Informasi Terpercaya Masa Kini

Jangan Asal Bisa Dimakan, Kandungan Gizi dalam Menu Harus Tercukupi

0 3

PALANGKA RAYA-Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah menjadi langkah positif dalam mendukung kesehatan dan tumbuh kembang anak-anak sekolah di Kalimantan Tengah (Kalteng).

Selama dua hari terakhir, sejumlah sekolah di Kota Palangka Raya menerima menu yang terdiri dari ayam, telur, sayur, dan buah. Namun, apakah komposisi menu tersebut sudah mencukupi kebutuhan gizi anak-anak?

Dokter Adisti Cynthia selaku ahli gizi memberikan pandangannya terkait itu. Menurutnya, menu yang disediakan sudah cukup memenuhi prinsip dasar gizi seimbang, meski ada beberapa hal yang perlu diperbaiki agar kebutuhan gizi anak benar-benar tercukupi.

“Dalam konsep gizi seimbang, makanan harus mengandung tiga sumber penting, yaitu zat tenaga dari karbohidrat, zat pembangun dari protein, dan zat pengatur dari vitamin serta mineral. Menu yang diberikan selama dua hari ini sudah mengarah ke sana. Namun, yang harus diperhatikan lebih lanjut adalah porsinya,” ucap dr Adisti saat dikonfirmasi Kalteng Pos, Rabu (15/1/2025).

Menurutnya, nasi merupakan sumber karbohidrat yang paling ideal untuk anak-anak sekolah karena murah dan mudah diakses.

Sedangkan untuk pemenuhan protein, yang sangat penting bagi masa pertumbuhan anak, bisa berasal dari daging ayam, ikan, atau telur.

Sementara itu, sayur dan buah berperan sebagai sumber vitamin dan mineral yang mendukung metabolisme tubuh.

“Menu yang sudah diberikan selama dua hari ini sudah cukup baik. Namun untuk memastikan kebutuhan kalori anak terpenuhi, kita harus melihat porsinya. Misalnya, apakah potongan daging ayam yang diberikan sudah cukup besar atau apakah telur yang disajikan satu butir utuh atau hanya separuh,” tuturnya.

Terkait dengan keterbatasan anggaran sebesar Rp10.000 per anak, dr Adisti menegaskan pentingnya mengutamakan kualitas makanan.

“Dengan budget segitu, sebaiknya protein hewani seperti ayam atau telur sudah cukup. Tidak perlu memaksakan menambah susu, karena konsep gizi seimbang sudah tidak mewajibkan susu sebagai pelengkap, jika kebutuhan gizi dari makanan utama sudah terpenuhi,” ungkapnya.

Ia juga menyarankan agar buah yang disajikan dipilih mudah didapatkan tetapi bergizi. “Buah seperti pisang mauli, pepaya, atau semangka potong bisa menjadi pilihan. Harganya relatif murah, tetapi tetap kaya akan vitamin,” tambahnya.

Ia juga menegaskan kualitas porsi sangatlah penting. “Idealnya, telur yang disajikan satu butir utuh, bukan setengah. Potongan daging ayam juga harus cukup besar, agar memenuhi kebutuhan protein anak yang sedang dalam masa pertumbuhan,” imbuhnya.

Selian itu, ia menekankan pentingnya memastikan program MBG ini benar-benar tepat sasaran. Pemerintah harus lebih fokus menyasar sekolah-sekolah negeri yang siswanya berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah, karena mereka yang paling membutuhkan program ini.

“Anak-anak dari keluarga menengah ke bawah biasanya sangat antusias dengan program makan gratis di sekolah. Mereka akan menerima makanan dengan senang hati, berbeda dengan anak-anak dari keluarga menengah ke atas yang cenderung lebih selektif dalam memilih makanan,” ujarnya.

Ibu dua anak itu berharap pemerintah terus memantau pelaksanaan program ini agar sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

“Harapan saya, pemerintah memastikan bahwa program ini tidak hanya sekadar terlaksana, tetapi juga memberikan dampak nyata. Jangan sampai uang yang dialokasikan malah digunakan untuk membeli susu, sementara kualitas makanan utamanya menurun. Prioritaskan kualitas makanan yang diberikan,” tegasnya.

Program MBG ini diharapkan mampu meningkatkan kesehatan dan kemampuan belajar anak-anak di sekolah. Dengan nutrisi yang tercukupi, anak-anak diharapkan dapat lebih fokus dan aktif dalam kegiatan belajar.

“Semoga ke depannya program ini bisa terus berlanjut dan tepat sasaran. Jangan lupa, akses pendidikan dan gizi yang baik merupakan fondasi utama untuk menciptakan generasi muda yang sehat, cerdas, dan siap bersaing di masa mendatang,” sebutnya.

Program ini mendapat sambutan hangat dari para pelajar SMP Negeri 3 Palangka Raya. Sejak hari pertama masuk sekolah pada 6 Januari, mereka tampak antusias menanti realisasi program ini. Kepala SMP Negeri 3 Palangka Raya, Wahidah, mengungkapkan sejak awal masuk sekolah, tak sedikit anak didik yang bertanya mengenai jadwal pelaksanaan makan gratis ini.

“Mereka tanya kapan dapat makan gratis. Kami minta mereka untuk bersabar, karena semuanya butuh proses,” ujar Wahidah.

Ia menjelaskan, pelaksanaan program pada hari pertama memang sedikit lambat, tetapi mulai membaik pada hari-hari berikut. Pada hari kedua sudah lebih baik, meski ada sedikit keterlambatan.

“Di awal memang terlambat, namanya juga masih awal, tetapi untuk hari kedua sudah lebih baik. Untuk yang hari ini, belum tahu, tetapi sejauh ini distribusi makanan berjalan lancar, dan anak-anak menghabiskan makanan yang disajikan,” tambahnya, kemarin.

Meski demikian, ada beberapa saran yang disampaikan terkait porsi makanan, khususnya bagi peserta didik laki-laki.

Ada beberapa anak laki-laki yang merasa porsinya kurang, sehingga pihak sekolah menyarankan mereka untuk membawa serta nasi dari rumah masing-masing.

“Mungkin karena sedang dalam masa pertumbuhan, tapi mereka sudah mengatasinya dengan membawa nasi tambahan, kecap, atau sambal dari rumah untuk menambah nafsu makan,” jelas Wahidah.

Selain itu terkait kantin sekolah, Wahidah memastikan sejauh ini tidak ada masalah yang berarti. Pihak kantin sudah memahami kondisi saat ini. Meski mendapat makan bergizi gratis, para pelajar tetap membeli makanan di kantin saat jam istirahat pertama.

“Pihak kantin tampaknya sudah paham dengan keadaan, karena walaupun sudah dapat makan bergizi gratis, anak-anak tetap membawa uang untuk beli camilan atau minuman saat istirahat pertama. Untuk makan siang, kami jadwalkan pukul 12.00 WIB atau istirahat kedua,” ucapnya.

Dengan jumlah siswa lebih dari 1.000 orang, pengantaran makanan dilakukan dua kali tiap hari. Dalam sekali pengantaran, ada sekitar 500 makan yang didistribusikan ke sekolah.

Sehingga diharapkan proses pengantaran bisa lebih cepat agar semua penerima manfaat bisa makan bersama tanpa harus ada yang menunggu. Program MBG ini diharapkan tidak hanya meringankan beban orang tua, tetapi juga mendukung kesehatan dan tumbuh kembang anak-anak.

“Alhamdulillah, anak-anak menikmati makanan dengan baik, dan ini jadi motivasi untuk terus menjalankan program ini dengan lebih baik lagi,” terangnya.

Program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini telah diimplementasikan di Kota Palangka Raya, dengan menyasar 16 sekolah. Namun, tidak semua sekolah merasakan manfaat program ini. Salah satu sekolah yang belum menerima program ini adalah SD Islam Terpadu (SDiT) Al-Furqan.

“Kami belum dapat (makan bergizi gratis, red),” ungkap Kepala SDiT Al-Furqan, Ahmad, saat dikonfirmasi Kalteng Pos, Rabu (15/1).

Meski demikian, sekolah yang terletak di Jalan Murai itu telah menyediakan makan siang untuk murid dan dewan guru. Tiap hari makanan dibagikan pukul 11.00 WIB, terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, buah, dan minuman, guna memastikan kebutuhan gizi yang seimbang bagi anak-anan didik.

“Keseimbangan gizi menjadi prioritas utama yang harus kami penuhi,” jelas Ahmad.

Untuk mendukung penyediaan makanan bergizi ini, tiap orang tua murid dikenakan biaya Rp400.000 per bulan. Biaya ini mencakup seluruh kebutuhan makanan, mulai dari camilan, makanan utama, hingga minuman. “Tentu semua sudah dihitung secara detail, termasuk snack dan makanan utama,” tambahnya.

Ahmad berharap program MBG yang menjadi bagian dari Asta Cita Presiden RI dapat menjangkau seluruh sekolah yang ada di Kalteng, termasuk sekolah yang dipimpinnya itu.

Dengan demikian, semua anak di Palangka Raya bisa mendapat asupan gizi yang lebih baik untuk mendukung tumbuh kembang mereka. (zia/mut/ham/ce/ala)

Leave a comment