Informasi Terpercaya Masa Kini

Gejala ADHD pada Orang Dewasa yang Jarang Disadari, Apa Saja?

0 42

KOMPAS.com – Sejumlah perilaku yang dilakukan oleh orang dewasa bisa menjadi tanda bahwa ia memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD.

“ADHD adalah gangguan perilaku yang khas dengan gejala sulit memperhatikan, hiperaktif, disertai dengan dorongan impulsivitas yang tinggi,” kata psikolog Ibunda.id, Danti Wulan Manunggal saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/7/2024).

Danti mengatakan, ADHD sering dialami oleh anak-anak. Namun gangguan ini juga bisa muncul pada orang dewasa.

Menurut dia, gejala ADHD yang timbul pada orang dewasa mungkin tidak jelas terlihat seperti gejala pada anak-anak.

Oleh karena itu, terdapat sejumlah perilaku pada orang dewasa yang mungkin menandakan bahwa ia memiliki ADHD.

Lalu, apa saja perilaku yang menandakan ADHD?

Baca juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Mental secara Mandiri di Rumah

Perilaku yang menandakan ADHD

Sejumlah perilaku yang dialami oleh orang dewasa bisa menjadi tanda ia memiliki gangguan ADHD. Perilaku ini pun bisa muncul seiring bertambahnya usia.

Lebih lanjut, berikut ini perilaku yang menjadi gejala ADHD pada orang dewasa:

1. Mudah terdistraksi saat bekerja

Salah satu ciri-ciri orang dewasa yang memiliki ADHD yakni mudah terdistraksi dengan lingkungan, terutama saat bekerja.

Hal tersebut dikarenakan orang yang memiliki ADHD tidak bisa fokus terhadap satu hal yang sedang dikerjakan.

“Umumnya, mereka dapat mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian pada tugas-tugas atau aktivitas tertentu,” ujar Danti.

Penderita ADHD akan cenderung dengan cepat teralihkan oleh stimulus luar, seperti suara, gerakan, dan pikiran dalam diri yang muncul secara tiba-tiba.

2. Tidak bisa duduk diam dalam waktu lama

Ciri lain bagi seseorang yang kemungkinan memiliki ADHD, yakni tidak bisa duduk diam dalam waktu yang lama.

Pasalnya, penderita ADHD mengalami kegelisahan dan kecemasan berlebihan, terutama saat duduk diam.

“Kondisi ini muncul akibat ketidakpastian dan rasa kewalahan terhadap tugas atau situasi yang menuntut perhatian,” ucap Danti.

Sehingga, seseorang mungkin akan menggoyang-goyangkan tangan atau kakinya sehingga bergerak terus-menerus.

Baca juga: Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

3. Tak sabar menunggu orang lain berbicara

Perilaku ketiga pada orang dewasa yang mungkin menjadi salah satu gejala ia memiliki ADHD adalah tidak sabar menunggu orang lain berbicara.

“Orang dengan ADHD mungkin kesulitan memusatkan perhatian saat seseorang berbicara sehingga mereka bisa terjebak dalam pemikiran sendiri,” tutur Danti.

Hal tersebut kemudian menyebabkan penderita ADHD menjadi kesulitan mengikuti percakapan atau bahkan selalu memotong pembicaraan orang lain.

4. Hiperfokus terhadap sesuatu

Selain itu, menurut Danti, seseorang yang menderita ADHD justru juga bisa mengalami hiperfokus atau fokus berlebihan.

Hal ini berkebalikan dengan pandangan orang bahwa penderita ADHD dianggap selalu tidak bisa fokus terhadap sesuatu.

Adapun hiperfokus ini adalah kondisi di mana seseorang sepenuhnya terfokus pada tugas yang menarik minat penderita ADHD tersebut.

“Seringkali sulit untuk beralih perhatian ke hal lain yang mungkin lebih penting,” jelas Danti.

Baca juga: Psikolog: 3 Ucapan Ini Sering Diucapkan Orang dengan Mental Tangguh

Tidak bisa diagnosis mandiri

Meski begitu, kata Danti, seseorang tidak bisa mendiagnosis sendiri atau self-diagnose apakah ia memiliki ADHD atau tidak.

Jika muncul perilaku yang menandakan ADHD, perlu berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

“Sangat perlu banget (konsultasi dengan psikolog) untuk terapi secara rutin,” ungkap Danti.

Terpisah, psikolog Tika Bisono menilai, seseorang atau penderita perlu melakukan asesmen psikologi dalam menentukan diagnosis gangguan jiwa yang dialaminya.

“Masalahnya kita enggak tahu apakah ini ADHD atau autisme, atau disorder-disorder lainnya sampai asesmen dilaksanakan,” tutur Tika kepada Kompas.com, Jumat.

Adapun, asesmen ini dilakukan di klinik psikolog ataupun psikiater dengan pendampingan.

Tika menyebut, ADHD bisa disembuhkan dengan terapi atau psikoterapi yang tepat. Meski demikian, belum tentu nantinya penderita ADHD benar-benar sembuh 100 persen.

“Ada yang bisa terjun ke masyarakat. Ada juga yang tidak bisa terjun ke masyarakat,” papar Tika.

Baca juga: Bahaya Kesepian terhadap Kesehatan Fisik dan Mental

Leave a comment