Informasi Terpercaya Masa Kini

Mabes Akhirnya Panggil Joni Kala Pemanjat Tiang Bendera yang Gagal Jadi TNI dan Tagih Janji Jokowi

0 14

BANGKAPOS.COM – Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) memanggil Yohanes Gama Marschal Lau atau Joni Ande Kala atau Joni Kala untuk tes jadi TNI lagi.

Mabes akhirnya memanggil Joni Kala bocah pemanjat tiang bendera 17 Agustus 2018 di NTT usai viral gagal jadi TNI dan tagih janji Jokowi.

Joni Kala (19) masih diberikan kesempatan untuk mengikuti seleksi prajurit TNI AD tahun 2024 atau seleksi prajurit yang digelar Kodam IX/Udayana.

Seperti diketahui, kisah pemanjat tiang bendera 17 Agustus di NTT Joni Kala tidak lulus TNI hingga menagih janji Jokowi viral di media sosial..

Bagi yang lupa, Joni Kala adalah pemanjat tiang bendera 17 Agustus di NTT yang viral pada 2018 silam.

Nama lengkap pemanjat tiang bendera itu adalah Yohanes Gama Marschal Lau atau Joni Ande Kala atau Joni Kala.

Pada 2018, kisah Joni Kala viral  karena memanjat tiang bendera pada saat upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Setelah viral, ia diundang ke istana dan sempat dijanjikan Presiden Jokowi masuk TNI.

Joni Kala masih SMP kala itu dan cita-citanya mau menjadi anggota TNI.

Pada saat itu, Joni merupakan pelajar kelas 1 SMP Negeri Silawan.

Joni memberanikan diri memanjat tiang bendera setelah tali yang akan digunakan untuk mengikat Bendera Merah Putih terlepas dan tersangkut di ujung tiang bendera.

Saat upacara itu, Wakil Bupati Belu JT Ose Luan meminta Joni untuk naik ke atas podium.

“Saya bangga dengan perjuangan dia (Joni) memanjat tiang bendera.

Saya katakan ke dia bahwa perjuangan para pahlawan dulu untuk memperjuangan negara ini begitu besar,” tutur Ose.

Singkat cerita, Joni Kala besar dan lulus SMA pada 2024.

Namun ia tidak lulus TNI karena tinggi badan yang diduga kurang.

Pemuda yang baru tamat di SMA Negeri 1 Atambua tahun 2024 ini pun harus kembali berusaha karena cita-citanya menjadi abdi negara belum terealisasi.

“Saya tidak lolos tes karena tinggi badan saya hanya 157 sentimeter,” ungkap Joni, saat menghubungi Kompas.com melalui telepon genggam, Minggu (4/8/20224).Sehingga dia tinggal bersama salah satu anggota TNI di asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 744 Satya Yudha Bhakti.

Joni pun selalu rajin berolahraga dan hidup penuh disiplin.

Setelah lulus SMA, Joni berangkat ke Kota Kupang untuk mengikuti seleksi Penerimaan Bintara TNI AD 2024.

Seleksi awal merupakan validasi di Ajenrem 1604/Wirasakti Kupang.

Setelah dilakukan pemeriksaan awal, Joni dinyatakan tidak lulus.

Menurutnya, dia gagal pada tinggi badan sehingga disuruh untuk kembali mempersiapkan diri untuk seleksi kali berikut.

“Untuk saat ini mungkin persiapan fisik. Saya akan usahakan sebisa mungkin,” ungkap dia.

Joni mengaku sedih saat diumumkan dirinya gugur akibat tinggi badan yang belum memenuhi syarat dalam penerimaan Bintara TNI AD.

Ingin membahagiakan ibu dan keluarga

Meski begitu, Joni tak berkecil hati.

Dia tetap akan lebih giat berolahraga sehingga saat seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun berikutnya bisa lulus.

Keinginannya pun sederhana, ingin membahagiakan ibunya dan keluarga, serta membanggakan ayahnya yang telah meninggal dunia beberapa waktu lalu.

“Cita-cita saya hanya satu, ingin menjadi anggota TNI, sehingga saya akan mencoba lagi,” kata Joni, yang sedang dalam perjalanan pulang dari Kota Kupang menuju rumahnya di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu.

Dulu Dijanjikan Jokowi

Sebelumnya, kisah Joni sempat viral karena memanjat tiang bendera pada saat upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2018 silam.

Kala itu ia sempat dijanjikan Presiden Jokowi masuk TNI saat kecil.

Joni merasa sedih lantaran justru gagal dalam tes TNI meski sudah dijanjikan Presiden Jokowi langsung lulus.

Ia lantas menceritakan kembali pengalamannya yang dijanjikan Presiden Jokowi menjadi TNI saat besar.

“Saya ditanya langsung oleh bapak Presiden mau minta apa ke bapak Presiden, saya jawab yang pertama minta sepeda, dan yang kedua minta perbaiki rumah dan yang ketiga ditanya Bapak Presiden cita cita kamu apa, saya langsung menjawab cita cita saya menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia, langsung dijawab bapak Presiden ‘kamu langsung daftar aja ke Panglima TNI langsung diterima’ dari situ saya ketemy bapak Panglima TNI dan diprioritaskan masuk tentara, dan pada tahun 2024 saya mengikuti tes saya gagal,” katanya dilansir dari akun instagran @terang_media, Senin (5/8/2024).

Karena tak lolos, Joni merasa kecewa.

Joni bahkan meminta bantuan dari Presiden Jokowi dan Panglima TNI agar meloloskannya.

“Saya minta bantuan kepada bapak Presiden dan Panglima serta jajarannya minta bantuan loloskan saya sebagai anggota TNI, sekian dan terima kasih,” tutupnya.

Kini Joni Dipanggil Mabes TNI untuk Tes Lagi

Kini Joni Kala dipanggil Mabes TNI untuk ikut tes seleksi prajurit TNI AD tahun 2024 atau seleksi prajurit yang digelar Kodam IX/Udayana.

Joni diberikan kesempatan untuk melanjutkan serangkaian tes yang berlangsung di Kota Kupang, wilayah Korem 161/WS.

Kolonel Inf Agung Udayana mengatakan, salah satu syarat tak lolosnya Joni karena tinggi badan.

“Utamanya karena tinggi badan persyaratan minimal 163 sentimeter, sedangkan daerah tertinggal seperti di wilayah NTT dengan ketentuan khusus 160 sentimeter, sedangkan yang bersangkutan tingginya hanya 155,8 sentimeter.

Namun ini masih tahap administrasi,” ujar Agung saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/8/2024).

Agung pun menanggapi pemberitaan yang viral karena Joni memeroleh piagam penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud berkat aksi heroik Joni saat Upacara Peringatan HUT ke- 73 RI.

Penghargaan itu menjadi bahan pertimbangan pimpinan Angkatan Darat agar Joni bisa melanjutkan tes seleksi prajurit.

“Terkait piagam penghargaan tersebut telah dilaporkan ke Mabes AD. Perintah dari Mabes AD untuk diberikan kesempatan mengikuti tes, nanti akan kita gali apakah ada potensi-potensi yang lebih di bidang lainnya,” kata dia.

Agung menjelaskan, tes yang akan dijalani Joni selanjutnya meliputi tes kesehatan, postur, jasmani dan akademik hingga psikotes.

“Adapun proses seleksi dari Kodam IX/Udayana sudah dimulai hari ini. Dengan serangkaian tes yang sudah disiapkan untuk nantinya dilaporkan ke Mabes TNI AD selaku pengambil keputusan akhir,” kata dia.

“Nah kalau memang ada poin-poin potensi yang bersangkutan sebagai keunggulan khusus yang bisa menutup kekurangan tadi, ya kita laporkan ke Mabes AD. Oleh karenanya, Joni tetap diikutkan. Nanti kita nilai secara keseluruhannya, kemudian datanya kita sampaikan ke Mabes AD . Mabes AD yang berikan keputusan,” tambahnya.

(Tribun Medan/ Bangkapos.com/kompas.com)

Leave a comment