“Solo Wedding” Jadi Tren Bagi Perempuan Jepang, Apa Itu?
KOMPAS.com – Pernikahan adalah momen sakral yang biasanya dilakukan bersama pasangan.
Namun, di Jepang, sebuah tren pernikahan unik sedang berkembang. Tren tersebut adalah solo wedding atau pernikahan sendiri.
Baca juga: Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?
Seperti apa ya solo wedding yang sedang banyak dilakukan di Jepang ini?
Apa itu solo wedding?
Solo wedding adalah konsep di mana seorang perempuan merencanakan dan melaksanakan seluruh rangkaian acara pernikahan, tetapi tanpa kehadiran seorang pengantin laki-laki.
Dalam acara ini, pengantin perempuan dapat mengenakan gaun pengantin, berdandan, dan berpose untuk foto-foto pernikahan yang indah. Namun, tidak ada upacara pernikahan formal yang melibatkan pasangan sesungguhnya??.
Dirangkum dari Asahi, Kamis (9/5/2024) beberapa perempuan memilih solo wedding untuk merayakan pencapaian pribadi, seperti ulang tahun atau sekadar untuk merasakan pengalaman mengenakan gaun pengantin yang megah.
Tren ini memungkinkan perempuan untuk merayakan cinta dan komitmen terhadap diri mereka sendiri, tanpa perlu kehadiran pasangan.
Popularitas meningkat
Tren ini pertama kali mendapat perhatian pada 2014 dan terus berkembang hingga kini.
Salah satu perusahaan penyedia layanan solo wedding di Jepang, Petit Wedding, mencatat peningkatan signifikan jumlah klien dari tahun ke tahun.
Ini menunjukkan bahwa tren solo wedding makin diterima di kalangan perempuan Jepang, teritama yang berusia 20-30 tahun.
Baca juga: Di Balik Rendahnya Pernikahan di Indonesia: Antara Pergeseran Paradigma dan Menguatnya Gejala Waithood
Mengapa solo wedding popular di Jepang?
Ada beberapa alasan mengapa solo wedding semakin populer di Jepang.
Salah satunya adalah keinginan untuk merayakan momen penting dalam hidup, seperti ulang tahun atau pencapaian pribadi, dengan cara yang istimewa.
Beberapa perempuan juga ingin merasakan pengalaman mengenakan gaun pengantin impian mereka tanpa harus menunggu kehadiran pasangan.
Selain itu, tren ini juga mencerminkan perubahan sosial di Jepang.
Dikutip dari SCMP, Selasa (2/7/2024), saat ini banyak perempuan Jepang yang semakin mandiri. Mereka merasa tidak perlu terburu-buru menikah atau terikat dengan peran tradisional.
Bahkan, beberapa perempuan yang sudah menikah juga memilih melakukan solo wedding sebagai cara merayakan momen kebahagiaan mereka sendiri.
Hal ini dilakukan pada tahun 2018 oleh Yukie seorang perempuan menikah.
Yukie menjelaskan bahwa dia ingin menghidupkan kembali perasaan menjadi seorang pengantin dan secara simbolis mengucapkan selamat tinggal pada dirinya di masa lalu saat memulai awal yang baru.
“Solo wedding adalah tanda dari perubahan masa. Sekarang, lebih banyak perempuan Jepang yang bisa mandiri tanpa harus menikah, dan mereka tidak ingin terikat oleh peran tradisional (sebagai seorang istri),” ungkap salah seorang perencana di perusahaan pernikahan Jepang dikutip dari NDTV, Senin (8/7/2024).
Baca juga: Ramai soal Pesan Rias Wisuda untuk Pengantin di Acara Pernikahan, Apa Kerugiannya?
Tren ini juga memicu banyak diskusi publik.
“Solo wedding terlihat hebat. Ini membuktikan ada banyak cara untuk mendapatkan kebahagiaan. Yang paling penting adalah untuk mencintai diri sendiri terlebih dahulu,” tulis salah satu pengguna layanan jasa ini.
Namun, komentar lain menanggapi tren ini secara lain.
“Meskipun tidak ada yang salah dengan itu, tapi memasangkan cincin ke tanganmu sendiri terlihat seperti orang kesepian,” ungkap pengguna lain.