Faisal Basri soal Rencana Pemerintah Buat Family Office: Jangan Berkhayal
TEMPO.CO, Jakarta – Ekonom senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menanggapi rencana pemerintah membentuk family office atau kantor keluarga di Tanah Air. Ia tak yakin rencana itu bakal sukses menarik dana orang super kaya untuk disimpan di Indonesia.
“Jangan berkhayal,” kata Faisal, di Business Park, Jalan Raya Merula Ilir, Jakarta Barat, Selasa, 8 Juli 2024.
Menurut dia, pemerintah harus bisa membuat orang percaya terlebih dahulu untuk menempatkan dananya di Tanah Air. Mereka harus merasa aman, nyaman dan yakin dananya akan terus berkembang jika disimpan di dalam negeri.
Sebab, saat ini saja masih banyak orang kaya Indonesia yang lebih memilih menyimpan uangnya di luar negeri. “Uang orang-orang Indonesia banyak di luar negeri semua sekarang,” kata Faisal.
Dari catatannya, menurut Faisal, tak sedikit uang dari orang kaya Indonesia yang malah parkir di luar negeri.
“Uang dari Indonesia kini banyak gentayangan di luar negeri, seperti di Hong Kong, Singapura, adalah duit milik orang Indonesia. Bagaimana Anda berharap orang asing percaya, warganya sendiri enggak percaya (menaruh uang di Indonesia),” ucap dia.
Awalnya rencana ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menyetujui dan memanggil sejumlah menteri dan pejabat untuk membahas skema pembentukannya.
Luhut menyatakan dirinya sedang menyusun regulasi terpadu terkait family office. Salah satu regulasi yang bakal ditetapkan adalah orang yang menaruh uangnya di family office tidak dikenakan pajak, tetapi diharuskan berinvestasi, yang akan dikenakan pajak. “Dan investasi nanti akan kita pajaki,” kata Luhut melalui akun Instagram resmi @luhut.pandjaitan, dikutip Tempo pada 2 Juli lalu.
Pilihan Editor: Pemerataan Pembangunan Masih Tersentralisasi di Jawa, Faisal Basri: Gagal Total