Konglomerat di Balik Taksi dari Vietnam Xanh SM, Kini Mulai Uji Coba di Jakarta
Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan taksi listrik asal Vietnam, Xanh SM, mulai menjejakkan kakinya di Indonesia, dengan armadanya mulai melakukan uji coba layanan di Jakarta.
Menurut laman resminya, Xanh SM adalah nama merek layanan taksi listrik pertama dari Republik Sosialis Vietnam. Perusahaan taksi tersebut menggunakan mobil listrik Vietnam dan dilengkapi dengan kamera 360.
Taksi tersebut bergerak di bawah Green and Smart Mobility Joint Stock Company (GSM), dalam unit penyewaan kendaraan transportasi hijau dan cerdas. Tempat kendaraan listrik multi-platform pertama di dunia.
Baca Juga : Momen Jokowi Unggah Foto Bareng Konglomerat Mochtar Riady
GSM beroperasi terutama di dua area, layanan pemesanan mobil listrik dan penyewaan mobil dan sepeda motor listrik dengan skala investasi 20.000 mobil dan 60.000 sepeda motor.
Secara khusus, GSM menyediakan layanan perjalanan dengan mobil listrik dan sepeda motor listrik. Pada saat yang sama, GSM juga menyewakan mobil dan sepeda motor listrik kepada perusahaan transportasi untuk memenuhi kebutuhan penumpang akan transportasi hijau.
Baca Juga : : Deretan Lima Konglomerat Pebisnis Radio yang Masih Eksis Hingga Kini
Sosok di Balik Xanh SM
Perusahaan ini didirikan koglomerat Vingroup, Pham Nhat Vuong pada tanggal 6 Maret 2023, dengan modal dasar sebesar 3.000 miliar dong Vietnam, di mana Pham Nhat Vuong memegang 95% sahamnya.
Perusahaan ini kemudian secara resmi mulai beroperasi di Hanoi pada tanggal 14 April 2023 dan terus memperluas usahanya ke Ho Chi Minh pada 27 April 2023 dan ke Laos pada Oktober tahun yang sama.
Baca Juga : : Polemik PSN PIK 2 Milik Konglomerat Aguan, Begini Duduk Perkaranya
Per Mei 2024, Xanh SM sudah memiliki lebih dari 30.000 mobil listrik untuk taksi dengan 40% armadanya beroperasi di Vietnam.
Pendirinya, Pham Nhat Vuong, merupakan salah satu miliarder terkaya di Vietnam. Dia lahir pada 5 Agustus 1968 di Hanoi.
Dia tumbuh besar di Hanoi dan lulus dari Sekolah Menengah Atas Kim Lien pada 1985. Pham Nhat Vuong kemudian melanjutkan pendidikannya ke Hanoi Unversity of Mining and Geology sebelum kemudian dikirim ke Uni Soviet untuk belajar di Moscow Geological Prospecting Institute dan lulus pada 1992.
Usai menyelesaikan pendidikan, dia sempat tinggal di Ukraina, dan memulai bisnis restoran mi instan menggunakan uang pinjaman dari teman dan keluarga. Dengan bisnisnya yang semakin sukses, dia mulai memproduksi dan menjual mi instan dengan merek Mivina.
Pada 1993, dia mulai membesarkan namanya di industri kuliner dan mendirikan Technocom di Ukraina. Namun, perusahaan itu kemudian dijual ke Nestlé seharga US$150 juta pada 2009, sebelum dia kembali ke Vietnam.
Sekembalinya Vuong ke Vietnam, dia mulai mendirikan perusahaan hotel dan resort, dengan proyek pertamanya adalah Vinpearl Resort Nha Trang yang dibuka pada 2003, dan Vincom City Towers yang kini sudah berganti nama menjadi Vincom Ba Trieu di pusat kota Hanoi, yang dibuka pada 2004.
Perusahaannya semakin besar hingga Vuong membawa Vincom melantai di bursa saham pada 2007. Perusahaan ini bergabung dengan Vinpearl, bisnis resor mewah Vượng, untuk membentuk VinGroup pada 2007.
Pada 2015, Vuong mencatatkan namanya dalam sebagai orang terkaya di Vietnam dengan total aset sebesar sekitar US$1,1 miliar, yang kala itu lebih dari empat kali lipat dari orang terkaya kedua, Trần Đình Long dari Hanoi Hoa Phat Corporation.
Saat ini mengutip Forbes, kekayaannya sudah mencapai US$4,1 miliar, bersumber dari berbagai perusahaannya di bidang real estat, ritel, kesehatan, dan kini kendaraan listrik.