Salah Strategi Bisa Bikin Bangkrut! Begini Skema Pembagian Keuntungan Bisnis yang Benar
GridFame.id – Keuntungan bisnis adalah sisa pendapatan atau hasil usaha setelah dikurangkan dengan semua biaya yang terkait dengan operasi bisnis.
Dalam konteks keuangan perusahaan, keuntungan sering kali didefinisikan sebagai selisih antara pendapatan total dan biaya total.
Keuntungan adalah salah satu indikator utama kesehatan keuangan suatu bisnis dan menjadi tujuan utama dari kegiatan ekonomi.
Komponen utama keuntungan bisnis melibatkan Pendapatan dan Biaya.
Pendapatan (Revenue) ini mencakup semua sumber penerimaan bisnis, baik itu dari penjualan produk atau layanan, pendapatan sewa, royalti, atau bentuk pendapatan lainnya.
Sedangkan Biaya (Costs) mencakup semua biaya yang terkait dengan produksi atau penyediaan produk atau layanan.
Termasuk biaya produksi, biaya operasional, biaya distribusi, biaya pemasaran, biaya administrasi, dan lain sebagainya.
Keuntungan dapat digunakan untuk pembiayaan pertumbuhan dan pengembangan bisnis, termasuk investasi dalam penelitian dan pengembangan, ekspansi operasional, akuisisi perusahaan lain, dan investasi modal.
Keuntungan dapat digunakan untuk membayar utang, bunga pinjaman, dan kewajiban keuangan lainnya.
Memahami dan mengelola keuntungan bisnis dengan bijaksana adalah kunci untuk menjaga kelangsungan hidup dan kesuksesan jangka panjang suatu bisnis.
Analisis keuangan yang cermat dan perencanaan strategis sangat penting untuk mencapai tujuan keuangan dan operasional yang diinginkan.
Baca Juga: Jangan sampai Kisruh! Begini Aturan Pembagian Keuntungan Bisnis dengan Partner
Sistem pembagian keuntungan bisnis dapat bervariasi tergantung pada struktur bisnis, perjanjian mitra, dan tujuan strategis.
Berikut adalah beberapa pendekatan umum untuk sistem pembagian keuntungan:
1. Persentase kepemilikan
Jika bisnis dimiliki oleh beberapa pemilik atau mitra, persentase kepemilikan setiap pihak dapat menentukan seberapa besar bagian keuntungan yang diterima.
Misalnya, jika Anda memiliki 60% saham dan mitra Anda memiliki 40%, keuntungan dapat dibagi sesuai dengan persentase kepemilikan masing-masing.
2. Perjanjian Kontrak
Penting untuk memiliki perjanjian kontrak yang jelas dan rinci yang mengatur pembagian keuntungan.
Dokumen ini harus mencakup persentase pembagian keuntungan, kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan bonus atau dividen tambahan, dan segala hal lain yang relevan dengan pembagian keuntungan.
3. Kontribusi Modal dan Tenaga Kerja
Jika beberapa pemilik memberikan kontribusi modal yang lebih besar, sementara yang lain memberikan tenaga kerja atau keterampilan khusus, pembagian keuntungan dapat dipertimbangkan berdasarkan kontribusi masing-masing pihak.
4. Metode Performa
Baca Juga: Pemula Wajib Catat! Ini 3 Langkah Sederhana Memutar Uang Bisnis Agar Cepat Berkembang dan Dapat Keuntungan Maksimal
Pembagian keuntungan dapat bergantung pada kinerja bisnis, misalnya, jika suatu departemen atau tim mencapai target penjualan tertentu, mereka dapat memperoleh bagian keuntungan yang lebih besar.
5. Reinvestasi dan Distribusi
Sebagian keuntungan dapat dialokasikan untuk reinvestasi dalam bisnis, sementara sisanya dibagikan kepada pemilik atau mitra.
Keputusan ini dapat didasarkan pada kebutuhan bisnis untuk pertumbuhan atau pengembangan lebih lanjut.
6. Dividen Tetap atau Bonus
Pemilik atau mitra dapat menerima dividen tetap atau bonus yang telah ditetapkan sebelumnya, terlepas dari kinerja bisnis, hal ini dapat memberikan kepastian finansial kepada pemilik.
7. Klausul Pengelolaan Risiko
Jika bisnis memiliki risiko yang lebih tinggi, pemilik atau mitra dapat sepakat untuk mengalokasikan sebagian keuntungan untuk menangani risiko tersebut sebelum pembagian keuntungan.
Penting untuk dicatat bahwa tidak ada satu metode pembagian keuntungan yang sesuai untuk semua bisnis.
Setiap bisnis memiliki keunikan dan dinamika sendiri, jadi penting untuk melakukan pembicaraan terbuka, jujur, dan transparan dengan mitra bisnis Anda serta mendokumentasikan kesepakatan dalam perjanjian kontrak yang sah.
Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk melibatkan ahli hukum atau konsultan keuangan untuk membantu menyusun perjanjian yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Saldo Nambah Tapi Bikin Pusing, Ini Risiko Fatal Mencampurkan Dana Pribadi dan Penghasilan Bisnis