Informasi Terpercaya Masa Kini

Dede Bongkar Pengakuan di BAP,Dendam Aep ke Warga Tuntun Dede Bersaksi Palsu di Kasus Vina

0 14

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON – Dede, salah satu saksi yang keterangannya diambil polisi dalam kasus tewasnya Vina Dewi Arsita di Jembatan Talun Cirebon, 27 Agustus 2016 silam akhirnya muncul.

Dede mendatangi rumah Dedi Mulyadi, politikus Gerindra yang getol mengungkap kasus Vina tersebut.

Pertemuan Dedi dan Dede itu diunggah di kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi, Sabtu (20/7/2024).

Dalam pertemuan dengan Dedi Mulyadi itu, Dede akhirnya membongkar mengenai keterangannya di BAP kasus Vina.

Seperti diketahui, keterangan Dede dalam BAP menuntun 7 orang menjadi terpidana kasus tersebut.

7 terpidana itu tidak termasuk Rivaldy yang diduga terseret kasus Vina padahal dia berkasus soal kepemilikan senjata.

Ketujuh terpidana itu adalah Hadi Saputra, Jaya, Eka Sandi, Supriyanto, Eko, Sudirman dan Saka Tatal.

Saka Tatal sudah bebas sementara 7 terpidana lain menjalani hukuman penjara seumur hidup.

Dede Akui Buat Keterangan Palsu

Baca juga: Foto Lama Bongkar Kebohongan Kahfi Anak Pak RT Abdul Pasren, Teman Main: Sedih, Kahfi Kok Kayak Gitu

Kini terungkap awal mula kesaksian Aep dan Dede yang membuat 8 orang menjadi terpidana kasus Vina, 7 di antaranya harus menjalani hukuman penjara seumur hidup.

Dede mengaku beberapa hari setelah kejadian tewasnya Vina di Jembatan Talun, Cirebon dia ditelepon Aep, diajak untuk menjadi saksi.

Ajakan Aep untuk menjadi saksi itu disebut Dede dilakukan saat malam, beberapa hari setelah para terpidana kasus Vina ditangkap polisi.

“Kurang lebih dua atau tiga hari setelah penangkapan,” katanya.

Saat ditelepon Aep, Dede mengaku sedang di rumah.

Malam itu juga, mereka berangkat ke Polres Cirebon Kota.

Dede sempat bertanya ke Aep, untuk urusan apa mereka ke Polres.

Kata Aep, mereka akan jadi saksi untuk kasus tewasnya anak Iptu Rudiana.

“Saya bilang ke Aep, ep kan kita tidak tahu apa-apa, kok jadi saksi,” kata Dede mengulangi pertanyaannya ke Aep ketika itu.

“Dijawab Aep, udah ikutin aja.”

Setibanya di polres, Dede mengaku bertemu dengan Iptu Rudiana yang kemudian memintanya jadi saksi.

Dede mengaku bingung dan takut saat diminta jadi saksi bahwa motor Eky dan Vina dikejar rombongan lain.

Dia kemudian diarahkan Iptu Rudiana dan Aep untuk mengaku sedang nongkrong depan warung dan melihat motor Eky dan Vina dikejar rombongan lain.

“Yang mengarahkan saya melihat ada anak-anak lewat dilempari batu dan bawa bambu itu Aep dan Iptu Rudiana,” tegas Dede pada Dedi Mulyadi.

“Kedua-duanya.”

Buntut pengakuannya itu, Dede mengaku kesulitan tidur nyenyak.

“Benar, itu kesaksian palsu. Saya bersaksi palsu karena disuruh Aep dan Rudiana,” katanya.

Dede mengatakan bahwa Aep sempat berujar kalau kesaksiannya itu karena dendam akibat pernah dipukuli warga.

Aep sebelumnya dipukuli warga karena di tempat kerjanya yakni tempat pencucian motor ada perempuan.

Yang melaporkan ke warga bahwa di tempat pencucian motor sering menginap perempuan itu disebut anak-anak yang suka nongkrong di depan SMPN 11 Cirebon.

“Aep cerita ke saya dipukulin, ada anak-anak SMPN 11 yang bilang bawa perempuan,” terang Dede.

Dari situ, Aep diduga dendam sehingga memutuskan membuat laporan di Kasus Vina bahwa telah melihat anak-anak yang biasa nongkrong di depan SMPN 11 Cirebon melempari pengendara motor.

Keterangan Dede pada Polisi

Keterangan Dede yang menuntun polisi kepada para terpidana itu bermula dari penelusuran Iptu Rudiana atas kejadian tewasnya Vina dan Eky.

Dalam penelurusan, Iptu Rudiana yang juga ayah Eky bertemu Aep dan Dede dan bertanya apakah melihat gerombolan motor mengejar motor lain.

Saat itu, Aep dan Dede belum memberikan keterangan, kemudian Iptu Rudiana memberikan nomor handphone untuk bisa menghubungi.

Di hari yang sama, Aep dan Dede kemudian memberitahu Iptu Rudiana, mengatakan bahwa gerombolan orang yang mengejar Vina dan Eky sedang berkumpul di depan SMPN 11 Cirebon.

Orang-orang yang berkumpul di depan SMPN 11 Cirebon yang ditangkap itu kemudian menjadi terpidana kasus Vina.

Selama persidangan, Aep dan Dede tak pernah dihadirkan.

Permintaan pengacara terpidana untuk menghadirkan Aep dan Dede juga tak pernah dikabulkan oleh majelis hakim.

Dede dan Aep Dilaporkan karena Keterangan Palsu

Nama Aep dan Dede kini diseret dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon pada 2016.

Nama Aep sendiri makin santer disebut setelah Pegi Setiawan dinyatakan bebas dari tuduhan sebagai tersangka. 

Terbaru, hari (Rabu (10/7/2024) ini kuasa hukum tujuh terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky melaporkan saksi Aep dan Dede ke Bareskrim Mabes Polri.

Mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, turut mendampingi pelaporanyang dilakukan keluarga terpidana.  

Dalam kesempatan itu Dedi Mulyadi mengatakan bahwa pelaporan ini bertujuan untuk menguji kembali kesaksian Aep dan Dede. 

Sebab, menurutnya, para terpidana harus menjalani hukuman juga karena kesaksian Aep maupun Dede. 

“Mereka masuk penjara itu salah satunya ada kesaksian dari Aep dan Dede.”

“Kami, teman-teman kuasa hukum dan keluarga terpidana datang untuk kembali menguji kesaksian Aep dan Dede itu, apakah benar atau palsu,” kata Dedi Mulyadi, di Mabes Polri, Rabu (10/7/2024). 

Sebagaiman yang lainnya, Dedi meyakini upaya yang dilakukan ini bisa menjadi jalan untuk membebaskan para terpidana. 

Berkaca dari kebebasan Pegi setiawan, langkah ini diharapkan menjadi jalan masuk bagi pihaknya untuk mengumpulkan bukti-bukti.

“Itu bagian cara kami untuk membebaskan terpidana yang saat ini masih mendekam di penjara setelah Pegi bebas melalui praperadilan,” ujarnya. 

Foto Lama Ungkap Kalau Abdul Kahfi Bohong

Foto lama yang baru saja ditemukan mengungkap fakta mengejutkan bahwa Kahfi, yang sebelumnya menyatakan tidak mengenal enam terpidana kasus Vina Cirebon, sebenarnya adalah teman dekat mereka sejak kecil.

Fakta ini disampaikan oleh Irpan Setiawan (28), teman dekat Kahfi dan para terpidana.

“Ya, terkait Kahfi yang disebut tidak kenal dekat dengan enam terpidana kasus Vina Cirebon, si Kahfi itu bohong.”

“Pernyataan itu sangat bertolak belakang. Padahal Kahfi sama terpidana, teman dari kecil sampai tahun 2016 itu,” ujar Irpan saat diwawancarai media, Sabtu (20/7/2024).

Irpan juga menunjukkan beberapa foto yang menjadi bukti kedekatan mereka.

“Waktu tahun 2013 bahkan kita bikin baju bareng ‘Bob Marley’, foto-fotonya juga masih ada.”

“Kita pernah jalan-jalan bareng, karena memang teman dari kecil.”

“Sering jalan bareng, apalagi setiap Minggu pasti jalan bareng dengan Kahfi dan enam terpidana,” ucapnya.

Dalam foto tersebut, terlihat jelas Kahfi bersama Hadi, Jaya, Eko, serta Irpan sendiri. 

“Sisanya teman-teman lain, seperti Reza, Akbar, dan Anto,” jelas dia.

Irpan mengaku sangat sedih dan prihatin dengan kesaksian bohong yang diberikan Kahfi. 

“Ya, saya lihatnya si Kahfi memberi kesaksian bohong kaya gitu sedih dan sangat prihatin.”

“Makanya gak nyangka saja Kahfi kaya gitu, sampai bohong gak percaya si,” katanya.

Selain itu, Irpan juga merasa sedih dengan kondisi keenam temannya yang kini divonis seumur hidup.

Apalagi, ia mengenal betul perilaku temannya tersebut.

“Saya kasihan sama enam terpidana, karena gimana ya mereka itu gak macam-macam lah, orang baik, semuanya kuli bangunan.”

“Saya pernah diajak nguli waktu sekolah pernah diajak.”

“Kalau mereka dituduh jadi pelaku pembunuhan, saya sangat tidak percaya, soalnya saya tahu mereka dari dulu berenam tuh gimana,” ujarnya.

Kemunculan Irpan yang menyangkal pernyataan Kahfi, anak dari Pak RT Abdul Pasren membuktikan bahwa ada yang saling bertolak belakang soal fakta di antara mereka.

Apalagi kemunculan Kahfi baru-baru ini di program Inews TV, di mana ia menyebut tidak pernah nongkrong dengan terpidana kasus Vina Cirebon.

Kegiatan nongkrong yang dilakukan di warung Bu Nining saat itu, disebutkan Kahfi merupakan pertama kalinya.

Leave a comment