Informasi Terpercaya Masa Kini

Bangladesh Rusuh Lagi: 21 Tewas, Mahasiswa Minta PM Mundur

0 36

TEMPO.CO, Jakarta – Kerusuhan kembali pecah di Bangladesh. Jumlah korban tewas telah mencapai 21 orang dan puluhan lainnya terluka dalam bentrokan pada Minggu, 4 Agustus 2024 ketika polisi menembakkan gas air mata dan melemparkan granat kejut untuk membubarkan puluhan ribu pengunjuk rasa. Mereka menuntut Perdana Menteri Sheikh Hasina mundur dari jabatannya.

Protes mematikan meletup saat mahasiswa dan kelompok hak asasi manusia, menuduh pemerintahan Hasina menggunakan kekuatan berlebihan untuk membasmi gerakan tersebut. Tuduhan itu dibantah oleh Hasina dan para menterinya.

Para demonstran memblokir jalan raya utama pada hari Minggu saat pengunjuk rasa mahasiswa meluncurkan program non-kooperasi untuk menekan pengunduran diri pemerintah. Kekerasan menyebar ke seluruh negeri.

“Mereka yang berunjuk rasa di jalan saat ini bukanlah mahasiswa, tetapi teroris yang ingin mengganggu stabilitas negara,” kata Hasina setelah rapat panel keamanan nasional. “Saya mengimbau kepada seluruh rakyat untuk menumpas para teroris ini dengan tangan besi.”

Dua pekerja konstruksi tewas dalam perjalanan ke tempat kerja dan 30 orang terluka di distrik pusat Munsiganj, selama bentrokan tiga arah antara pengunjuk rasa, polisi dan aktivis partai berkuasa, kata para saksi. “Mereka dibawa ke rumah sakit dalam keadaan meninggal dunia dengan luka tembak,” kata Abu Hena Mohammad Jamal, pengawas rumah sakit distrik tersebut.

Polisi mengaku tidak menembakkan peluru namun beberapa bahan peledak rakitan diledakkan. Daerah itu pun berubah menjadi medan pertempuran.

Di distrik timur laut Pabna, sedikitnya tiga orang tewas dan 50 orang terluka selama bentrokan antara pengunjuk rasa dan aktivis Liga Awami yang berkuasa di Hasina, kata para saksi. Dua orang lagi tewas dalam kekerasan di distrik utara Bogura, dan lima orang tewas di empat distrik lainnya, kata pejabat rumah sakit.

“Serangan terhadap rumah sakit tidak dapat diterima,” kata Menteri Kesehatan Samanta Lal Sen. Seekelompok orang merusak rumah sakit perguruan tinggi kedokteran di Dhaka, ibu kota negara. “Semua orang harus menahan diri dari tindakan ini.”

Untuk kedua kalinya selama protes baru-baru ini, pemerintah menutup layanan internet berkecepatan tinggi, kata operator seluler. Bangladesh juga menutup platform media sosial Facebook dan WhatsApp.

Bulan lalu, sedikitnya 150 orang tewas, ribuan lainnya terluka dan sekitar 10.000 orang ditangkap dalam kekerasan yang dipicu oleh demonstrasi yang dipimpin kelompok mahasiswa yang memprotes kuota untuk pekerjaan pemerintah. Protes terhenti setelah Mahkamah Agung membatalkan sebagian besar kuota.

REUTERS | NDTV

Pilihan editor: Buru Pembunuh Ismail Haniyeh, Iran Tangkap Sejumlah Perwira Intelijen

Leave a comment