Informasi Terpercaya Masa Kini

Sekolah Negeri Mulai Ditinggalkan? Ini Mungkin Beberapa Penyebabnya

0 57

Miris membaca postingan di InstagramRadar Banjarmasinbahwa banyak sekolah negeri di Kalimantan Selatan mulai ditinggalkan muridnya.

Dua sekolah yang dimaksud dalam postingan tersebut adalah SDN Murung Kenanga di Martapura yang tahun ini hanya menerima 13 siswa. Angka ini sebenarnya cukup lumayan dibanding tahun ajaran baru setahun lalu yang hanya menerima 3 siswa. 

Sekolah kedua yang disorot dalam postingan ini adalah SMKN 2 Rantau jurusan kecantikan yang hanya didaftar oleh 6 siswa. Padahal kuota yang tersedia adalah dua kelas.

Sebelumnya juga ada pemberitaan soal SD Negeri di Banjarmasin dan Banjarbaru yang tidak ada siswa yang mendaftar. Padahal letak kedua seolah ini dalam kota yang cukup padat penduduknya.

Fenomena banyak sekolah negeri di Kalsel yang mulai ditinggalkan siswa sebenarnya sudah agak lama. Namun setiap tahun ajaran baru, isu itu mencuat kembali. Beberapa tahun belakangan, kejadian tersbut banyak terjadi di kabupaten-kabupaten di wilayah Kalsel yang dikenal dengan Hulu Sungai. 

Namun rupanya dalam dua tahun terakhir, kasus ini sudah menjalar pula ke ibu kota provinsi di Kalsel yang bisa dikatakan penduduknya lebih padat daripada di kabupaten. Beberapa sekolah akhirnya ada wacana di tutup atau di mergen dengan sekolah lain. Apa sebenarnya penyebabnya?

Kelebihan Sekolah Negeri

Seperti kita tahu, sekolah negeri dimiliki pemerintah tentu mempunyai banyak kelebihan. Antara lain dari tingkat SD-SMA tidak dipungut biaya karena memang ada program wajib belajar 12 tahun alias sejak SD-SMA.

Memang ada tambahan biaya di awal biasanya. Namun itu hanya berupa pembelian seragam sekolah. Lainnya katika proses pembelajaran biasanya tetap ada pembelian buku/LKS bagi yang mau saja. Dan tamabahan lainnya kas kelas untuk keperluan operasional kelas.

Sedangkan SPP dan biaya lainnya bisa dikatakan nol. Tidak heran, di banyak tempat sekolah negeri masih menjadi buruan banyak orang sampai proses PPDB-nya pun penuh manipulasi. Pernah saya tulis di sini.

Selain bebas biaya, kelebihan lain dari sekolah negeri, dalam pengamatan saya, khususnya di tingkat SD, pelajaran tidak seberat di sekolah dasar swasta, yang entah kenapa cabang pelajarannya lebih banyak. 

Anak-anak juga tidak full day school seperti kebanyakan sekolah swasta. Untuk ikut ekskul-pun biayanya cukup terjangkau bila bersekolah di negeri. Ini berbanding terbalik dengan sekolah swasta yang bisa dikatakan “sedikit-sedikit uang” karena memang mereka dituntut mandiri dalam pembiyaan.

Namun dibalik kelebihannya tersebut ada berbagai kekurangan sekolah negeri. Antara lain guru-gurunya yang terlalu sibuk (barangkali sibuk soal administasi yang memang diwajibkan dinas pendidikan) sampai fasilitas sekolah standar saja.

Mengapa Sekolah Negeri Mulai Ditinggalkan? 

Bila begitu banyak kelebihan sekolah negeri seperti yang dijelaskan diatas, pertanyaannya kenapa sekolah negeri mulai ditinggalkan? Mengapa banyak sekolah negeri yang kekurangan murid?

Untuk konteks di Kalimantan Selatan ada beberapa hal yang saya amati, khususnya dalam beberapa tahun terakhir.

* Banyak orangtua lebih tertarik ke sekolah berbasis agama

Karena agama mayoritas masyarakat Kalsel adalah Islam, banyak orangtua yang lebih tertarik menyekolahkan anaknya ke sekolah Islam atau malah ke pondok pesantren. Dengan alasan, pelajaran agamanya tentu saja lebih banyak. 

Tidak harus sekolah Islam mahal atau SDIT yang mahal, sekolah-sekolah seperti Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD), MTs dan MA mereka buru. Sekolah negeri untuk MIN, MTSN dan MAN juga tidak terdengar kekurangan murid. Yang kekurangan murid malah SDN,SMPN dan SMAN.

Intinya, mereka lebih suka anak-anaknya bersekolah di sekolah agama. Baik sekolah agama negeri ataupun swasta, bila memang tak tertampung di sekolah agama negeri.

* Sekolah swasta dianggap lebih profesional

Baik dari sisi tenaga pengajar maupun fasilitasnya. Belum lagi berbagai inovasi, misalnya ada ekskul tahfiz, yang cukup menarik buat para orangtua. Sekolah swasta intinya dianggap lebih profesional saja dibanding sekolah negeri.

*Malas ikut PPDB

Ini juga yang dikatakan beberapa teman, nggak bisa memenuhi syarat PPDB seperti tidak ada prestasi dan zonasi juga tak bisa diharapkan membuat mereka dari awal memutuskan tidak akan memasukkan anaknya ke sekolah negeri. 

Kalaupun dipaksakan masuk sekolah negeri akhirnya harus “beli kursi”. Ini tentu buat sekolah negeri yang bisa dikatakan favorit dan masih banyak peminatnya. Akhirnya memutuskan memilih sekolah swasta. Tinggal tergantung isi dompet saja. Yang mahal ada, yang terjangkau juga banyak.

* Sekolah negeri terlihat apa adanya

Mulai tidak ada upaya promosi ke masyarakat dengan lebih kreatif lagi hingga belum adanya pembenahan dari pemerintah mulai SDM hingga fasilitas. Mungkin tak semua sekolah negeri tapi rata-rata demikian. Apalagi sekolah negeri yang ada di daerah-daerah sehingga terkesan apa adanya dan tidak berkembang.

Demikian kira-kira kemungkinan mengapa sekolah negeri khususnya di Kalsel mulai kekurangan siswa. Walau tentu tak semua sekolah negeri demikian. 

Semoga bermanfaat.

Leave a comment