Informasi Terpercaya Masa Kini

Teka-teki Pelik Metode Pembunuhan Haniyeh,Media IRGC Iran Bantah Bom Sudah Ditanam 2 Bulan Lalu

0 20

TRIBUNNEWS.COMFars News membantah laporan bahwa bom yang menewaskan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh sudah disembunyikan di kamarnya 2 bulan sebelum diledakkan.

Laporan itu ditulis oleh media kenamaan Amerika Serikat (AS), The New York Times.

Fars News yang terafiliasi dengan Pasukan Garda Revolusioner Iran (IRGC) mengklaim laporan itu dusta belaka.

“Kebohongan ini disebarkan saat hasil penyelidikan para pakar mengindikasikan bahwa Haniyeh diserang dengan satu rudal, yang di dalamnya keterlibatan rezim Zionis tak bisa dikesampingkan,” demikian pernyataan Fars dikutip dari Iran International.

Adapun The New York Times membuat laporan itu setelah mengutip pernyataan lima pejabat Timur Tengah.

Media itu mengklaim bom disembunyikan di sebuah wisma tamu di Neshat, Teheran utara, yang dioperasikan oleh IRGC.

Menurut The New York Times, bom diledakkan dari jarak jauh pada pukul 02.00 waktu setempat.

Bom itu disebut mengakibatkan kerusakan besar, mengguncang bangunan, memecahkah jendela, dan merobohkan tembok eksterior.

Belum diketahui siapa lima pejabat Timur Tengah yang menjadi sumber media asal AS itu.

Iran International meyakini jika kelimanya berasal dari negara yang bersahabat dengan Israel, mereka akan menyodorkon skenario yang kurang berdampak buruk bagi IRGC atau rezim Iran.

Di samping itu, beberapa jurnalis dan aktivis Iran juga meragukan kebenaran laporan tersebut.

Baca juga: Israel Disebut Tanam Bom di Kamar Ismail Haniyeh di Iran, 2 Bulan sebelum Pembunuhannya

Kata para jurnalis itu, rezim Iran tak ingin tampak gagal sepenuhnya dalam mempertahanankan diri melawan serangan rudal atau pesawat nirawak dari negara lain.

Haniyeh dibunuh di Teheran saat acara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Muncul spekulasi mengenai cara pembunuhannya.

Awalnya sebagian besar pengamat mengatakan pembunuhan itu dilakukan dengan peluru yang menghantam bagian spesifik bangunan tempat Haniyeh tidur.

Namun, media AS itu melaporkan bahwa Haniyeh dibunuh dengan bom.

Sementara itu, dua pejabat Iran mengklaim kamar Ziyad Al Nakhlah, pemimpin Jihad Islam Palestina, yang berada di samping kamar Haniyeh hanya mengalami kerusakan ekcil.

Berbagai laporan, termasuk dari media pemerintah Iran, mengindikasikan bahwa Haniyeh mungkin diserang dengan pesawat nirawak atau rudal yang akurat.

Ada suatu pasukan khusus di Iran yang mungkin mengarahkan serangan itu

Salah satu teori lain tentang pembunuhan Haniyeh diungkap oleh media Iran.  Menurut teori itu, spyware mungkin dipasang pada ponselnya sehingga lokasinya bisa dilacak dan pada akhirnya dia bisa dibunuh.

Hingga saat ini para pejabat Iran belum buka suara tentarang rincian seputar kematian Haniyeh.

Iran International mengungkapkan kelemahan laporan The New York Times. Menurutnya, laporan itu tidak disertai sejumlah penjelasan yang diperlukan.

Salah satunya ialah mengapa Haniyeh baru diserang saat momen pelantikan Presiden Iran. Padahal, dia sudah berkali-kali menginap di wisma itu saat berkunjung ke Teheran.

Baca juga: Israel Bantah Bunuh Ismail Haniyeh, tapi Akui Serang Deif dan Komandan Hizbullah Fuad Shukr

Kemudian, laporan itu bertentangan dengan pernyataan para pendukung Pezeshkian yang mengklaim serangan itu menargetkan pemerintahan baru Iran.

Jika bom itu memang sudah ditanam 2 bulan lalu, saat itu Pezeshkian bahkan belum menjadi calon presiden.

Seorang jurnalis dan aktivis politik bernama Ahmad Zeibadi pada hari Kamis mengklaim tujuan utama serangan terhadap Haniyeh ialah untuk “mendestabilisasi dan barangkali melumpuhnya pemerintahan Pezeshkin sejak awal”.

Terlepas dari beragam teori itu, para pejabat Iran sudah mengakui adanya kegagalan besar dalam melindungi Haniyeh.

“Bencana kegagalan intelijen dan keamanan Iran dan hal memalukan sekali bagi IRGC, yang menggunkaan kompleks itu untuk tinggal, menggelar rapat rahasia, dan tempat menampung tamu terkenal seperti Tuan Haniyeh,” kata tiga pejabat Iran kepada The New York Times.

(Tribunnews/Febri)

Leave a comment