Informasi Terpercaya Masa Kini

PM Bangladesh Mundur, Naik Helikopter Militer dan Lari ke India

0 14

KOMPAS.com – Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina (76) dilaporkan mundur dan kabur negaranya.

Surat kabar harian Prothom Alo pada Senin (5/8/2024) melaporkan, Sheikh Hasina bersama saudara perempuannya naik helikopter militer dan melarikan diri ke India.

Wanita yang memimpin Bangladesh selama 15 tahun itu disebut telah pergi ke “tempat perlindungan yang aman” dan jauh dari kediaman resmi Hasina.

Baca juga: Hampir 100 Orang Tewas dan Ratusan Terluka dalam Unjuk Rasa Tuntut PM Bangladesh Mundur

PM Bangladesh Sheikh Hasina dilaporkan mundur 

Diberitakan Sky News, Senin, laporan pengunduran diri Hasina dikonfirmasi oleh tentara serta Pejabat Komisi Tinggi Bangladesh di Delhi, India.

Setidaknya 95 orang meninggal dunia dan ratusan lain terluka dalam bentrokan pada Minggu (4/8/2024) setelah polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan pengunjuk rasa yang menuntut Hasina mundur.

Jumlah korban tewas, yang mencakup sedikitnya 13 polisi, merupakan yang tertinggi dalam satu hari dari semua aksi protes Bangladesh.

Angka tersebut melampaui 67 kematian yang dilaporkan pada 19 Juli lalu ketika mahasiswa turun ke jalan untuk menuntut pencabutan kuota pegawai pemerintah.

Protes nasional dimulai sebulan lalu, setelah putusan Pengadilan Tinggi Bangladesh menetapkan untuk memperkenalkan kembali sistem kuota di negara ini.

Dilansir dari Middle East Eye, Senin, pemerintah memutuskan menyediakan 30 persen kuota pegawai negeri untuk keturunan veteran yang bertempur dalam perang kemerdekaan Bangladesh pada 1971.

Protes massal terhadap sistem kuota yang dipimpin oleh mahasiswa yang meyakini tindakan tersebut sebagai anti-meritokrasi pun pecah.

Aksi protes tersebut ditindak tegas oleh pihak berwenang selama beberapa minggu, yang menyebabkan lebih dari 200 pengunjuk rasa meninggal dunia pada Juli lalu.

Kematian ratusan orang itu pun memicu protes lebih lanjut yang menuntut pertanggungjawaban dan pemecatan Hasina, yang telah memimpin Bangladesh sejak 2009.

Baca juga: Bangladesh Akhirnya Ubah Aturan Kuota PNS Selepas Ratusan Tewas dalam Kerusuhan

Hasina bantah gunakan kekerasan terhadap demonstran

Sementara itu, diberitakan Reuters, Senin, Pemerintah Bangladesh untuk pertama kalinya sejak kerusuhan mengumumkan jam malam nasional tanpa batas waktu mulai pukul 18.00 pada Minggu.

Pemerintah setempat juga telah mengumumkan hari libur umum selama tiga hari mulai hari hari ini, Senin.

Kerusuhan, yang mendorong pemerintah untuk menutup layanan internet, merupakan ujian terbesar Hasina dalam belasan tahun pemerintahannya.

Hasina tercatat memenangkan masa jabatan keempat berturut-turut dalam pemilihan umum yang diboikot oleh oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh.

Kritikus Hasina, bersama dengan kelompok hak asasi manusia, menuduh pemerintahannya menggunakan kekerasan berlebihan terhadap pengunjuk rasa.

Namun, tuduhan tersebut segera dibantah oleh Hasina dan para menterinya.

“Mereka yang melakukan kekerasan bukanlah mahasiswa, melainkan teroris yang ingin mengganggu stabilitas negara,” kata Hasina.

“Saya mengimbau kepada rakyat senegara kita untuk menumpas para teroris ini dengan tangan besi,” lanjutnya.

Kantor polisi dan kantor partai berkuasa menjadi sasaran ketika kericuhan mengguncang negara berpenduduk 170 juta orang itu.

Tiga belas polisi dipukuli hingga tewas di distrik Sirajganj di wilayah barat laut. Sementara, sembilan lainnya tewas di distrik tempat dua rumah anggota parlemen dibakar.

Leave a comment