Informasi Terpercaya Masa Kini

Dedi Mulyadi Syok Tahu Sisi Lain Kisah Guru Supandi Viral Jalan Kaki 11Km,Kini Dapat Rezeki Nomplok

0 3

TRIBUNJATIM.COM – Terungkap sisi lain dari guru honorer Empan Supandi yang viral di media sosial.

Empan Supandi kisahnya viral karena rela berjalan kaki 11 km di Sukabumi.

Sisi lainnya tersebut sampai membuat Dedi Mulyadi merasa kaget.

Belum lama ini Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengunjungi guru honorer di Sukabumi tersebut.

Diketahui Supandi merupakan guru asal Kampung Ciguha, Desa Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Ia mengajar di MTs Thoriqul Hidayah, jika ditempuh berjalan kaki jaraknya 11 km dari rumahnya.

Meski sudah 14 tahun mengajar, hingga kini Supandi masih berstatus sebagai guru honorer.

Selama belasan tahun itu, Supandi bahkan rela menerima gaji paling besar kurang Rp200 ribu per bulan.

Padahal untuk mengajar murid-muridnya ia penuh perjuangan.

Ia tak memiliki kendaraan sehingga setiap hari jalan kaki 11 km demi mengajar.

Namun, nasibnya itu ia terima dengan ikhlas dan pengorbanan.

Baca juga: Update Kasus Guru Hukum Siswa Duduk Lantai, Haryati Kini Diperiksa Polisi Imbas Laporan Wali Murid

Belakangan ini kisah pilu Supandi alias Pak Empan itu ternyata turut menyita perhatian Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi.

Betapa Dedy Mulyadi kaget saat mengetahui sosok Supandi guru honorer itu hanya lulusan SMA.

Bahkan untuk menyelesaikan pendidikan SMA-nya itu, Supandi hanya mengambil sekolah Paket C.

Mengajar sebagai seorang guru, nyatanya Supandi bukanlah lulusan SMA.

“Bapak waktu itu lulusan apa?,” tanya Dedi Mulyadi, dilansir dari tayangan YouTube-nya, Selasa (21/1/2025).

“Paket C,” ujar Supandi.

Dedy Mulyadi kaget dan heran karena menurutnya termasuk orang yang sekolah mengambil Paket C masih langka.

Namun, berbekal jazah Paket C itulah Supandi diminta mengajar di MTs tersebut oleh pemilik yayasannya langsung.

Kemudian Supandi menceritakan selama 14 tahun mengajar, ia berpindah-pindah memberikan mata pelajaran.

Awalnya Supandi diminta mengajar mata pelajaran olahraga.

Diakui Supandi, saat itu ia memberikan pengajaran secara otodidak.

Dedy Mulyadi pun bertanya cara Supandi memberikan pelajaran olahraga itu kepada muridnya.

“Olahraga kan bukan hanya praktek, ada teorinya. Bapak bisa teori olahraga. Cara bapak mengajar gimana? Kan Bapak enggak pernah sekolah pendidikan,” tanya Kang Dedi.

“Ya secara mengembangkan aja. Misalnya tentang olahraga apa, saya sampaikan, saya jelaskan (dari buku),” jawab guru Supandi.

Baca juga: Guru SD 1 Bulan Tak Mengajar Kini Diwajibkan Tidur Dekat Sekolah, 3 ASN Terancam Kena Sanksi

Tak hanya olahraga, Supandi juga beralih mengaja mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam dan pendidikan kewarganegaraan.

Lalu, pada tahun selanjutnya akhirnya Supandi diminta mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris.

Sontak kisah Supandi itu kembali membuat Dedy Mulyadi kaget.

Dedy Mulyadi kembali bertanya dari mana Supandi mendapat pelajaran Bahasa Inggris sementara ia lulusan setara SMA, Paket C.

Lantas, Supandi menceritakan bahwa ia pernah belajar Bahasa Inggris kepada pelajar Australia saat ia bekerja di perusahaan pupuk.

Selain belajar dari warga asing, sebelumnya Supandi gemar mendengarkan radio berbahasa Inggris.

Ia mengaku sejak kecil mendengarkan radio berbahasa Inggris seperti BBC London hingga Rusia.

“Dulu kan waktu kecil ada radio SW, suka ada Bahasa Inggris, BBC London, Rusia, saya suka walaupun tidak paham,” ujar Empan.

“Bapak hanya mengandalkan pengetahuan yang didengar dari radio, kan harus ada grammar?,” tanya Dedi Mulyadi.

Diakui Supandi saat mendapat tawaran mengajar Bahasa Inggris awalnya ia menolaknya. 

Ia merasa kemampuannya Bahasa Inggris-nya itu hanya standar.

Namun, akhirnya ia menerima tawaran itu setelah melihat kondisi murid 3 bulan tak ada pelajaran Bahasa Inggris di sekolah tempatnya mengajar itu.

“Saat itu awalnya ditolak (Pak Empan menolak), saya tidak S1, saya belum fasih, selama 3 bulan anak tidak belajar, saya kasihan juga,” ungkap Empan.

“Daripada enggak ada Bahasa Inggris, Bapak ngajar Bahasa Inggris,” sambung  Dedi Mulyadi.

Baca juga: Nasib Guru Honorer Diringkus Polisi Akibat Edarkan Sabu, Aksinya sudah Lama Diincar Petugas


Hidup Tanpa Istri

Dalam perjuangannya menjadi guru honorer, ternyata kisah pilu Supandi juga hidup tanpa istri.

Diketahui Supandi diceraikan istrinya sejak tahun 2015.

Perpisahannya dengan istrinya karena masalah ekonomi.

Dengan gaji kurang Rp200 ribu per bulan membuat sang istri tak bisa bertahan hidup dengan Supandi.

Meski begitu, setelah cerai dari istrinya Supandi tetap memiliki tanggungjawab mengurus dan menyekolahkan anaknya.

Mendengar kisah hidup guru honorer Supandi itu membuat Dedi Mulyadi terenyuh.

Banting tulang menafkahi anaknya, ternyata Supandi tak hanya mengandalkan penghasilannya yang tak seberapa dari mengajar sebagai guru honorer saja.

Ia juga memiliki pekerjaan sampingan dagang sayuran.

Ada pun pekerjaannya dagang sayuran itu dia lakukan sepulang sekolah.

Selain dagang sayur, terkadang Supandi juga bekerja serabutan sebagai tukang pukul borongan.

Setelah mendapati kisah pilu tersebut, Dedi Mulyadi terenyuh hingga memberikan Supandi bantuan.

Gubernur Jawa Barat itu memberikan bantuan berupa uang ratusan juta untuk pembangunan rumah Empan yang nyaris roboh.

“Rumahnya saya bangunkan, senilai Rp100 juta,” kata Dedi Mulyadi.

Sontak, Supandi pun berterima kasih dan tak lupa bersyukur.

“Alhamdulillah Bapak,” ungkap Supandi.

“Tetap semangat, luar biasa Bapak,” ujar Dedi Mulyadi.

Selain pembangunan rumah, Dedi Mulyadi juga memberikan uang untuk modal Supandi berjualan sayur.

“Saya kasih Rp5 juta untuk dagang sayur, perasaan cukup untuk dagang sayur,” ujar Kang Dedi.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Leave a comment