Informasi Terpercaya Masa Kini

Ibu Sosok Wanita Hebat yang Bekerja Tanpa Pamrih itu Telah Pergi Selamanya

0 18

Ibu merupakan sosok yang paling berjasa dalam hidup setiap orang. Karena ibu adalah wanita yang telah mengandung, melahirkan, membesarkan, dan mendidik anak-anaknya. 

Ia adalah sosok yang bekerja tanpa pamrih dan tak mengharapkan balasan apapun baginya, selain demi kebahagiaan putra-putrinya. Dengan ikhlas ia merawat dan melayani mereka, bukan hanya hingga mereka dewasa dan mandiri, tetapi sampai mereka mati.

Karena itu, ibu adalah segala-galanya, tidak ada yang bisa menggantikannya.Ia juga adalah cahaya indah bagi anak-anaknya. Akan terasa nyaman bila berada di dekatnya, hati pun terasa damai dan bahagia bersamanya.

Tulisan ini saya buat sebagai sebuah refleksi atas peranan seorang ibu dalam kehidupan manusia, yang  kematiannya menjadi kehilangan segala-galanya. 

Tulisan ini juga sebagai ungkapan perasaan penulis akibat kehilangan ibu beberapa waktu lalu. Ibuku telah meninggal dunia pada Sabtu, 13/7/2024. Beristirahatlah Dalam Damai Wanita Hebatku!

Saya tahu bahwa ada beragam cara yang bisa dilakukan sebagai tanda syukur kepada ibu tercinta. Kiranya tidak cukup dengan menangis berderai air dan bersedih berdukacita. 

Namun ada juga cara lain untuk terus mengenang kehadiran sosok seorang ibu yang tanpa banyak kata-kata terucap dari bibir dan mulutnya, namun lebih banyak melakukan tindakan kasih dan pelayanan bagi anak-anak dan keluarganya.

Saya lebih memilih untuk mengabadikan kasih seorang bunda dengan menuliskan di sini, supaya kenangan itu tiada terlupakan, seperti kasih ibu yang berlangsung sepanjang hayat dikandung badan.

Sosok Ibu

Ibuku bernama Hermina Matsel Mafenat. Sebuah nama yang indah. Nama Hermina diambil dari nama seorang kudus yakni Santa Hermina sebagaimana kebiasaan pemberian nama dalam tradisi Katolik, yaitu nama seorang biarawati kudus yang dirayakan pada setiap tanggal 9 Juli.

Sisipan nama Matsel diambil dari nama nenek moyang suku Mello yang datang dari Oecusse-Ambeno-Portugal pada abad ke-16. Dan nama belakang Ma’fenat merupakan nama sebuah suku yang menguasai wilayah Nifuboke di Noemuti yaitu Tiser-Ma’fenat yang selalu akan dituturkan ketika terjadi perbincangan sejarah atau bertutur adat.

Ibu Hermina Ma’fenat seorang wanita desa yang sederhana, tak berpendidikan formal, namun kaya dengan berbagai kebijaksanaan.Ia lahir di Nifuboke pada 1 Agustus 1939. Artinya ibuku wafat pada menjelang usia 85 tahun. 

Menurut Kitab Mazmur yang ditulis oleh Nabi Daud mengatakan “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun” (Mzm. 90:10). Itu berarti ibuku telah mendapatkan bonus sebesar 15 tahun. Patut disyukuri sebab tidak banyak orang hidup hingga usia ini.

Menurut Biro Pusat Statistik , harapan hidup bangsa Indonesia berkisar antara 75 sampai 77,5 tahun. Maka berdasarkan angka harapan hidup manusia Indonesia ini, berarti mamaku telah melewati ambang atas usia harapan hidup orang Indonesia.

Sakit dan Wafat

Ibu Hermina mulai sakit pada tahun 2020. Kala itu beliau terjatuh di dapur ketika sedang menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak dan cucu-cucunya. Maka sejak saat itu, ia mengalami patah tulang ekor, sehingga sulit untuk disembuhkan.

Ada beberapa tabib yang berusaha melakukan terapi dan upaya untuk menyembuhkannya, namun tiada hasil. Ibu terpaksa hanya duduk di kursi roda pemberian para biarawati Kongregasi Abdi Roh Kudus (SSpS) dari Klinik Pratama Santo Yosef Kefamenanu. Ia hanya tersenyum dan tertawa ringan tatkala anak-anak dan cucu berdiri atau pun duduk mengelilinginya.

Melalui perawatan seadanya dan tradisional, hingga akhirnya pada Sabtu, 13 Juli 2024 sekira pukul 11.40 WITA ibuku menghembuskan nafas terakhir dengan begitu tenangnya di atas tangan istriku.

Saat Pemakaman dan Pesan Akhir

Sesuai tradisi gereja Katolik di Timor, jenazah orang yang meninggal disemayamkan di rumah duka paling lambat 2 x 24 jam. Jenazah setiap umat Katolik yang meninggal mesti dijaga,  didoakan dan sesudah itu siap untuk dimakamkan yang didahului dengan Misa kudus.

Maka sesuai tradisi tersebut, pada 14 Juli 2024 bertepatan dengan hari Minggu Biasa XV, Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku berkenan memimpin Misa kudus untuk keselamatan jiwa mama tercinta.

Dan pada Senin, 15 Juli 2024,  Vikjen Keuskupan Atambua, Pastor Vincentius Wun, SVD bersama delapan orang imam Tuhan merayakan Ekaristi Pemakaman untuk mama tercinta di Kampung Maurisu, Timor Tengah Utara.

Selain dihadiri anak-anak, anak mantu, dan cucu-cucu yaitu 7 anak kandung, 31 orang cucu, 29 orang cece, dan 2 orang cicit. Ada banyak orang teman kerja, handai taulan yang hadir mengikuti perayaan misa dan pemakaman almarhumah mama terkasih.

Dari peristiwa kematian ibunda tercinta ini, penulis sendiri menarik beberapa kesimpulan sebagai refleksi sebagai berikut yang mudah-mudahan membantu para pembaca untuk menghidupinya:

Pertama, Bahwa kehidupan atau kelahiran itu suatu kebetulan, namun kematian itu suatu kepastian.

Karena kelahiran atau kehidupan itu kebetulan, maka ia harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-baiknya. Sedangkan kematian itu suatu kepastian dalam hidup. 

Meskipun kita tidak tahu akan saat dan waktunya, namun karena ia kepastian maka kita harus menerimanya dengan ikhlas.  Berbagai ajaran agama mengajak umatnya untuk selalu siap sedia setiap saat ketika tiba waktunya bagi kita. Kematian itu datang seperti pencuri.

Kedua, Usia harapan hidup manusia Indonesia, berbeda dengan usia harapan hidup manusia Eropa. 

Untuk mencapai harapan hidup yang maksimal, kita mesti menjaga kesehatan dengan baik, mentaati nasehat dokter, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, berolahraga secara teratur, dan terutama mendekatkan diri dengan Tuhan. Sang Pemberi Kehidupan ini.

Ketiga, Hormatilah orang tuamu, ayah dan ibumu, dan rawatlah mereka ketika mereka sakit supaya jangan Anda menyesal setelah mereka meninggal dunia.

Banyak orang tua meninggal dunia tanpa kehadiran dan perawatan dari anak-anaknya. Pada hal orang tua telah membesarkan mereka dengan penuh cinta tanpa pamrih. 

Keempat, Kehilangan atau kematian ibu merupakan kehilangan kasih sayang dan segala-galanya.

Ibu adalah sosok malaikat tanpa sayap yang selalu mendampingi. Seorang ibu adalah segala-galanya. Tanpa seorang ibu, kita tak pernah akan ada di atas bumi ini. Maka muliakanlah ibumu semasa ia hidup. Orang bijak mengatakan kehilangan ayah kehilangan kekuatan dan kehormatan hidup, kehilangan ibu kehilangan kasih sayang dan cinta.

Penutup

Saya akhiri tulisan sederhana ini dengan mengutip kata-kata bijak berikut, semoga bermanfaat:

Abraham Lincoln: “Aku ingat doa-doa ibuku dan doa-doa itu mengikutiku. Doa-doa itu telah melekat padaku sepanjang hidupku”.

Kelly Flannery: “Kehilangan seorang ibu tidak akan pernah bisa tergantikan, cinta seorang ibu tidak akan pernah bisa hilang”.

Anonim : “Ibu itu ibarat sayap yang memapah dan menuntun anak-anaknya terbang ke langit lepas, menjelajahi dunia yang luas”.

Cardinal Mermillod: “Seorang ibu adalah dia yang dapat menggantikan semua yang lain, tetapi yang tempatnya tidak dapat diambil orang lain”.

Akhirnya selamat jalan Sosok wanita terhebat dalam hidupku. Jadilah pendoa setia di jalan hidup kami semua! Amin

Atambua: 17.07.2024

Referensi:

1. https://santosantagereja.blogspot.com/2013/07/sta-hermina.html

2. https://www.bola.com/ragam/read/5459824/31-kata-kata-mutiara-untuk-ibu-yang-telah-meninggal-penuh-kerinduan-dan-kesedihan?page=4

Leave a comment