5 Bahan Herbal yang Tidak Direkomendasikan untuk Diabetes, Gula Darah Bisa Drop
KOMPAS.com – Cara alami menurunkan gula darah kerap dipilih penderita diabetes dengan harapan mampu mengontrol glukosa tanpa menimbulkan efek samping.
Konsumsi bahan herbal juga menjadi salah satu pengobatan alternatif untuk mendampingi pengobatan medis sesuai arahan dokter.
Sayangnya, tidak semua bahan herbal bisa dikonsumsi penderita diabetes secara bebas tanpa efek berbahaya bagi tubuh.
Meski makanan dan rempah-rempah tertentu dapat bermanfaat bagi penderita diabetes, penting untuk berhati-hati dalam mengonsumsi bahan herbal.
Sebab, meski alami, beberapa bahan dapat menimbulkan risiko keamanan, terutama jika digunakan untuk mengobati diabetes.
Lantas, apa saja bahan herbal yang tidak direkomendasikan untuk diabetes?
Baca juga: 5 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Diabetes, Apa Saja?
Bahan alami yang tidak direkomendasikan untuk diabetes
Ahli gizi terdaftar Amerika Serikat dan pendiri layanan diabetes Whitness Nutrition, Whitney Stuart menjelaskan, bahan alami dapat menyebabkan hipoglikemia.
“Bahan herbal dapat berinteraksi dengan obat diabetes dan menyebabkan hipoglikemia,” ujarnya, dilansir dari Eating Well.
Menurut Kementerian Kesehatan, hipoglikemia adalah kondisi saat kadar gula dalam darah berada di bawah normal.
Sebagai sumber energi utama tubuh, kadar gula darah terlalu rendah dapat menyebabkan tubuh tidak berfungsi dengan baik, termasuk otak.
Penderita diabetes yang mengalami hipoglikemia juga akan merasakan beberapa gejala, seperti pusing, kelelahan, dan bahkan kehilangan kesadaran.
Demi kesehatan dan keselamatan, penting untuk mengetahui bahan alami apa saja yang tidak boleh dikonsumsi jika menderita diabetes.
Berikut sejumlah bahan herbal yang tidak direkomendasikan untuk penderita diabetes:
1. Lidah buaya
Bahan alami pertama yang sebaiknya dihindari adalah aloe vera atau lidah buaya, yang populer dengan khasiat untuk menenangkan kulit.
Jika dikonsumsi, bahan ini berpotensi menimbulkan efek samping yang signifikan, terutama bagi penderita diabetes.
Beberapa penelitian menunjukkan, konsumsi lidah buaya secara oral dapat menurunkan kadar gula darah.
Meski terdengar bagus, kondisi tersebut dapat mengakibatkan hipoglikemia jika dikombinasikan dengan obat diabetes.
Belum lagi, lidah buaya dalam bentuk suplemen belum memiliki standardisasi terkait kandungan dan dosis yang aman.
Hal itu dikhawatirkan berpotensi mengundang dampak tidak terduga pada kontrol glukosa darah.
Bagi penderita diabetes, konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan terlebih dahulu sebelum mulai rutin mengonsumsi lidah buaya.
Baca juga: Benarkah Penderita Diabetes Harus Minum Obat Seumur Hidup?
2. Ginseng
Ginseng, tanaman yang berasal dari Korea, dikenal sebagai salah satu bahan herbal dengan beragam manfaat.
Dikutip dari laman WebMD, beberapa orang mengonsumsi ginseng untuk memperlambat penuaan, meningkatkan kekebalan tubuh, atau meningkatkan kualitas hubungan seksual.
Namun, ahli gizi Amerika Serikat, Mascha Davis mengungkapkan, ginseng tampaknya tidak cocok untuk penderita diabetes.
“Karena dapat menurunkan kadar gula darah dan berinteraksi dengan obat diabetes,” kata Davis.
Penulis buku Eat Your Vitamins ini mengatakan, beberapa penelitian telah melaporkan “keampuhan” ginseng dalam menurunkan glukosa darah.
Sayangnya, khasiat tersebut dapat meningkatkan risiko hipoglikemia, terutama pada pasien yang mengelola gula darah dengan obat-obatan.
3. Pare
Bahan alami selanjutnya yang sebaiknya dihindari penderita diabetes adalah peria atau pare.
Buah dengan rasa pahit ini merupakan salah satu bahan baku suplemen herbal untuk menurunkan kadar gula darah.
Pare mengandung charantin, vicine, dan polipeptida-p yang diperkirakan memiliki struktur mirip insulin, hormon yang berperan dalam pengendalian gula darah.
Berdasarkan tinjauan sistematis dan meta-analisis di jurnal Nature (2014), para peneliti menemukan bahwa data terkait suplementasi pare masih belum konsisten.
Studi yang telah dilakukan masih singkat, dan dosis pare yang digunakan pun masih bervariasi.
Oleh karenanya, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan efek jangka panjang dan keamanan rutin mengonsumsi pare terhadap diabetes.
Selain itu, bagi orang yang rentan mengalami gula darah rendah, pare dapat meningkatkan risiko hipoglikemia, sehingga perlu dihindari.
Baca juga: 7 Ikan Penurun Lemak Trigliserida, Cegah Obesitas dan Diabetes
4. Teh hijau
Minum teh hijau terbukti memberikan manfaat bagi penderita diabetes. Salah satunya, dalam meta-analisis terhadap 17 uji klinis yang dipublikasikan dalam The American Journal of Clinical Nutrition.
Peneliti menemukan, minum teh hijau memiliki efek menguntungkan, seperti penurunan gula darah puasa dan hemoglobin A1C, yang mencerminkan nilai rata-rata gula darah per tiga bulan.
Kendati demikian, hanya ada sedikit penelitian terkait efektivitas teh hijau di luar penelitian yang dilakukan pada hewan.
Oleh karena itu, rutin mengonsumsi teh hijau bersama obat-obatan diabetes mungkin tidak diperlukan.
5. Berberin
Penderita diabetes juga direkomendasikan untuk membatasi konsumsi berberin atau berberine.
Berberin adalah suplemen herbal yang terbuat dari ekstrak tanaman berbeda, seperti goldenseal, berberis, dan kunyit.
Selama berabad-abad suplemen dari ekstrak tanaman ini memang digunakan dalam pengobatan tradisional, khususnya praktik pengobatan China dan Ayurveda.
Namun, ahli diet Whitney Stuart mengatakan, berberin harus dihindari penderita diabetes yang mengonsumsi obat-obatan seperti insulin atau metformin.
“Karena kemampuannya untuk menurunkan gula darah dan menyebabkan hipoglikemia,” lanjut Stuart.
Bahan herbal ini dapat berinteraksi dengan berbagai macam obat, sehingga menimbulkan risiko jika dikonsumsi beriringan dengan obat diabetes atau kondisi kesehatan lainnya.
Seperti halnya suplemen dari bahan herbal lain, kualitas dan konsentrasi berberin di pasaran pun sangat tidak konsisten.
Oleh karena itu, bagi orang yang menderita diabetes, konsultasikan dengan dokter sebelum mencoba berberin ataupun bahan herbal lainnya.