans dan rekan-rekannya sudah berada di kamar mayat.

“Jadi kami duluan yang sampai, jadi beliau (Rudiana) sampai langsung melihat anaknya. Kami ketemunya di ruang mayat, bukan di luarnya,” kata Frans dikutip dari YoTube Diskursus.net, Rabu (21/8/2024), dilansir TribunnewsBogor.com.

Saat Iptu Rudiana masuk kamar mayat, Frans mengaku melihat raut wajah sedih ayah Eky.

Iptu Rudiana bahkan tak kuasa membendung air matanya saat melihat sang putra meninggal dunia.

“Jadi datang ke situ langsung ekspresi sedih, nangis-nangis.”

“Keluar air mata, tapi nangisnya nangis cowok gitu, gak begitu keras nangisnya,” ungkap Frans.

Tak hanya itu, Frans juga melihat Iptu Rudiana membenturkan kepala ke tembok kamar mayat.

Namun, kata dia, bukan membenturkan kepala sekeras-kerasnya.

“Abis itu benturin kepalanya ke tembok, bukan sengaja dibenturin gitu. Mungkin kayak merasa bener gak sih, bener gak sih meninggal, menurut saya kayak gitu,” terangnya.

Kendati berteman dengan Eky, Frans mengaku tak mengetahui ayah Eky merupakan seorang polisi.

Dia hanya tahu nama ayah Eky adalah Rudiana.

“Ada yang ngomong temen-temen juga, (Eky) anaknya Rudiana, anaknya Rudiana. Cuman saya gak tahu kalau Pak Rudiana ini polisi,” tuturnya.

Frans mengaku baru tahu ayah Eky polisi saat malam kejadian pada 27 Agustus 2027 di rumah sakit.

“Baru tahu waktu di kamar jenazah. Di situ, di malam itu saya baru tahu kalau bapaknya polisi,” tandasnya.

Padahal, sebelumnya dia pernah bertemu satu kali dengan Iptu Rudiana ketika berkunjung ke rumah Eky.

Namun, pertemuan itu hanya berlangsung singkat dan selintas.

Kesaksian Fransiskus

Sebelumnya, Frans memberikan kesaksian pada hari tewasnya Vina dan Eky, delapan tahun silam.

Selain sebagai teman, diketahui Frans merupakan pemilik helm dan sepatu yang dipakai Eky.

Frans meyakini kematian Vina dan Eky disebabkan karena kecelakaan, bukan pembunuhan.

Keyakinan itu datang dari bukti helm full face yang dipakai Eky.

Frans melihat langsung helm miliknya yang dipakai Eky hancur.

Helm berwarna merah putih itu sempat dibawa ke kamar jenazah sebelum akhirnya dijadikan barang bukti kasus tewasnya Vina dan Eky.

“Helm bagian depannya hancur, yang hancur bagian mulut. Tapi kaca masih ada,” kata Frans, dikutip dari kanal YouTube Uya Kuya TV, Selasa (12/8/2024).

Frans mengatakan, helm yang dipakai Eky memiliki tingkat kekerasan yang tinggi, sehingga tak akan rusak hanya karena dipukul.

“Saya tahu helm itu keras banget. Nggak bisa pecah kalau dipukul pakai palu. Pasti mental kalau dipukul,” urainya.

Selain helm, luka-luka di tubuh Eky juga membuat Frans meyakini temannya itu mengalami kecelakaan.

“Di kamar mayat, lihat muka Eky sudah hancur, gigi rontok hilang, beberapa masih ada. Muka sudah membiru dan membengkak,” bebernya.

Uya Kuya kemudian menanyakan keyakinan Frans apakah Vina dan Eky tewas kecelakaan atau faktor lain.

“Kamu yakin, ada pembunuhan dan pemerkosaan, atau ini kecelakaan?” tanya Uya Kuya.

“Menurut saya masuk akal (kecelakaan) sih. Malam itu tidak ada curiga dan segala macam. Tahunya kecelakaan gitu aja,” pungkasnya.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram , Twitter dan WA Channel

Leave a comment