9 Kalimat yang Sering Diucapkan Orang Cerdas saat Berargumen Menurut Psikolog

Orang yang cerdas saat beradu argumen dapat terlihat dari beberapa kalimat yang mereka sampaikan. Berikut adalah beberapa kalimatnya menurut psikolog.

9 Kalimat yang Sering Diucapkan Orang Cerdas saat Berargumen Menurut Psikolog

Tahukah Bunda? Menurut psikolog, ada beberapa kalimat yang menandakan bahwa seseorang termasuk cerdas ketika berargumen.

Pertengkaran seringkali terasa seperti berjalan di atas tali. Ini adalah keseimbangan yang sangat rumit, dan satu kesalahan langkah akan membuat Bunda jatuh ke dalam kehancuran.

Keseimbangan inilah yang membuat beberapa kalimat cerdas berguna, memungkinkan Bunda mengarahkan percakapan sesuai dengan keinginan, tanpa terlihat terlalu agresif atau meremehkan lawan bicara.

9 Kalimat yang sering diucapkan orang cerdas saat berargumen

Menurut psikolog, kata-kata yang tepat dapat memberikan keuntungan besar dalam argumen apa pun. Berikut beberapa di antaranya:

1. “Bantu saya memahami”

Melansir dari laman GLOBAL English Editing, pertengkaran dapat dengan cepat menjadi panas dan tidak produktif jika tidak hati-hati dalam menyampaikan kalimat. Salah satu cara untuk menjaga diskusi tetap pada jalurnya adalah dengan mengajukan pertanyaan, bukan membuat pernyataan.

Secara khusus, kalimat tersebut benar-benar merupakan pengubah permainan. Ini menunjukkan bahwa Bunda terbuka untuk mendengarkan sudut pandang orang lain dan benar-benar berusaha memahami sudut pandangnya.

Baca Juga : 40 Kata-kata Kekuatan untuk Diri Sendiri, Bangkitkan Semangat dan Percaya Diri

Ungkapan sederhana ini dapat meredakan ketegangan dan mendorong percakapan yang lebih konstruktif. Hal ini mendorong lawan bicara untuk menjelaskan pemikiran mereka dengan lebih jelas, dan dengan melakukan hal tersebut, mereka mungkin menemukan celah dalam argumennya sendiri.

Selain itu, menggunakan kalimat ini juga menunjukkan bahwa Bunda menghargai pendapat orang lain.

2. “Dari pengalaman saya”

Mengambil pelajaran dari pengalaman pribadi bisa menjadi alat yang ampuh dalam berdebat. Ungkapan ini membantu menyampaikan argumen tanpa menentang sudut pandangnya secara langsung.

Hal ini juga memberi kesempatan untuk berbagi pengalaman secara spesifik tentang hal yang tengah diperbincangkan. Tujuannya bukan untuk meremehkan orang lain, namun untuk memperkenalkan sudut pandang berbeda yang mungkin belum mereka pertimbangkan, ya, Bunda.

3. “Sudahkah kamu mempertimbangkan ini?”

Terkadang, yang diperlukan untuk mengubah argumen adalah dengan menyajikan sudut pandang atau informasi baru yang mungkin tidak dipertimbangkan oleh lawan bicara.

Ungkapan tersebut adalah cara terbaik untuk melakukan ini. Menanyakan pertimbangan adalah cara terhormat untuk memperkenalkan informasi baru atau perspektif berbeda ke dalam percakapan tanpa terkesan konfrontatif.

Pendekatan ini bisa sangat efektif karena memperkenalkan fakta atau perspektif yang mendorong orang lain untuk berpikir lebih jauh dari posisinya saat ini, sehingga berpotensi memberikan Bunda keunggulan.

4. “Saya mengerti dari mana kamu berasal”

Mengakui sudut pandang orang lain adalah alat psikologis yang ampuh saat bertengkar. Ini menunjukkan bahwa Bunda tidak hanya fokus pada sudut pandang sendiri, namun juga meluangkan waktu untuk memahami sudut pandang mereka.

Ungkapan ini secara halus mengubah dinamika pembicaraan. Daripada berdebat satu sama lain, lebih baik bekerja sama untuk menemukan titik temu atau solusi.

5. “Mari kita temukan titik tengahnya”

Menemukan jalan tengah seringkali menjadi kunci untuk menyelesaikan perselisihan. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa Bunda terbuka untuk berkompromi dan bersedia berupaya mencapai solusi yang menghormati kedua sudut pandang.

Dengan menyarankan mencari solusi tengahnya, Bunda mengundang mereka untuk berkolaborasi dan bukan bersaing. Hal ini dapat melunakkan pendiriannya dan membuat mereka lebih mudah menerima argumen Bunda.

6. “Saya menghargai sudut pandang kamu”

Ini adalah salah satu kalimat yang paling ampuh dalam sebuah argumen. Kalimat tersebut lebih dari sekadar rangkaian kata, itu adalah pernyataan empati dan pengertian.

Dengan menyatakan bahwa Bunda menghargai sudut pandang lawan bicara, Bunda mengakui perasaan dan pemikirannya. Ini menunjukkan bahwa Bunda menghargai mereka sebagai pribadi, bukan hanya kemampuannya dalam menyampaikan pendapat.

Sikap yang menyentuh hati ini seringkali dapat meredakan ketegangan dan membuka pintu bagi komunikasi yang lebih efektif.

7. “Saya mungkin salah, tapi…”

Mengakui kemungkinan melakukan kesalahan bukan tanda kelemahan, namun ini menunjukkan keterbukaan dan kerendahan hati. Hal ini mengubah argumen menjadi diskusi dan membuatnya lebih menerima ide-idenya.

8. “Mari kita mundur selangkah”

Kalimat tersebut memungkinkan Bunda melakukan ini dengan cara yang penuh hormat dan tidak konfrontatif.

“Mari kita mundur selangka”, dapat membantu meredakan perdebatan dan memberikan kesempatan kedua belah pihak untuk menenangkan diri, memfokuskan kembali, dan mendekati diskusi dengan perspektif yang lebih baik.

9. “Saya lebih menghargai hubungan kita daripada perselisihan ini”

Hal paling penting untuk diingat ketika terjadi perselisihan adalah nilai hubungan yang ada di antara Bunda dan lawan bicara. Menggunakan kalimat tersebut dapat memperkuat aspek yang penting ini.

Ungkapan itu mengalihkan fokus dari memenangkan argumen menjadi menjaga hubungan Bunda. Ini menunjukkan bahwa Bunda bersedia mengesampingkan ego dan memprioritaskan hubungan.

Pilihan Redaksi
  • 6 Kata-kata yang Bisa Membuat Seseorang Lebih Bahagia Menurut Pakar
  • 3 Kata-kata yang Sering Diucapkan Orang Bermental Kuat Menurut Psikolog
  • 5 Kalimat Toksik yang Bisa Menghambat Kesuksesan Diri Menurut Psikolog

Nah, itulah beberapa kalimat yang sering diucapkan oleh orang cerdas saat berargumen menurut psikolog. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow