Informasi Terpercaya Masa Kini

Alasan Gen Z Awal Cukup Matang dalam Mempertimbangkan Jumlah Anak

0 4

KOMPAS.com – Generasi Z awal menunjukkan sikap yang lebih matang dan terencana dalam membangun keluarga.

Sebagai orangtua Gen Beta, mereka lebih banyak mempertimbangkan berbagai aspek sebelum memutuskan untuk memiliki keturunan. 

Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari Eka Hospital BSD dr. Riyana Kadarsari, Sp.OG, Gen Z awal umumnya tidak ingin memiliki anak yang terlalu banyak.

Baca juga: 5 Tips Parenting Menghadapi Anak Gen Beta

Hal ini karena menyadari bahwa hamil dan melahirkan jadi kesatuan proses yang panjang dan membutuhkan kesiapan mental.

Tak cuma itu, faktor finansial  dan waktu menjadi pertimbangan utama bagi Gen Z dalam merencanakan jumlah anak. 

“Tapi ketika mereka sadar kalau hamil dan melahirkan itu tidak mudah, menyita banyak waktu dan biaya yang tidak sedikit, makanya mereka memperimbangkannya,” ujar Riyana kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2025).

Untuk itu, generasi ini akan memastikan dirinya siap secara mental, finansial, dan waktu, apabila hendak menambah jumlah keturunan.

Hal ini juga selaras dengan tingginya kesadaran Gen Z awal akan pentingnya alat kontrasepsi.

Bahkan Riyana mengungkapkan, sebagian pasiennya dari kelompok Gen Z awal pun langsung mempertimbangkan penggunaan alat kontrasepsi sesaat setelah melahirkan.

“Gen Z ini juga lebih banyak pertimbangannya kalau mau punya anak, makanya awareness mereka terhadap alat kontrasepsi ini cukup tinggi,” ungkap dia.

Baca juga: Orangtua dari Gen Beta Enggan Punya Anak dengan Jarak Usia Berdekatan

Berbeda dengan kelompok orangtua Gen Beta yang berasal dari Gen Milenial atau gen sebelumnya, masih banyak dari mereka yang enggan atau menunda penggunaan alat kontrasepsi.

Sekalipun mengalami kehamilan yang tidak direncanakan, generasi sebelumnya itu merasa tidak masalah karena masih adanya bantuan dari pihak keluarga dalam pengasuhan anak-anaknya.

Untuk itu, imbauan melakukan KB kepada kelompok-kelompok tersebut pun relatif masih sulit.

“Tentu tidak terlalu berat karena jadi tugas bersama dalam mendidik anak itu. Jadi mereka tidak terlalu mikirin KB tapi kalau kebobolan atau disarankan KB juga masih susah,” tandas dia.

Leave a comment