Informasi Terpercaya Masa Kini

Perjuangan Zaenudin Hidup di Jakarta: 10 Tahun Memulung, Kini Jadi Pedagang Gorengan

0 4

JAKARTA, KOMPAS.com – Hidup di Jakarta merupakan perjuangan besar buat Zaenudin (42). Setelah 10 tahun lamanya hidup sebagai pemulung, warga Muara Angke, Jakarta Utara itu banting setir menjadi pedagang gorengan.

Selama menjadi pemulung, Zaenudin biasa mencari gelas plastik di sekitaran Muara Angke, baik di dalam area pelabuhan maupun perumahan warga.

Namun, lambat laun penghasilan dari memulung tak mampu mencukupi kebutuhan Zaenudin dan keluarga. Apalagi, mencari botol dan gelas plastik kian sulit.

Harga jual botol dan gelas plastik pun terbilang murah sehingga tidak sebanding dengan tenaga dan keringat yang dikeluarkan Zaenudin. 

Baca juga: 100 Hari Pemerintahan Prabowo: Capaian Ekonomi, Politik, dan Tantangan Bidang Hukum

“Karena kalau sekarang mah udah susah nyari plastiknya, dijualnya juga murah,” kata Zaenudin saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (14/1/2025).

Berangkat dari kesulitan itu, Zaenudin berpikir keras mencari peluang usaha baru untuk mengubah kehidupannya.

Sampai akhirnya, ia terpikir untuk berjualan gorengan di Pelabuhan Muara Angke.

Agar urusannya lancar, Zaenudin meminta izin kepada pihak pelabuhan untuk membuka lapak gorengan. Beruntung, para petugas Pelabuhan Muara Angke memberinya izin. 

“Tadinya kan bapak bekas pemulung juga, mereka udah kenal. Karena mungkin mereka kasihan karena bapak suka nyerokin (plastik) Aqua di laut, ya, udah diizinin dagang di sini,” ucap Zaenudin.

Kini, tiga tahun sudah Zaenudin berdagang gorengan di area Pelabuhan Muara Angke dengan gerobak kayunya.

Zaenudin merasa bersyukur bisa mendapatkan lapak jualan tanpa harus membayar.

“Enggak pernah diusir. Alhamdulillah petugasnya baik-baik, yang penting jaga kebersihan. Di sini enggak bayar gratis, dari awal,” terang Zaenudin.

Dalam sehari, Zaenudin bisa mendapatkan uang sebesar Rp 550.000 jika seluruh gorengan yang ia jajakan habis. Dari jumlah itu, untung yang didapat Zaenudin hanya sebesar Rp 120.000.

Baca juga: Budi Gunawan Sebut Makan Bergizi Gratis Berdampak Positif pada Ekonomi Rakyat

Dengan keuntungan tersebut, sebenarnya tidak mudah bagi Zaenudin memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Pasalnya, ia harus menghidupi istri dan kelima anaknya.

“Dalam sehari bertujuh itu beras bisa habis tiga liter. Kalau sama lauk ditotal Rp 120.000,” ucap Zaenudin.

Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, istri Zaenudin sehari-hari mencari barang bekas untuk dijual kembali. 

“Kan istri nyari juga, mencari rongsokan. Kalau pengeluaran mah abis sehari Rp 200.000. Jadi, bisa tertutupi,” pungkas Zaenudin.

Leave a comment