Informasi Terpercaya Masa Kini

Chatbot Meta AI Punya Fitur “Imagine Me”, Bisa Animasikan Foto Jadi Apapun

0 17

KOMPAS.com – Meta menambah kemampuan chatbot kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bikinannya, Meta AI.

Kini, Meta AI punya fitur baru bernama “Imagine Me” (Bayangkan saya). Fitur ini bisa menyulap foto pengguna menjadi foto animasi dengan tema dan latar belakang (background) apapun sesuai perintah pengguna. Dengan fitur ini, pengguna bisa menjadi siapa pun, atau melakukan apapun, atau berada dimana pun.

Di peluncuran awal ini, fitur Imagine Me baru dirilis dalam versi beta dan terbatas untuk pengguna di wilayah AS.

Dengan “Imagine Me,” pengguna cukup mengetik perintah dalam obrolan untuk mulai membuat gambar unik yang dipersonalisasi dari foto mereka.

Baca juga: Meta AI Diumumkan, Chatbot Facebook Pesaing ChatGPT

Misalnya, pengguna bisa membuat perintah seperti “Bayangkan saya sebagai pahlawan super”, “Bayangkan saya sebagai astronot”, “Bayangkan saya sedang berlibur di pantai”, “Bayangkan saya dalam latar sejarah”, “Bayangkan saya sebagai bangsawan”, “Bayangkan saya dalam lukisan surealis”, dan seterusnya.

Nantinya, Meta AI akan membuat gambar sesuai perintah. Hasilnya bisa dilihat di bawah ini.

Selain membuat gambar baru, menurut Meta, AI miliknya juga dapat mengedit foto, menambahkan atau menghapus objek, dan membuat modifikasi lainnya.

Mulai minggu ini, kata Meta, pihaknya mulai meluncurkan kemampuan membuat gambar animasi dengan Imagine Me langsung di feed, stories, komentar, dan pesan di Facebook, Instagram, Messenger, dan WhatsApp. Untuk sementara ini, Imagine Me hanya didukung dalam bahasa Inggris.

Fitur ini dimungkinkan karena Meta AI kini ditenagai oleh model bahasa besar (large language model/LLM) terbaru Llama 405B.

Baca juga: WhatsApp Siapkan Fitur Edit Foto Pakai Chatbot Meta AI

Fitur Imagine Me ini menambah panjang kemampuan Meta AI. Sebelumnya, Meta AI dibekali kemampuan, misalnya, sebagai sebuah asisten digital, mirip seperti ChatGPT, Copilot, Siri, dan lain sebagainya.

Artinya, pengguna bisa meminta bantuan kepada Meta AI ketika mereka memakai berbagai platform Meta, seperti Instagram, Facebook, Messenger, hingga WhatsApp untuk mencari informasi baru yang berkaitan dengan konten yang sedang dilihat.

Kemudian di Facebook, Meta AI bisa ditemui di berbagai fitur media sosial tersebut, salah satunya adalah di bagian bawah tiap unggahan Facebook Feed.

Di sini, pengguna bisa menemukan tombol “Ask Meta AI” untuk mencari informasi tentang konten yang sedang mereka lihat, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Mashable, Minggu (28/7/2024).

Akses diperluas, tapi Indonesia belum kebagian

Sayangnya, fitur baru Meta AI itu belum bisa dicoba pengguna Facebook, Instagram, dan WhatsApp di Indonesia. Sebab, hingga saat ini Meta AI belum hadir di Tanah Air.

Melansir laman Meta Newsroom, Meta AI baru disebar ke 22 negara, dengan yang terbaru seperti Argentina, Chili, Kolombia, Ekuador, Meksiko, Peru, dan Kamerun. Sebelumnya, Meta AI bisa dipakai di Amerika Serikat (AS), Kanada, Selandia Baru, Singapura, dan beberapa negara lainnya.

Lewat pembaruan ini, Meta juga menambah daftar bahasa yang didukung. Meta mengatakan, pengguna dapat berinteraksi dengan Meta AI melalui WhatsApp, Instagram, Messenger, dan Facebook dalam bahasa baru seperti Prancis, Jerman, Hindi, Aksara Hindi-Roman, Italia, Portugis, dan Spanyol, dan masih banyak lagi yang akan hadir.

Saat ini, Meta AI belum bisa dipakai di Indonesia dan belum mendukung bahasa Indonesia.

Baca juga: Chatbot Meta AI Masih Terbatas di Beberapa Negara, Bos Facebook Ungkap Tantangannya

Head of Facebook, Tom Alison tidak mengumbar kapan teknologi AI termutakhir Meta tersebut akan diboyong ke Tanah Air. Namun, ia menjelaskan sejumlah tantangan mengapa Meta AI tidak bisa langsung meluncur di banyak negara, termasuk Indonesia.

Salah satunya adalah terkait kebutuhan pusat data atau data center yang harus disiapkan Meta AI supaya bisa berjalan dengan lancar dan optimal di lebih banyak negara.

“AI membutuhkan banyak tenaga pemrosesan, sehingga kami harus menyiapkan investasi ke banyak data center supaya tidak ada masalah. Ini penting karena AI tersebut harus memberikan benefit bagi para pengguna di platform Meta,” ungkap Tom dalam sebuah webinar berjudul “The Future of Facebook” yang dihadiri KompasTekno pada Kamis (25/7/2024) pagi.

Tantangan lainnya, lanjut Tom, adalah membuat Meta AI bisa berjalan secara aman, serta bisa memahami bahasa, konteks, dan budaya di negara yang dituju dengan lancar.

Hal ini, menurut Tom, membutuhkan waktu yang tidak sedikit, sehingga menjadi satu pertimbangan mengapa Meta AI tidak diluncurkan di banyak negara sekaligus.

“Pengembangan dan penyesuaian Meta AI dengan negara dan bahasa yang berbeda ini membutuhkan banyak waktu, dan kami sudah menyiapkan strategi supaya Meta AI ini bisa beredar secara luas dan bisa dipakai orang banyak,” jelas Tom.

“Di saat yang sama, kami juga mengumpulkan umpan balik (feedback) supaya Meta AI bisa berjalan dengan lebih optimal dan bisa meningkatakan pengalaman pengguna memakai platform Meta,” lanjut Tom.

Leave a comment