Membonceng Anak di Jok Depan Motor, Kesalahan yang Berujung Fatal
JAKARTA, KOMPAS.com – Di Indonesia, kebiasaan membonceng anak kecil di jok depan sepeda motor masih cukup umum.
Namun, banyak orang tua yang belum menyadari bahwa perilaku ini bisa sangat berbahaya, baik untuk anak tersebut maupun pengguna jalan lainnya.
Insiden yang terjadi pada tanggal 20 Januari 2025, yang diunggah oleh akun Instagram @dashcamindonesia, menjadi pengingat penting akan risiko tersebut.
Baca juga: Produsen Ban Ini Buka Outlet Baru di Tangerang
“Tetap hati-hati saat menurunkan anak dari motor, Jika ingin turunkan anak dari kanan pastikan dalam kondisi mesin motor mati. Jika kondisi menyala, rawan terjadi reflek anak memegang area gas hingga terjadi tarikan,” tulis unggahan tersebut.
Dalam video tersebut, terlihat sepeda motor matik yang dibonceng oleh suami istri dan anak di bagian depan.
Ketika mereka berhenti untuk mengisi bahan bakar di SPBU, sang anak secara tiba-tiba memutar tuas gas saat hendak turun dari kendaraan, menyebabkan motor meluncur dan menabrak dua pengendara lain yang sedang antre.
Mengapa Posisi Anak di Depan Itu Tidak Aman?
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menegaskan bahwa menempatkan anak kecil di jok depan tidak hanya dilarang dalam aspek keselamatan, tetapi juga bertentangan dengan norma hukum. “Jangan melihat penyebab langsungnya. Dalam konteks kecelakaan ini, membawa anak kecil dan ditaruh di depan adalah bentuk kelalaian fatal yang tidak dapat ditoleransi baik pada norma safety maupun legal hukum,” ujar Jusri kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Jusri juga menyarankan agar anak kecil sebaiknya dibonceng di jok belakang, dengan catatan bahwa kaki anak tersebut harus bisa menyentuh pijakan dengan baik. “Jika kedua kakinya belum bisa menyentuh pijakan kaki dengan optimal, maka tidak direkomendasikan. Sebab si anak akan rentan keseimbangannya dan hal ini tentu akan berbahaya bagi keselamatan,” ungkapnya.
Baca juga: Begini Kriteria Pengendara Mobil Bisa Disebut Lane Hogger di Jalan Tol
Apa yang Harus Dilakukan Saat Membonceng Anak?
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Head of Safety Riding Promotion Wahana, Agus Sani.
Ia menekankan bahwa posisi terbaik untuk membonceng anak kecil adalah di belakang pengendara. “Ketika membonceng anak, harus duduk tegak dengan kedua kaki menapak pada pijakan kaki motor (foot step). Jika anak terlalu kecil dan kakinya tidak mencapai pijakan, lebih baik tidak membawanya,” kata Agus.
Agus juga menekankan pentingnya penggunaan sabuk pengaman ekstra untuk mengikat anak pada tubuh pengendara.
Hal ini berfungsi untuk mencegah anak terjatuh jika pengendara kehilangan keseimbangan. “Kemudian pakaikan helm agar anak terbiasa serta untuk melindungi bagian kepala jika terjadi benturan. Pastikan helm sesuai ukuran kepala anak dan dilengkapi tali pengaman yang terkunci dengan baik,” jelas Agus.
Baca juga: Belajar dari Avanza Tabrak Pesepeda di Sunter Karena Rem Blong
Apa Saja Persiapan yang Harus Dilakukan untuk Keselamatan Anak?
Agus juga menambahkan bahwa penting bagi pengendara untuk memastikan anak mengenakan jaket tebal, sepatu tertutup, dan celana panjang sebagai perlindungan dari angin, panas mesin, dan potensi kecelakaan.
Selain itu, pengendara disarankan untuk tidak membawa beban berat atau terlalu banyak saat membonceng anak, karena hal ini dapat mengganggu keseimbangan sepeda motor.
“Namun, ada baiknya untuk tidak membawa anak jika usianya terlalu kecil. Anak di bawah usia 5 tahun umumnya belum siap secara fisik untuk duduk di motor. Mereka juga lebih rentan terhadap kelelahan dan tidak memiliki refleks untuk berpegangan dengan benar,” ucap Agus.
Baca juga: Alasan STNK Perlu di Blokir Setelah Kendaraan Dijual
Dengan mengetahui risiko dan cara yang benar untuk membonceng anak, diharapkan orang tua dapat lebih menjaga keselamatan diri sendiri dan anak-anaknya saat berkendara dengan sepeda motor.