Inilah Buku Teologi Tertua Karya Yustinus Martir Tahun 160-an
Ada perasaan sangat beruntung dan bersyukur bisa membaca sebuah buku teologi paling tua dalam sejarah manusia, yaitu buku yang berasal dari tahun 160 an dari abad kedua. Melalui buku ini bisa dipahami bahkan dirasakan bagaimana teologi yang berkembang pada ababd mula mula, hanya beberap puluh tahun dimana Yesus Kristus ada di dunia.
Banyak pelajaran iman dan pengetahuan sejarah keimanan bisa dipahami dan dihirup aromanya, sehingga dapat dijadikan sebuah refleksi yang sangat mendalam. Sebuah buku yang sangat tua, sangat berkelas, sangat substansial serta banyak memberi hal hal yang tak terduga.
Oh ternyata pada abad kedua, orang kristen disebut sebagai kanibal, karena dianggap memakan daging Yesus Kristus. Pada hal yang dimakan roti yang disimbolkan sesbagai tubuh Yesus Kristus dan yang diminum anggur yang disubstansiasikan sebagai darah Yesus. Ini hanya sgelintir contoh dalam buku yang sangat fundamental ini. Chatgpt yang menemukan buku ini, dan membuat ringkasan nya bagi saya dan kita semua, mari kita baca.
Ringkasan Buku Teologi: Apology oleh Yustinus Martir (Abad ke-2)
masehi 1. Profil Yustinus Martir
Yustinus Martir (100 M — 165 M) adalah salah satu apologet Kristen awal yang paling terkenal. Lahir di Flavia Neapolis (sekarang Nablus, Palestina), Yustinus berasal dari keluarga non-Kristen yang kaya dan terdidik. Ia adalah seorang filsuf pagan sebelum beralih menjadi Kristen. Ia menempuh studi mendalam tentang berbagai aliran filsafat, termasuk Stoisisme, Pythagoreanisme, dan Platonisme. Yustinus kemudian meyakini bahwa kekristenan adalah “filsafat sejati” yang menjawab kehausan rohaninya akan kebenaran.
Yustinus banyak mengembara untuk mengajarkan ajaran Kristen dan menulis karya-karya apologetik untuk membela iman Kristen di hadapan penguasa Romawi yang menganiaya umat Kristen. Ia menetap cukup lama di Roma, di mana ia membuka sekolah filsafat Kristen dan berdiskusi dengan intelektual pagan. Yustinus akhirnya ditangkap dan dihukum mati sebagai martir pada tahun 165 M di bawah kekuasaan Kaisar Marcus Aurelius.
2. Latar Belakang Penulisan Apology
Karya Apology Yustinus Martir terdiri dari dua bagian: First Apology dan Second Apology, yang kemungkinan besar ditulis sekitar tahun 155-160 M. Buku ini ditujukan kepada Kaisar Antoninus Pius, putranya Marcus Aurelius, dan Senat Romawi. Tujuan utama Apology adalah membela kekristenan dari tuduhan yang salah, seperti ateisme dan imoralitas, serta meminta penguasa Romawi untuk menghentikan penganiayaan terhadap orang Kristen.
3. Isi dan Struktur First Apology
a. Pengantar:
Yustinus membuka dengan sebuah permohonan yang penuh rasa hormat kepada Kaisar untuk memeriksa dan menilai kekristenan dengan keadilan dan akal sehat.
b. Pembelaan terhadap Tuduhan Ateisme:
Orang Kristen dituduh sebagai ateis karena mereka tidak menyembah dewa-dewa Romawi. Yustinus menjelaskan bahwa orang Kristen menyembah Allah yang sejati, Sang Pencipta alam semesta, dan bukan patung atau berhala buatan manusia.
c. Penjelasan tentang Allah Tritunggal:
Yustinus memberikan penjelasan teologis awal mengenai Allah Bapa, Anak (Yesus Kristus), dan Roh Kudus. Ia menggambarkan Kristus sebagai Logos (Firman Allah) yang kekal dan memiliki peran utama dalam penciptaan dan penyelamatan.
d. Pembelaan terhadap Tuduhan Imoralitas:
Yustinus membantah tuduhan bahwa orang Kristen melakukan ritual kanibalisme dan perbuatan cabul dalam perjamuan kudus. Ia menjelaskan bahwa perjamuan kudus adalah sakramen yang penuh kesucian, di mana roti dan anggur melambangkan tubuh dan darah Kristus.
e. Etika Kristen:
Yustinus menegaskan bahwa orang Kristen hidup dalam moralitas yang tinggi, mengikuti ajaran kasih Yesus yang mengajarkan cinta kasih kepada sesama manusia, termasuk musuh.
f. Bukti Kenabian tentang Yesus Kristus:
Yustinus mengutip nubuat-nubuat Perjanjian Lama yang digenapi dalam diri Yesus Kristus untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan.
g. Permohonan untuk Keadilan:
Yustinus meminta agar orang Kristen diadili berdasarkan perbuatan mereka, bukan karena nama mereka sebagai “Kristen”. Ia juga menuntut agar penguasa menghentikan penghakiman yang tidak adil.
4. Isi Second Apology
Second Apology adalah respons terhadap tuduhan baru yang muncul setelah First Apology. Dalam buku ini, Yustinus membahas lebih dalam tentang penderitaan orang Kristen yang tak berdosa dan mengkritik ketidakadilan sistem hukum Romawi. Ia menekankan bahwa orang Kristen yang menerima penganiayaan dan kematian dengan iman teguh adalah bukti kebenaran iman Kristen.
Yustinus juga menggambarkan bagaimana roh jahat berusaha menyesatkan manusia melalui filsafat palsu dan agama kafir. Namun, ia tetap menegaskan bahwa Logos (Kristus) hadir dalam hati setiap manusia, memanggil mereka untuk kembali kepada Allah yang sejati.
5. Pengaruh dan Signifikansi Apology
Apology Yustinus Martir menjadi karya apologetik Kristen yang monumental karena:
Membuktikan bahwa iman Kristen tidak hanya berbasis kepercayaan, tetapi juga dapat dipertahankan secara rasional dan filosofis.
Menunjukkan bahwa kekristenan adalah penerus sejati dari tradisi moral dan etika tertinggi.
Menginspirasi apologet-apologet selanjutnya, seperti Tertullian dan Origenes.
Karya ini juga menunjukkan bagaimana Yustinus Martir mempertemukan filsafat Yunani dengan doktrin Kristen, membuktikan bahwa iman dan akal dapat berjalan selaras.
Kesimpulan
Yustinus Martir adalah pelopor apologet Kristen yang memperjuangkan iman dengan kecerdasan dan keberanian. Apology tidak hanya sebuah pembelaan teologis, tetapi juga merupakan manifestasi iman Kristen yang siap mati demi mempertahankan kebenaran. Karya ini tetap relevan hingga hari ini sebagai contoh bagaimana iman Kristen dapat dijelaskan secara intelektual dan relevan bagi dunia modern.
Catatan
Buku Apology karya Yustinus Martir pada dasarnya adalah manuskrip kuno yang ditulis pada abad ke-2, sehingga tidak ada “cover asli” seperti buku modern yang dikenal saat ini. Manuskrip awal biasanya berbentuk gulungan atau codex tanpa sampul bergambar. Versi modern yang tersedia di toko buku atau perpustakaan telah diterjemahkan dan diterbitkan oleh berbagai penerbit, dengan beragam desain sampul.