Kisah Senin: Kopi, Kambing dan Seorang Gembala di Ethiopia
Di sebuah perbukitan hijau Ethiopia yang sejuk, hiduplah seorang gembala bernama Kaldi. Sehari-hari, Kaldi menggembalakan kambingnya yang riang, membiarkan mereka memanjat bebatuan dan menjelajahi lembah-lembah kecil. Hari itu, seperti biasa, Kaldi mengawasi kawanan kambingnya sambil bersandar di bawah sebatang pohon. Namun, ada sesuatu yang aneh.
Kambing-kambing Kaldi tampak lebih aktif dari biasanya. Mereka melompat-lompat, berlari, bahkan seperti menari! Mata mereka berbinar ceria, dan tak ada tanda-tanda kelelahan meskipun matahari sudah mulai turun ke ufuk barat. Kaldi penasaran. Ia mulai mengamati apa yang dimakan kambing-kambing itu, dan di sanalah ia menemukan jawabannya: mereka tengah melahap buah merah kecil dari semak yang tumbuh di bukit.
Rasa ingin tahu Kaldi pun tak terbendung. Ia memetik beberapa buah merah itu dan mencobanya sendiri. Segera, ia merasakan lonjakan energi yang luar biasa, seperti ada aliran semangat baru dalam dirinya. Ia merasa lebih segar dan waspada, bahkan setelah seharian menggembala.
Keesokan harinya, Kaldi membawa cerita ini kepada seorang imam di biara terdekat. Awalnya, sang imam tidak percaya. Namun, setelah mencoba buah tersebut, ia merasa buah ini memiliki potensi luar biasa. Ia mengolah buah merah itu dengan merebusnya menjadi minuman hangat. Saat diminum, minuman tersebut membuatnya tetap terjaga selama doa malam yang panjang.
Berita tentang buah ajaib ini menyebar cepat. Para biarawan mulai menggunakan minuman dari buah tersebut untuk membantu mereka tetap terjaga saat beribadah. Perlahan, kopi menjadi bagian dari kehidupan di Ethiopia dan menyebar ke berbagai penjuru dunia melalui jalur perdagangan.
Hingga kini, kisah tentang Kaldi dan kambingnya yang riang tetap dikenang sebagai asal mula ditemukannya kopi. Dari biji kecil di perbukitan Ethiopia, kopi telah menjelma menjadi salah satu minuman paling dicintai di dunia, menyatukan orang-orang dari berbagai budaya dan tempat.
Penutup
Jadi, siapa sangka perjalanan kopi yang kini menyatukan miliaran manusia di berbagai belahan dunia dimulai dari seekor kambing penasaran di Ethiopia? Kalau kambing Kaldi tidak pernah mencicipi buah merah itu, kira-kira kita bakal ngopi gak, ya? 😄
Ternyata, kambing bisa jadi detektif rasa pertama yang menemukan biji kecil berenergi besar ini. Berkat mereka, kopi tidak hanya menjadi minuman, tapi juga membentuk budaya, cerita, dan momen kebersamaan di seluruh dunia. Jadi, lain kali kamu menyeruput kopi pagi, jangan lupa angkat gelasmu untuk kambing-kambing sang penemu! 🐐☕
Ungkapan “Wis ngopi rung, Dus?” jadi semacam sapaan universal buat memulai hari atau basa-basi ringan. Uniknya, di Klaten (dan banyak tempat lain di Jawa), kopi bukan sekadar minuman, tapi alasan buat duduk, ngobrol, dan berbagi cerita. Kalau temanmu jawab “Durung, ayo ngopi!” itu artinya bukan cuma ngajak minum kopi, tapi juga ngajak berbagi waktu bersama.
Bayangkan, kalau kambing Kaldi dulu lahir di Klaten, mungkin ia bakal bilang ke temannya, ” ayo ngopi, dus” 😄