Informasi Terpercaya Masa Kini

Lima Artis Indonesia yang Pernah Terjun ke Medan Perang, Ada yang Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata

0 32

KOMPAS.com – Profesi artis dikenal sebagai figur yang terlatih untuk menghibur banyak orang, baik dengan bernyanyi, melawak, sampai berakting.

Hal ini membuat artis kerap dilihat sebagai sosok yang riang dan kreatif.

Tapi, siapa sangka, beberapa artis Indonesia ternyata pernah terjun ke medan perang mempertaruhkan nyawa mereka membela harkat martaba negara.

Artis Indonesia yang pernah terjun ke medan perang Tessy

Dikenal luas usai bergabung dengan kelompok lawak Srimulat, Tessy ternyata lebih dulu meniti karier sebagai tentara.

Tak main-main, Tessy yang bernama asli Kabul Basuki ini pernah menjadi tentara di matra TNI AL, Tessy bahkan masuk dalam satuan elit KKO yang kini bernama Korps Marinir.

Tessy pernah terjun ke medan pertempuran di Papua dalam operasi pembebasan Irian Barat pada tahun 1961 sampai 1963.

Tessy yang saat itu berpangkat Kopral Satu bertempur untuk membebaskan Papua dari cengkeraman Belanda.

Tessy lahir pada 15 Juni 1942, kini berusia 82 tahun per tahun 2024.

Kris Biantoro

Penyanyi sekaligus pemeran Kris Biantoro pernah menjadi tentara sukarelawan yang turut berperang melawan Belanda dalam operasi Trikora.

Saat masih berkuliah di Universitas Atmajaya, Kris Biantoro bersama rekan-rekannya dengan sukarela dikirim ke Irian Barat.

Kris Biantoro menjadi relawan selama enam bulan, dalam pembebasan Irian Barat atau Operasi Trikora, hingga mendapat gelar kehormatan Veteran Pembela Kemerdekaan.

Kris Biantoro bernama asli Christoporus Soebiantoro lahir pada 17 Maret 1938 dan meninggal pada 13 Agustus 2013.

Triman Srimulat

Triman adalah pelawak Srimulat yang amat senior. Beliau lahir pada tahun 1917 dan meninggal pada tahun 2002 di usia 85 tahun.

Triman dikenal karena kelihaiannya dalam menari tap dance, yakni tarian yang ketukannya berasal dari bagian tumit sepatu dan membentuk irama sesuai gerakannya. Selain itu, Triman adalah sosok yang mempopulerkan celetukan “Bambang!” yang kini masih sering ditiru banyak orang.

Siapa sangka, Triman merupakan veteran RI dalam mempertahankan kemerdekaan. Triman dulu bertugas di Resimen I Brigade VIII Divisi IV Kodam Diponegoro.

Dedikasinya terhadap negara membuat Triman diberikan penghargaan, seperti Satyalancana dan beberapa penghargaan dari menteri pertahanan kala itu.

Penghargaan ini menjadi alasan kenapa Triman Srimulat dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta.

Pak Bendot

Pak Bendot yang juga anggota Srimulat lahir pada 20 Agustus 1925 di Yogyakarta dan meninggal pada 23 Desember 2001 di Jakarta.

Pak Bendot yang bernama asli Saparbe Notowidagdo ternyata pernah menjadi tentara berpangkat Letnan Satu di matra TNI AD.

Pak Bendot pension pada tahun 1971, baru setelahnya mengembangkan diri di kesenian.

Pak Bendot pernah terjun dalam perang kemerdekaan pasca proklamasi.

Ratmi B-29

Pelawak Ratmi B-29 yang dikenal lewat perannya dalam film Ratu Amplop bersama Benyamin Sueb, bukanlah pelawak biasa.

Wanita bernama asli Suratmi ini dikenal sebagai pelawak legendaris yang multitalenta, menari, berakting, sampai menyanyi ia bisa.

Nama B-29, Ratmi dapatkan saat dirinya sedang menghibur keluarga TNI-AU di Bandung. Nama B-29 merupakan kepanjangan dari Bomber-29.

Ternyata, nama B-29 yang disematkan pada nama belakang Ratmi merupakan pemberian Marsekal Muda Wiriadinata yang merupakan perwira tinggi TNI AU yang pernah terlibat dalam banyak pertempuran.

Marsekal Muda Wiriadinata juga pernah menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 1966-1977 mendampingi Letjen (KKO) Ali Sadikin.

Jauh sebelumnya, Ratmi B-29 beberapa kali terjun ke peperangan serta membela kemerdekaan Indonesia.

Ratmi memeroleh beberapa penghargaan negara, seperti bintang gerilya, bintang kemerdekaan I dan II, serta bintang gerakan operasi militer I dan II.

Ratmi juga pernah bergabung dalam Laskar Wanita (Laswi) berpangkat sersan dua sebagai anggota Batalyon D/X-16 di Jawa Tengah.

Atas jasanya ini, membuat Ratmi B-29 dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta.

Ratmi B-29 sendiri lahir pada 16 Januari 1932 dan meninggal pada 31 Desember 1977.

Leave a comment