Telkomsel Ogah Banting Harga, Begini Strateginya Tarik Pelanggan
Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menyampaikan bahwa sejumlah inisiatif yang disediakan perusahaan melalui superapp MyTelkomsel dilakukan untuk menghindari perang harga.
Direktur Utama Telkomsel Nugroho mengatakan bahwa inisiatif Telkomsel melalui MyTelkomsel ini untuk menyasar segala kehidupan yang bersifat lebih ke pengguna.
Sederet inisiatif yang dimaksud adalah dengan menghadirkan beragam fitur unggulan seperti health, travel, payment, entertainment, dan commerce hingga pembayaran tagihan di dalam satu aplikasi.
Baca Juga : Telkomsel Ingin MyTelkomsel Bisa Dipakai Bayar Parkir hingga Cicil Rumah
“Dan itulah strategi yang sebetulnya menarik menghindari price war. Jadi jangan kita banting-bantingan harga, akhirnya jadi gratis-gratisan. Tidak akan sustainable. Karena setiap quality of service yang kita deliver butuh investasi,” kata Nugroho dalam acara Media Gathering Telkomsel 2024, dikutip Kamis (8/8/2024).
Sebab, menurut Nugroho, setiap perkembangan teknologi membutuhkan teknologi. “Jadi bukan kita maruk, bukan kita serakah, tetapi ini realita yang mesti kita terima bahwa setiap perkembangan teknologi butuh investasi yang nanti akan dinikmati lagi oleh para pelanggan kita,” ujarnya.
Baca Juga : : Telkomsel Ungkap Perbedaan Pengembangan FMC di RI dengan AS dan Eropa
Nugroho menuturkan bahwa Telkomsel telah berkontribusi 1,6% terhadap pertumbuhan produk domestik bruto atau gross domestic product (GDP), sedangkan ekonomi digital sebesar 4,2%.
Sementara itu, pertumbuhan GDP di negara maju telah mencapai 10%. Untuk itu, Nugroho menyebut bahwa masih ada potensial untuk tumbuh, terutama untuk segmen home broadband. Pasalnya, Nugroho menyampaikan bahwa penetrasi home broadband di Indonesia masih sangat rendah.
Baca Juga : : Ada IndiHome, Pendapatan Telkomsel Melesat 29,9% YoY Semester I/2024
“Walaupun broadband secara keseluruhan 75% kira-kira, tetapi kalau home broadband itu cuma kurang dari 15%. Masih ada 85% dan itu tentu banyak yang low segmen, 60%-nya gen Z,” tuturnya.
Jika ditinjau dari sisi kinerja, VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel Saki Hamsat Bramono mengatakan bahwa pendapatan yang direngkuh Telkomsel mencapai Rp57,17 triliun pada enam bulan pertama 2024.
Pendapatan Telkomsel naik 29,9% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu hanya Rp44 triliun.
Pertumbuhan pendapatan Telkomsel didorong dari integrasi layanan Telkom Indonesia, yaitu Indihome per 1 Juli 2023. Kini, Indihome masuk menjadi bagian dari bisnis-bisnis Telkomsel. Adapun, saat ini Telkomsel sudah mencapai lebih dari 9 juta pelanggan fixed broadband.
“Hal ini dikarenakan pada saat spin-off tahun lalu, 1 Juli 2023, di mana Indihome masuk ke Telkomsel pencatatan reviunya Indihome belum tercatat di semester I tahun lalu sehingga di semester I tahun ini baru dicatatkan sehingga kami mengalami kenaikan [pendapatan] yang cukup eksponensial sebesar 29,9%,” jelas Saki.
Sama halnya dengan digital business yang tumbuh 4,9% yoy dari Rp37,69 triliun pada semester I/2023 menjadi Rp39,53 triliun pada semester I/2024.
Alhasil, Telkomsel mampu mengantongi laba bersih senilai Rp11,07 triliun sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Angkanya naik 3,2% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp10,74 triliun.
Sementara itu, pelanggan mobile Telkomsel tercatat mampu mencapai 159,88 juta atau tumbuh 4,3% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 153,27 juta pelanggan.
Telkomsel juga mencatat pelanggan Indihome atau fixed broadband untuk consumer bisnis mencapai 9,1 juta pada semester I/2024.
“Saat ini kami sudah mempunyai 159 juta pelanggan mobile seluler mencapai 97% populasi di seluruh Indonesia dan juga mempunyai BTS lebih dari 265.900,” tandasnya.