Top 3 Dunia; Survei Ungkap Masyarakat Indonesia Taat Beribadah dan Gereja St. Ann Dijual ke Komunitas Muslim
TEMPO.CO, Jakarta – Top 3 dunia pada 21 Agustus 2024, diurutan pertama berita tentang sebuah survei yang mengungkap masyarakat Indonesia yang paling taat beribadah di dunia. Survei dilakukan dilakukan Pew Research Center tentang komitmen beragama di 102 negara dalam rentang waktu 2008 hingga 2023.
Diurutan kedua top tiga dunia, berita pembelaan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov soal turis Rusia yang dianggap kerap berulah di Bali. Ia meyakinkan pihaknya sedang berupaya membuat warga negara Rusia yang berpelesir di Pulau Dewata untuk mengikuti peraturan yang ada.
Bukan hanya itu, dia pun tidak percaya pada tuduhan turis Rusia adalah yang terburuk, atau perilaku mereka tidak baik. Duta Besar Tolchenov mencatat ada sekitar 40 sampai 45 ribu warga negara Rusia di Bali saat ini.
Berikut top 3 dunia selengkapnya:
1. Survei Menunjukkan Indonesia Negara Paling Taat Beribadah di Dunia
Hasil survei yang dilakukan Pew Research Center tentang komitmen beragama di 102 negara dalam rentang waktu 2008 hingga 2023, menemukan Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia mencatat ketaatan beragama tertinggi, dengan 98 persen penduduknya memprioritaskan agama dan 95 persen melakukan ibadah setiap hari, diikuti oleh Senegal dan Pakistan.
Selama satu setengah dekade terakhir, Pew Research Center telah melakukan survei yang berfokus pada agama di seluruh dunia. Dua pertanyaan yang diajukan adalah: “Seberapa penting agama dalam hidup Anda?” dan “Seberapa sering Anda beribadah?”
“Dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan ini, kami melihat pola yang secara luas serupa di 102 negara dan wilayah yang kami survei antara tahun 2008 dan 2023,” kata Jonathan Evans, periset senior yang berfokus pada riset agama, dalam situs resmi Pew Research Center, yang dilansir 9 Agustus 2024.
Dari hasil jajak pendapat dengan dua ukuran tersebut, tempat-tempat yang paling religius cenderung berada di sub-Sahara Afrika, Amerika Latin, dan wilayah Timur Tengah-Afrika Utara. Tempat-tempat yang paling tidak religius cenderung berada di Eropa dan Asia Timur.
Baca selengkapnya di sini
2. Duta Besar Sergei Tolchenov Tanggapi Isu Turis Rusia Banyak Berulah di Bali
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov buka suara atas isu turis-turis Rusia yang dianggap kerap berulah di Bali, dalam berbagai kasus yang dilaporkan media nasional beberapa tahun belakangan. Ia mengatakan pihaknya sedang berupaya membuat warga negara Rusia yang berpelesir di Pulau Dewata untuk mengikuti peraturan yang ada.
Sejak terjadi banjir turis asing di Bali seusai pandemi Covid-19 melandai, banyak media melaporkan wisatawan dari Rusia melanggar norma adat, menerobos aturan lalu lintas, hingga melakukan tindak pidana. Gubernur Bali I Wayan Koster sempat mengusulkan pada 2023 pencabutan layanan visa yang diterbitkan saat kedatangan (Visa on Arrival) bagi warga negara Rusia juga Ukraina. Koster mengatakan keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan maraknya laporan warga dua negara tersebut yang kerap melakukan pelanggaran hukum di Bali.
Kabar-kabar tentang para wisatawan tersebut juga pernah menuai komentar dari berbagai figur, dari Ketua MPR RI Bambang Soesatyo hingga Yasonna Laoly, yang baru dicopot dari jabatan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Tolchenov mencatat ada sekitar 40 sampai 45 ribu warga negara Rusia di Bali saat ini. Sedangkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali yang diperbarui per 19 Februari 2024, terdapat 144.104 wisatawan dari Rusia yang datang langsung ke Bali.
Baca selengkapnya di sini
3. Geger Gereja St.Ann di New York Dijual ke Komunitas Muslim
Gereja katolik Roma Diocese of Buffalo di New York buka suara atas penjualan sebuah gereja bersejarah bernama gereja St.Ann ke komunitas muslim di New York. Kabar soal penjualan gereja ini geger setelah sebuah media sosial mengunggah kesepakatan jual-beli dan memicu kemarahan warga.
Gereja St. Ann dibangun pada 1886 dan ditutup pada 2007 karena jumlah umat paroki tidak cukup untuk membuat gereja itu bertahan sehingga pada 2022 dijual ke sebuah perusahaan. Pada awal bulan ini disebutkan Gereja St.Ann sebagai contoh kurangnya umat kristiani di wilayah sekitar.
“Dijual ke komunitas Islam senilai USD250 ribu (Rp3.8 miliar) yang akan mengubah gereja bersejarah ini menjadi sebuah masjid,” kata sebuah akun X bernama pastor R. Vierling. Unggahan itu sudah dilihat sampai 11 juta kali.
Diocese of Buffalo mengatakan masalah finansial jelas menjadi alasan utama penjualan gereja St.Ann. untuk memperbaiki gereja itu biayanya lebih dari USD30 juta (Rp464 miliar). Joe Martone juru bicara Diocese of Buffalo mengatakan itu adalah jumlah uang yang sangat besar untuk memperbaiki kondisi gereja dan di luar kemampuan pihaknya.
Baca selengkapnya di sini
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini