Informasi Terpercaya Masa Kini

Umat Kristen di Cibinong Dilarang Rayakan Natal,Wapres Gibran: Lapor ke TNI-Polri atau Saya

0 5

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Tak lama lagi umat Kristiani merayakan Natal, namun sebagian ada yang merasa resah.

Sebab mereka dilarang merayakan olek sekelompok orang yang menganut paham intoleransi.

Ternyata, masalah ini juga didengar Wapres Gibran Rakabuming Raka.

Saat menghadiri pelantikan Pengurus Pusat Pemuda Katolik periode 2024-2027 di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jakarta, Selasa (17/12/2024), Gibran minta umat Kristen untuk tak takut lapor.

Gibran meminta masyarakat melaporkan apabila perayaan misa Natal 2024 dipersulit melalui ‘Lapor Mas Wapres’.

Baca juga: Viral Penolakan Ibadah Natal, FKUB Kabupaten Bogor Verifikasi Lapangan

Menurut Gibran, dirinya bersama Presiden Prabowo Subianto dan Kabinet Merah Putih mengggelar rapat terbatas terkait persiapan Natal dan tahun baru beberapa hari lalu.

“Salah satu penekanannya adalah Bapak Presiden ingin seluruh lapisan masyarakat dapat menjalankan ibadah Natal dan tahun baru dengan aman, penuh sukacita, kebaikan dan rasa nyaman,” kata Gibran dalam sambutannya.

Gibran meminta masyarakat termasuk Pemuda Katolik untuk melaporkan apabila ada kesulitan saat menjalani ibadah Natal.

Putra Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi ini mempersilakan masyarakat mengadu lewat nomor WhatsApp 08111-704-2207.

Baca juga: Viral Aksi Penolakan Ibadah Natal di Cibinong, Lurah: Warga Perumahan Sudah Menolak Sejak 2015

“Jika ada yang dipersulit saat menjalankan misa Natal dan perayaan Natal, segera laporkan ke kepolisian, TNI, Pemda atau bisa langsung ke saya. Di situ ada nomor handphone, bisa langsung di WA atau ditelepon,” ujar Gibran.

Gibran juga mengajak Pemuda Katolik untuk turut mengawal arahan Prabowo terkait pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

“Bapak-ibu, sekali lagi saya mengajak jajaran Pemuda Katolik untuk mengawal bersama arahan dari Bapak Presiden Prabowo Subianto. Jaga persatuan dan kesatuan kita,” ungkapnya.

Sebelumnya, Pemkab Bogor melakukan rapat koordinasi untuk memediasi masalah penolakan warga atas keberadaan gereja di Perumahan Cipta Graha Permai, Kelurahan Tengah, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (11/12/2024).

Baca juga: Ibadah Natal di Perumahan di Bogor Ditolak Warga, Permadi: Intoleransi Belum Jadi Prioritas Prabowo

Kegiatan ini dihadiri oleh Polsek Cibinong bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompincam) Cibinong dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bogor.

Rapat dipimpin oleh Plt. Kepala Badan Kesbangpol Heri Risnandar dan didampingi oleh Camat Cibinong Acep Sajidin.

Turut hadir Lurah Kelurahan Tengah Awan Sundawan, Panit Binmas Polsek Cibinong, Iptu Agus Sugianto, Babinsa Kelurahan Tengah Serma Usep R, Wakil Ketua 2 FKUB Kabupaten Bogor WS. Hariyanto dan anggota FKUB dari masing-masing perwakilan lintas agama.

Kegiatan rapat ini dilakukan di Aula Wawasan Nusantara, Kantor Badan Kesbangpol Kabupaten Bogor, Cibinong.

Kapolsek Cibinong Kompol Waluyo, mengatakan rapat koordinasi ini digelar untuk menyikapi penolakan ibadah perayaan Natal jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Perumahan Cipta Graha Permai, Cibinong.

“Agenda rapat membahas adanya penolakan warga Cipta Graha Permai terkait kegiatan peribadatan perayaan Natal yang diselenggarakan oleh jemaat GPdI) Tegar Beriman pimpinan pendeta NJW pada hari Minggu lalu,” kata Waluyo di Cibinong, Rabu (11/12/2024).

Dia menjelaskan pokok permasalahan keberatan warga adalah adanya alih fungsi rumah tinggal menjadi gereja yang tidak memiliki legalitas.

“Warga perumahan Cipta Graha tidak melarang kegiatan peribadatan perayaan Natal. Namun mereka tidak mengijinkan warga dari luar perumahan Cipta Graha Permai turut bergabung dalam kegiatan peribadatan,” jelas Waluyo.

Dalam rapat koirdinasi ini, beberapa perwakilan FKUB meminta agar dilakukan klarifikasi kepada Pendeta NJW terkait alih fungsi rumah tinggal menjadi gereja.

“FKUB juga meminta kepada aparat terkait agar membantu untuk tetap menjaga kondusifitas agar polemik tidak meluas,” tutur Waluyo.

Sementara Lurah Kelurahan Tengah, Awan Sundawan, mengatakan permasalahan warga Perumahan Cipta Graha Permai dengan pendeta NJW sudah terjadi sejak tahun 2015.

“Kami sudah melakukan beberapa kali mediasi. Walaupun mendapat penolakan warga, pendeta NJW tetap melaksanakan kegiatan peribadatan rutin setiap minggu,” ucap Awan.

Dia mengaku belum pernah menerima pengajuan surat terkait perubahan alih fungsi rumah tinggal milik Pendeta NJW di Blok R1 No.2 Perumahan Cipta Graha Permai menjadi rumah ibadah ataupun gereja.

“Terkait surat pemberitahuan ibadah perayaan Natal yang diselenggarakan oleh Pendeta NJW, kami tidak menerima. Informasi yang diterima bahwa surat tersebut dititipkan Ketua RT setempat,” jelas Awan.

Sementata Plt. Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Bogor, Heri Risnandar, mengatakan pihaknya belum dapat memberikan kesimpulan terkait persoalan ini.

“Permasalahan ini akan ditindaklanjuti setelah adanya rekomendasi hasil klarifikasi pihak FKUB dengan pihak Pendeta NJW. Kami akan laporkan permasalahan ini ke Bupati Bogor,” tandas Heri.

Diviralkan Abu Janda

Peristiwa itu viral setelah video penolakan diunggah pegiat media sosial yang juga aktivis anti intoleransi, Permadi Arya alias Abu Janda di akun Instagramnya @permadiaktivis2, Selasa (10/12/2024).

Abu Janda mengunggah video di mana seorang warga mengatakan kepada beberapa warga lainnya bahwa mereka keberatan adanya ibadah Natal di wilayah mereka.

“Ada keberatan warga sampaikan surat kepada lurah dan kapolsek, bahwa kami keberatan gitu kan,” kata pria tersebut.

“Iya keberatan, keberatan dengan adanya perayaan natal di sandi,” tambahnya.

Video lalu beralih dengan pernyataan seseorang yang merupakan umat Kristen yang dilarang beribadah Natal di sana.

“Pak Prabowo jamin, kita dapat beribadah dengan baik. Kita dapat melakukan hak-hak warga negara yang baik. Kalau yang lain mempunyai hak yang sama, begitu juga kami diberikan hak yang sama,” katanya.

Ia juga mempertanyakan mengapa ibadah mereka dihalangi.

“Tetapi kenapa ketika kami mau melakukan hal yang baik, kami dihalangi. Ini Pak RT saya, yang notabene sudah saya sampaikan kami mau beribadah,” ujarnya.

“Tapi senyatanya, semua saudara bisa melihat, orang-orang yang ada. Siapa yang menghalangi kami beribadah,” katanya.

Dalam caption video, Permadi Arya mengatakan sampai hari ini masih ada intoleransi dan hal ini belum mendapat atensi dari Presiden Prabowo.

“Di Indonesia bagian barat, umat kristen masih belum bebas beribadah akibat KRISTENFOBIA (sentimen anti kristen) dan sampai hari ini masih belum dapat atensi dari pak @prabowo,” kata Permadi Arya.

Ia mengatakan intoleransi belum menjadi prioritas bagi pemerintahan Prabowo dan sama seperti pemerintahan Jokowi.

“Maafkan saya ya teman2, INTOLERANSI belum jadi prioritas bagi pemerintahan pak prabowo, seperti juga kemarin di pemerintahan pak jokowi,” ujar Permadi.

“PENOLAKAN IBADAH NATAL di perum cipta graha permai, jl.tegar beriman kab. bogor, kejadian hari minggu 8 desember 2024. mohon atensi nya pak presiden,” kata Abu Janda.

Ia juga menautkan unggahannya itu ke sejumlah pejabat mulai Menteri Agama Nasaruddin Umar hinga Seskab Mayor Teddy.

“teman2 bantu mention semua akun2 di atas ya, yuk banjiri notif beliau beliau supaya cepat dapat atensi,” ujar Permadi Arya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Leave a comment