Tips Ajari Anak Mengelola Keuangan Sejak Dini dari Praktisi Psikologi Anak
Mengajarkan anak soal keuangan ternyata sangat direkomendasikan lho, Moms. Kamu bisa memulainya sejak dini agar anak lebih bijak dalam mengelola keuangannya di masa depan.
Di acara kumparan Hangout yang diselenggarakan pada Sabtu (15/6) kemarin, kumparan pun menggandeng praktisi psikologi anak usia dini, Aninda, untuk membahas materi tersebut. Anin hadir untuk membahas bekal finansial bagi si kecil.
Menurutnya, mengajarkan pendidikan finansial kepada anak bisa dimulai dengan memperkenalkan konsep uang terlebih dahulu. Ini bisa disesuaikan dengan usia tiap anak.
“Membiasakan anak bersinggungan langsung dengan berbagai hal terkait keuangan bisa membantunya menstimulasi pengalaman dan keterampilan yang dimiliki,” kata Aninda kepada kumparan.
Orangtua harus menjadi sekolah pertama bagi anak untuk mengenal “uang”. Sebab selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh The Organization for Economic Cooperation and Development tahun 2020, orangtua dan keluarga merupakan sumber informasi tertinggi terkait literasi finansial pada anak, disusul oleh internet dan guru.
Lantas, pola asuh seperti apa yang baik untuk meningkatkan literasi finansial anak sejak dini?
Kata Aninda, pola asuh dalam mengajarkan pendidikan finansial perlu disesuaikan dengan usia anak. Sebab, pola asuh ini berhubungan erat dengan tahapan perkembangan yang dialami si kecil. Berikut beberapa strategi pengajarannya yang bisa dilakukan:
1. Usia 3-6 tahun
-
Dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Misalnya mempraktikkan permainan jual-beli.
-
Menabung di celengan.
-
Membentuk komitmen saat belanja. Misalnya dengan menetapkan batas barang yang dibeli sebanyak 3 buah saja.
-
Mengajarkan konsep keinginan dan kebutuhan.
2. Usia 7-10 tahun
-
Memberikan uang jajan dengan nominal yang wajar.
-
Menabung di bank.
-
Mengajarkan korelasi kemampuan finansial, keinginan, dan lingkungan sosial.
Dengan mengupayakan hal tersebut, harapannya anak bisa memahami cara menggunakan uang dengan bijak saat dewasa. Anak pun bisa lebih terbuka dan memiliki ketertarikan untuk mempelajari hal-hal terkait finansial.
Namun, Mama harus tetap mengawasi perkembangan anak dalam mempelajari konsep keuangan, ya. Jangan tanamkan pemikiran dan mindset yang buruk soal uang.
Ke depannya, Mama disarankan untuk mengganti ucapan “tidak ada uang” menjadi “belum ada uang”. Lalu, ajarkan kepada anak bahwa bekerja atau mencari uang adalah hal yang baik, bukan hanya melelahkan.
Sebab, gaya hidup anak akan meniru gaya hidup orangtua dan pola asuh yang diterapkan. Jadi, membentuk karakter anak yang baik bisa dimulai dengan membentuk diri sendiri terlebih dahulu.
Semangat selalu dalam mendidik si kecil ya, Moms!