Informasi Terpercaya Masa Kini

Menjelajah Kota Parfum Dunia, Grasse Bersama Alchemist untuk Koleksi Parfum Terbarunya

0 3

Jika membahas mengenai dunia olfaktori, rasanya kita tidak bisa melupakan di mana asal muasalnya. Bisa jadi kalau tanpa kota ini yang menjadi basis penyebaran, mungkin perkembangan wewangian tidak semasif seperti yang kita lihat sekarang. Titik awalnya dimulai dari kota Grasse, sebuah kota kecil yang terletak di kawasan French Riviera yang akhirnya menyandang status sebagai ibu kota parfum dunia. 

BACA JUGA: Sudahkah Anda Mengenali Karakter Parfum Anda? Ini Tips Memilih Wewangian yang Tepat!

Berangkat dari pertimbangan bahwa Grasse menyimpan warisan budaya dan wawasan yang begitu kaya, maka masuk akal bila label parfum lokal Alchemist yang sudah bukan rahasia lagi sangat menghargai craftsmanship dan begitu menjunjung tinggi detail dan kompleksitas, mengambil langkah yang lebih serius dengan meracik koleksi terbarunya bertajuk Les Classiques langsung di Grasse. 

(Foto: Courtesy of Alchemist)

Tidak sendiri, kali ini Alchemist turut berkolaborasi dengan tiga perfumer di antaranya: Paul Guerlain, Kristina Dineko, dan Shinichiro Oba yang berada di bawah naungan International Flavors & Fragrances (IFF), salah satu perusahaan pemroduksi perisa dan wewangian terbesar dengan menghadirkan empat parfum yang berpusat pada aroma musk yang terkenal akan nuansanya yang hangat, sensual, dan menyegarkan. 

(Foto: Courtesy of Alchemist)

Disatukan dalam visi yang sama yaitu untuk menciptakan aroma yang terinspirasi dari estetika alami serta gelora keabadian, Paul Guerlain sukses menangkap spirit kemewahan dan kelembutan dari kasmir yang tak lekang oleh waktu lewat hasil karya parfumnya yang dijuluki sebagai {10} Cachemire. Lewat perpaduan sempurna dari pepper pink, apel, dan minyak kulit kayu manis yang ada di top notes, rose accord, violet notes, dan ambrette kemudian mengisi middle notes-nya. Lalu ditutup dengan cedarwood heart, virginia, serta musk pada bottom notes, menawarkan kesan sophisticated yang mendalam. 

Berbeda dengan Paul, Kristina mencoba untuk menghadirkan pengalaman nostalgia dan keintiman lewat dua karya parfumnya yaitu, {11} Musc Laiteux dan {12} Musc Vanille. Bila {11} Musc Laiteux hadir dalam pilihan aroma yang manis dan menyegarkan berkat perpaduan sempurna antara pink pepper yang ada di top notes dan riz au lait (sticky rice) yang berada di middle notes, serta tak ketinggalan patchouli yang tersaji di bottom notes, maka {12} Musc Vanille menawarkan kesan yang lebih sensual dan adiktif. 

Last but not least, ada parfum karya perfumer kelahiran Jepang, Shinichiro Oba. Bukan kolaborasi perdana Shin (begitu sapaan akrabnya) bersama Alchemist, mengingat keduanya sudah pernah menyatukan kekuatan menghadirkan koleksi untuk lini home fragrance dari brand yang telah berdiri sejak tahun 2022 ini, sekarang Shin mencoba untuk menawarkan sisi lain dari keterampilannya lewat {13} Bois et Musc. Memadukan black pepper pada top notes, muguet dan cashmeran pada middle notes, serta perpaduan patchouli, musk, dan moss di bottom notes, karya parfum terakhir dalam koleksi ini mengajak kita untuk menavigasi hamparan alam hutan yang segar dan membumi, menciptakan jejak pagi di musim semi yang menentramkan jiwa. 

(Foto: Courtesy of Alchemist)

Dalam perjalanan mengeksplorasi lebih dalam bagaimana koleksi Les Classiques diciptakan hingga akhirnya dapat sampai ke tangan Anda para pemiliknya, kami pun melihat dan menelusuri bagaimana tahapan demi tahapan yang harus dilewati dalam proses pembuatan keempat parfum ini. Yang pertama dan yang paling utama tentu bagaimana bahan baku yang diperlukan dalam melahirkan koleksi ini diperoleh. Untuk itu kunjungan kami di Grasse rasanya tak afdal bila tidak dimulai di perkebunan LMR Naturals, sebuah perusahaan yang dibangun oleh Monique Rémy yang sudah ada sejak 1983 sebelum akhirnya diakuisisi oleh IFF di tahun 2000. Sejak resmi bergabung ke dalam keluarga besar IFF, LMR Naturals telah menjadi salah satu tulang punggung dalam menyuplai bahan baku dengan kualitas terbaik yang digunakan pada deretan portofolio milik IFF. 

(Foto: Courtesy of Alchemist)

Pada kunjungan ke LMR Naturals, kami melihat bagaimana berbagai jenis bunga dan tumbuhan seperti orris, white jasmine, vetiver, may rose (jenis bunga yang hanya mekar dan dipanen pada bulan Mei setiap tahunnya), hingga neroli yang dijuluki sebagai the magical tree tumbuh dan dibudidayakan secara etis dan sustainable. Fun fact, Grasse memiliki iklim cuaca yang paling stabil sehingga cocok untuk melakukan aktivitas bercocok tanam. 

(Foto: Courtesy of Alchemist)

Setelah selesai menjelajah ladang perkebunan LMR Naturals yang menjadi rumah untuk berbagai spesies bunga dan tumbuhan yang begitu berharga, kami kemudian beranjak ke atelier du parfumeur IFF, markas bagi para perfumer mewujudkan ide dalam menciptakan mahakaryanya. Tidak hanya itu saja, di kawasan atelier du parfumeur IFF juga terdapat pabrik berskala mikro tempat di mana keempat koleksi Les Classiques diramu secara manual. Istimewanya lagi, dalam kunjungan ini saya juga berkesempatan untuk ikut meracik salah satu parfum yang ada di koleksi ini, tepatnya parfum karya Kristina Dineko yang ternyata dalam proses percampurannya membutuhkan presisi dan ketelitian yang luar biasa. Bila kita meleset walau hanya dalam hitungan miligram, itu akan mengubah seluruh gugusan “resep” parfum yang telah tercipta dan mempengaruhi aroma akhir yang dipancarkan. 

Jadi kira-kira aroma parfum mana yang cocok dengan kepribadian personal dan kemungkinan akan menjadi wewangian favorit Anda? 

BACA JUGA:

Wajib Tahu: 6 Produk Kecantikan yang Baru di Bulan Oktober

10+ Rilis Produk Kecantikan Tebaru di Bulan April yang Harus Anda Ketahui!

(Foto: Courtesy of Alchemist Fragrance)

Leave a comment