Gregoria Mariska Tunjung Bawa Pulang Medali,Selamatkan Wajah Indonesia di Olimpiade Paris 2024
Gregoria Mariska Tunjung Bawa Pulang Medali, Selamatkan Wajah Badminton Indonesia di Olimpiade Paris 2024
TRIBUNJATENG.COM – Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung dipastikan membawa pulang medali perunggu badminton Olimpiade Paris 2024.
Kepastian ini didapat Gregoria setelah lawannya di perebutan gelar juara ketiga, Carolina Marin dari Spanyol mengundurkan diri.
Marin terpaksa melewatkan kesempatan meraih medali lantaran mengalami cedera lutut seusai menghadapi He Bing Jiao (China).
Baca juga: Lucas Frigeri Jadi Pahlawan Adu Penalti, Arema FC Juara Piala Presiden 2024 Usai Kalahkan Borneo FC
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) juga telah mengonfirmasi raihan medali perunggu Olimpiade Paris 2024 bagi Gregoria.
Perunggu yang didapat Gregoria menjadi medali pertama bagi kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024.
Gregoria menjadi tunggal putri pertama Indonesia yang meraih medali di Olimpiade sejak Maria Kristin Yulianti meraih perunggu di Beijing 2008.
Gregoria juga menyelamatkan wajah bulu tangkis Indonesia setelah hampir mengulangi sejarah kelam 0 medali saat London 2012.
“Peraih medali emas Rio 2016 dan juara dunia tiga kali Carolina Marin dari Spanyol telah mengundurkan diri dari kompetisi Bulu Tangkis Olimpiade Paris 2024 karena cedera lutut kanan.”
“Rincian medis lebih lanjut akan menyusul pada waktunya.”
“Kami juga dapat mengonfirmasi bahwa pertandingan perebutan medali perunggu tunggal putri pada Senin, 5 Juli tidak akan berlangsung.”
“Dengan demikian medali perunggu akan akan diberikan kepada Gregoria Mariska Tunjung dari Indonesia,” tulis pernyataan BWF.
Gregoria Takluk Lawan An Se-young di Semifinal
Langkah Gregoria Mariska Tunjung memburu medali emas Olimpiade Paris 2024 pupus.
Di babak semifinal, Gregoria kalah melawan wakil Korea Selatan, An Se-young.
Namun Gregoria masih bisa pulang dengan membawa medali, yakni medali perunggu.
Di babak semifinal, Gregoria sudah berusaha mati-matian untuk mengalahkan An Se-young, Minggu (4/8/2024).
Pemain ranking kedelapan dunia ternyata belum bisa mengalahkan peringkat pertama, An Se-young.
Tampil di Porte de La Chapelle Arena, Paris, Prancis, Gregoria kalah melalui rubber game alias laga karet dengan skor 21-11, 13-21, 16-21.
Gim pertama dibuka dengan solir oleh Gregoria setelah dropshotnya mampu memaksa An Se-young melakukan kesalahan untuk membuahkan angka pertama.
Pemain asal Wonogiri, Jawa Tengah tersebut terus bermain rapat yang akhirnya membuahkan empat poin secara beruntun.
Pemain nomor satu dunia tersebut langsung memberikan perlawanan dengan meraih dua poin secara beruntun.
Akan tetapi, ketenangan pemain asal Wonogiri, Jawa Tengah itu menjadi pembeda saat dia mampu membuat An jatuh bangun.
Laga pun sempat dihentikan lantaran An Se-young mengeluhkan sakit di kakinya usai berupaya membendung pukulan Gregoria.
Pengembalian An yang tidak akurat membuat Gregoria merebut interval pertama dengan skor 11-6.
Selepas jeda, permainan sabar yang ditunjukkan tunggal putri 24 tahun itu membuat Indonesia kembali menjauh usai memenangi reli panjang.
Satu penempatan pukulan yang ciamik ditunjukkan Gregoria di depan net dan membuat An Se-young terjatuh lemas di lapangan.
Momentum tiga poin beruntun pemain peringkat kedelapan dunia itu sirna setelah An menunjukkan sambaran kerasnya di depan net.
Penampilan solid nan menghanyutkan kembali ditunjukkan Gregoria untuk membuat jarak sembilan angka dengan An Se-young di masa-masa krusial.
Gim pertama berhenti untuk kemenangan Gregoria 21-11 setelah pengembalian An Se-young tidak sampai ke seberang lapangan.
Challenge dari An Se-young yang belum membuahkan hasil membuat Gregoria membuka keunggulan lebih dulu pada gim kedua.
Kesempatan itu kembali hilang seiring penampilan An Se-young yang mulai membaik dengan serangan-serangannya.
Intensitas serangan dari ratu bulu tangkis dunia tersebut semakin tinggi dan membuat Gregoria terpaksa melakukan beberapa kesalahan.
Perlahan-lahan, Gregoria mulai mendekat dan memangkas ketertinggalan dari An menjadi satu poin saja.
Walau sempat melakukan kesalahan sendiri, An Se-young masih mampu menjaga keunggulannya atas Gregoria pada interval kedua dengan skor 11-9.
Selepas jeda, Gregoria langsung kehilangan satu poin melalui challenge berhasil dari An Se-young.
Gregoria terus melakukan perlawanan untuk memperkecil jarak dengan An melalui raihan tiga poin beruntunnya.
Kesalahan sendiri membuat Gregoria kembali sulit mengejar An yang berhasil merebut gim kedua dengan skor 21-13.
Penampilan dominan langsung ditunjukkan An Se-young yang menorehkan tiga poin beruntun di awal gim ketiga.
Momentum empat poin beruntun dari An akhirnya terhenti oleh aksinya sendiri yang gagal menyeberangkan kok ke sisi Gregoria.
Mendapatkan beberapa poin, Gregoria tak mampu meneruskan perlawanan dan harus menyerah pada interval gim ketiga dengan skor telak 3-11.
Selepas jeda, dominasi masih ditunjukkan An dengan pukulan kombinasinya yang begitu menyulitkan Gregoria.
Tertinggal enam angka, Gregoria mencoba untuk meningkatkan serangannnya melalui dropshot yang dia lancarkan beberapa kali.
Empat poin mampu dihasilkan Gregoria dengan membuat An Se-young jatuh bangun menghadapi pukulan-pukulan terbaiknya.
Reli panjang yang diakhiri dengan sembaran An di depan net membuat Indonesia berada dalam kondisi yang kurang menguntungkan di masa krusial.
Di sela-sela challenge yang dilakukan, Gregoria menyeka darah yang keluar dari lututnya untuk siap menjegal An yang meraih match point pertama.
Pertandingan berhenti untuk kemenangan An setelah tiga kali tertahan oleh Gregoria.
(*)