Informasi Terpercaya Masa Kini

Tangis Farhat Abbas di Sidang PK Saka Tatal, Pilu Dengar Kesaksian Adik Terpidana saat Ikut Disiksa

0 12

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kuasa hukum Saka Tatal, Farhat Abbas tak kuasa menahan tangisnya saat mendengar kesaksian Aldi Renaldi yang sempat mendapat kekerasan dari polisi untuk mengaku menjadi pelaku pembunuhan terhadap Vina dan Eky.

Kesaksian Renaldi yang merupakan adik salah satu terpidana Eka Sandi ini disampaikan Aldi saat dihadirkan menjadi saksi fakta sidang peninjuan kembali (PK) Saka Tatal, Selasa (30/7/2024).

Mulanya Aldi menceritakan dirinya yang turut ditangkap polisi terkait kasus pembunuhan Vina dan Eky, pada Agustus 2016.

Aldi menjelaskan, saat di kantor polisi ia dan sejumlah orang yang saat ini menjadi terpidana disiksa untuk dipaksa mengaku melakukan pembunuhan terhadap Vina dan Eky di Cirebon.

Farhat pun kemudian menanyakan kekerasan apa saja yang didapatkan Aldi dalam penangkapan 8 tahun silam tersebut.

“Bisa dipraktikkan bagaimana cara memukulnya?” tanya Farhat kepada Aldi.

“Banyak, Pak, ada yang diinjek, mata semua dibalsem, semua mukul,” kata Aldi.

“Ucapan apa yang disampaikan polisi saat memukul?” tanya Farhat lagi.

“Suruh ngaku, tapi karena saya saya tidak tahu, saya tidak mengaku,” ucap Aldi.

Lalu, Farhat kembali bertanya terkait siapa  yang mengalami luka paling parah akibat disiksa polisi. Aldi pun menyebut semua yang ditangkap mengalami luka parah.

“Siapa paling parah dipukul?” tanya Farhat.

“Eko, kakak saya (Eka Sandi), Hadi, Jaya, saya, Saka, semualah Pak,” ujar Aldi.

Baca Juga: Debat Sengit Jaksa dan Saksi Fakta di Sidang PK Saka Tatal, Hakim Tengahi

Lebih lanjut, Farhat bertanya terkait penyiksaan yang diterima Saka Tatal saat ditangkap tersebut.

“Kamu pernah melihat Saka Tatal waktu dipukul?” tanya Farhat.

“Iya,” jawab Aldi.

“Berapa kali Saka Tatal mengalami penyiksaan?” tanya Farhat lagi.

“Banyak, sama,” ucap Aldi.

Tak cuma terpidana, saat itu, Aldi pun turut dijebloskan ke penjara seperti terpidana lainnya.

Bahkan, dia menyebut, penyiksaan terus dilakukan oleh polisi dengan memaksanya dengan para terpidana untuk meminum air kencing.

“Pada saat saya mau masuk penjara pun saya masih dipukulin dengan gembok. Baru mau masuk itu. Habis pukulin gembok, saya diminumin air kencing satu gelas gede, semuanya itu (terpidana) minum,” jelas Aldi.

Mendengar pernyataan Aldi tersebut, Farhat pun tak kuasa menahan tangisnya. Ia terlihat beberapa kali mengusap air matanya.

“Ada ancaman kekerasan atau akan dibunuh atau….?” tanya Farhat dengan menahan tangisnya.

“Ada (ancaman). Masih mending ditembak mati semua daripada kalian semua pada hidup. Ada polisi yang ngomong kayak gitu,” kata Aldi.

“Siapa yang paling jahat?” kata Farhat dengan suara yang bergetar.

“Ada namanya itu, saya kenal. Orang dua, namanya Aris sama Gugun, itu yang ngebalsem, nyetrum saya,” jawab Aldi yang juga tak sanggup menahan tangisnya.

Baca Juga: Sidang PK Saka Tatal, Liga Akbar Blak-blakan soal Permintaan Rudiana ke Dirinya pada 2016 Lalu

Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan, usai berhasil dibebaskan, luka yang dialaminya baru sembuh satu bulan kemudian.

“Pulang-pulang demek (luka parah) satu bulan saya muka saya baru beres (sembuh). Jalan saja nggak bisa,” papar Aldi.

Bahkan, Aldi mengaku dirinya masih mendapat kekerasan saat melakukan wajib lapor usai dibebaskan dari penangkapan.

“Saya lapor wajib saja ditabok bolak balik,” ucap Aldi.

Leave a comment