Informasi Terpercaya Masa Kini

Memahami Cara Menghitung Nilai Wajar Saham

0 56

Berinvestasi merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh masyarakat. Untuk berinvestasi, setiap investor juga wajib mengetahui cara menghitung nilai wajar saham lengkap.

Perhitungan nilai saham dapat dilakukan setelah mampu menganalisis dan melihat kondisi dengan cermat. Proses ini penting untuk mengevaluasi seluruh saham yang akan diinvestasikan.

Perhitungan nilai saham ini bertujuan agar modal yang dikeluarkan tidak sia-sia. Berkaitan dengan itu, berikut ini cara menghitung nilai wajar saham selengkapnya.

Cara Menghitung Nilai Wajar Saham Cara Menghitung Nilai Wajar Saham (Pexels)

Harga wajar saham adalah harga yang dinilai adil berdasarkan analisis fundamental terhadap kinerja keuangan perusahaan yang menerbitkan saham. Analisis ini meliputi berbagai faktor seperti laba bersih, pertumbuhan pendapatan, arus kas, dividen, dan faktor lain yang mempengaruhi perusahaan. Berikut ini 7 cara menghitung nilai wajar saham dan contohnya.

1. Earning per Share

Earning per Share atau EPS digunakan dengan cara pembagian antara laba bersih perusahaan dan saham yang beredar. Nilai ini dianggap wajar tergantung pada industri dan faktor lain yang mempengaruhi perusahaan. Semakin besar EPS, maka semakin besar pula nilai atau harga saham perusahaan.

Contoh perhitungannya yakni jika saham suatu perusahaan saat ini adalah Rp10.000 dan EPS-nya Rp500, maka perhitungan harga wajar sahamnya yakni:

Harga Wajar Saham = Harga Saham : EPS

Harga Wajar Saham = Rp10.000 : Rp500

Harga Wajar Saham = 20

Hasil senilai 20 menunjukkan harga saham itu adil atau seimbang jika perusahaan mampu mempertahankan EPS-nya. Jika harga saham saat ini di atas harga wajar, artinya harga itu mahal dan layak dijual. Namun jika harganya di bawah harga wajar, maka saham dianggap murah dan layak dibeli.

2. Dividend Yield

Dividend Yield digunakan untuk menghitung rasio dividen per saham dengan harga saham. Dividen tersebut merupakan pembagian keuntungan kepada para pemilik saham yang dibagi periodik.

Dividend Yield menunjukkan persentase dividen yang diterima investor. Semakin tinggi DY maka tinggi pula pembayaran dividen.

Contohnya yakni sebagai berikut:

Perusahaan PT ABC memiliki saham yang harganya Rp1.000 dan membayar dividen per saham Rp50. Dividend Yield perusahaan tersebut adalah 5% yang diperoleh dari rumus berikut:

DY = Dividen Per Lembar Saham : Harga Per Lembar Saham x 100%

DY = Rp50 : Rp1.000 x 100%

DY = 5%

Cara Menghitung Nilai Wajar Saham (Pexels) 3. Price to Book Value

Price to Book Value (PBV) berbeda dengan Book Value. Book Value merupakan modal perusahaan, sementara PBV digunakan untuk menghitung rasio harga saham per lembarnya dengan nilai buku per lembar saham.

Nilai buku itu adalah nilai aset bersih perusahaan yang dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Metode ini menunjukkan seberapa besar nilai pasar perusahaan dibandingkan nilai bukunya.

Semakin tinggi PBV suatu saham, makin mahal pula harganya. Contohnya yakni perusahaan PT DEF memiliki saham Rp1.200 per lembar dan nilai buku per sahamnya Rp800. PBV perusahaan PT DEF adalah:

PBV = Harga Saham ÷ Nilai Buku Per Lembar Saham

PBV = Rp1.200 ÷ Rp800

PBV = 1,5

Rasio PBV rata-rata industri adalah sebesar 1,3. Oleh sebab itu, dapat diketahui harga saham perusahaan LMN sedikit overvalued.

4. Price to Earning Share

Cara menghitung nilai wajar saham yang berikutnya adalah dengan metode Price to Earning Share (PER). PER adalah rasio harga saham per lembar dengan EPS yang dihasilkan perusahaan.

EPS merupakan laba bersih perusahaan yang dibagi dengan jumlah saham yang beredar. PER menunjukkan seberapa besar investor membayar per unit pendapatan perusahaan.

Semakin tinggi PER, harga saham pun semakin mahal. Contohnya perusahaan PT GHI memiliki saham Rp2.000 dengan laba bersih Rp200. Perusahaan PT GHI memiliki PER senilai 10 yang diperoleh dari:

PER = Harga Saham ÷ Laba Bersih (EPS)

PER = Rp2.000 ÷ Rp200

PER = 10

Cara Menghitung Nilai Wajar Saham (Pexels) 5. Price Earning to Growth Ratio

Price Earning to Growth Ratio (PEG) merupakan salah satu metode dalam cara menghitung harga saham. Metode ini merupakan penggabungan antara PER dan pertumbuhan EPS di perusahaan.

Jika perhitungan PEG lebih rendah, maka harga saham pun murah. Contohnya yakni perusahaan PT JKL memiliki saham senilai Rp3.000 dan EPS senilai Rp300.

Pertumbuhan EPS perusahaan dalam setahun terakhir adalah 20%. PER perusahaan itu adalah 10 karena Rp3000 dibagi Rp300. PEG perusahaan adalah 0,5 karena:

PEG = PER ÷ pertumbuhan EPS

PEG = 10 ÷ 20%

PEG = 0,5

6. Return on Equity

Return on Equity atau ROE juga merupakan salah satu metode sebagai cara menghitung nilai wajar saham. ROE merupakan rasio untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari modal.

Contohnya yakni perusahaan PT JKL memiliki pendapatan bersih Rp200 juta dengan total ekuitas Rp1 triliun. Perhitungan ROE PT JKL yakni:

ROE = Pendapatan Bersih ÷ Total Ekuitas x 100%

ROE = Rp200.000.000 ÷ Rp1.000.000.000 x 100%

ROE = 20%

7. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio atau DER merupakan rasio untuk mengukur utang perusahaan yang dibandingkan dengan modal. DER dapat dipakai sebagai metode menghitung harga wajar saham.

Semakin rendah DER maka rendah pula risiko perusahaan tidak membayar utang. Contohnya yakni perusahaan PT MNO memiliki uang Rp100.000.000.000 dan kekayaan senilai Rp200.000.000.000. DER perusahaan ini adalah:

DER = Total Utang ÷ Total Kekayaan Bersih

DER = Rp100.000.000.000 ÷ Rp200.000.000.000

DER = 0,5

Investor pun dapat membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan sejenis di industri yang sama untuk menentukan PT MNO undervalued atau overvalued.

Leave a comment