9 Gejala Awal Autoimun yang Sering Tidak Disadari Perempuan

Bunda khawatir punya penyakit autoimun? Pahami gejala awal autoimun yang sering tidak disadari perempuan. Simak informasi selengkapnya berikut ini.

9 Gejala Awal Autoimun yang Sering Tidak Disadari Perempuan

Penyakit autoimun merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat secara keliru. Hal ini dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan, mulai dari ringan hingga berat.

Perempuan lebih berisiko terkena penyakit autoimun dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, seperti hormon, kromosom, dan lingkungan.

Beberapa penyakit autoimun hanya menargetkan satu organ saja. Misalnya saja, diabetes tipe 1 merusak pankreas Bunda. Kondisi lain seperti lupus eritematosus sistemik atau lupus dapat memengaruhi seluruh tubuh.

Yuk mengenal serba-serbi penyakit autoimun yang lebih sering terjadi pada perempuan. 

Baca Juga : 7 Jenis Makanan yang Bisa Picu Penyakit Autoimun, Jangan Sepelekan Bun!

Mengenal autoimun

Mengutip dari Healthline, autoimun adalah kondisi medis di mana sistem kekebalan tubuh Bunda menyerang sel-sel sehat secara keliru. Biasanya, sistem kekebalan tubuh Bunda dapat membedakan antara sel asing dan sel tubuh.

Namun jika mengidap penyakit autoimun, sistem kekebalan Bunda salah mengira bagian tubuh, seperti persendian atau kulit, sebagai benda asing. Ini melepaskan protein yang disebut autoantibodi yang menyerang sel-sel sehat. 

Hal ini dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada jaringan dan organ di seluruh tubuh. Dokter tidak tahu persis apa yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh tak bekerja dengan baik. Beberapa orang lebih mungkin terkena penyakit autoimun dibandingkan yang lain.

Penyebab autoimun

Siapa pun dapat terkena penyakit autoimun tapi beberapa orang lebih berisiko daripada yang lain. Faktor risikonya, meliputi:

Jenis kelamin: Perempuan lebih sering terkena penyakit autoimun daripada pria.

Usia: Penyakit autoimun lebih sering terjadi pada perempuan dewasa, antara usia 15 dan 44 tahun. Dibandingkan orang yang dianggap berjenis kelamin laki-laki saat lahir.

Riwayat keluarga: Jika Bunda memiliki anggota keluarga dengan penyakit autoimun lebih berisiko terkena penyakit autoimun juga.

Infeksi: Infeksi tertentu dapat memicu atau memperburuk penyakit autoimun.

Hormon: Fluktuasi hormon, terutama pada perempuan, dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun.

Faktor lingkungan: Paparan terhadap zat tertentu, seperti infeksi, bahan kimia, atau asap rokok, dapat memicu penyakit autoimun pada orang yang rentan.

Gejala awal autoimun

Berikut gejala awal autoimun yang perlu Bunda waspadai.

1. Kelelahan kronis

Kelelahan yang tidak kunjung hilang bahkan setelah istirahat cukup. Ini merupakan salah satu gejala awal yang paling umum dari penyakit autoimun. Kelelahan ini dapat membuat Bunda merasa lemas, lesu, dan tidak berenergi.

2. Nyeri sendi dan otot

Nyeri sendi dan otot dapat terjadi di berbagai bagian tubuh. Nyeri sendi dapat disertai dengan pembengkakan, kemerahan, dan kekakuan. Nyeri ini dapat ringan hingga parah, dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

3. Ruam kulit

Ruam kulit dapat muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran. Mungkin disertai dengan gatal, kemerahan, atau bengkak. Ruam ini dapat muncul di seluruh tubuh atau hanya di bagian tertentu.

4. Rambut rontok

Rambut rontok yang berlebihan tanpa alasan yang jelas bisa menjadi tanda penyakit autoimun. Rambut rontok ini dapat menyebabkan kebotakan atau hanya penipisan rambut.

5. Masalah pencernaan

Masalah pencernaan, seperti sakit perut, diare, sembelit, atau kembung, dapat terjadi pada beberapa penyakit autoimun. Masalah pencernaan ini dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan menyebabkan penurunan berat badan.

6. Perubahan menstruasi

Perubahan menstruasi, seperti menstruasi yang tidak teratur, pendarahan berlebihan, atau kram parah. Ini terjadi pada beberapa penyakit autoimun. Perubahan menstruasi dapat mengganggu kesuburan dan kualitas hidup.

7. Demam

Demam yang tidak kunjung hilang, meski tidak ada tanda-tanda infeksi, dapat menjadi tanda penyakit autoimun. Demam bisa ringan hingga tinggi, lebih mungkin disertai dengan gejala lainnya seperti kelelahan, nyeri otot, dan sakit kepala.

8. Kesulitan berkonsentrasi

Kesulitan berkonsentrasi atau merasa ‘kabut otak’ dapat terjadi pada beberapa penyakit autoimun. Hal ini dapat mengganggu pekerjaan, sekolah, dan aktivitas sehari-hari lainnya.

9. Depresi dan kecemasan

Depresi dan kecemasan dapat menjadi tanda penyakit autoimun. Hal ini dapat memperburuk gejala lainnya. Depresi dan kecemasan dapat membuat Bunda merasa sedih, cemas, dan putus asa.

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang yang memiliki gejala-gejala ini akan menderita penyakit autoimun. Jika Bunda mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat membantu mengendalikan penyakit autoimun dan meningkatkan kualitas hidup.

Jenis-jenis penyakit autoimun

Ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun yang berbeda dengan beberapa contoh yang paling umum. Berikut beberapa contoh jenis penyakit autoimun.

  • Lupus: Lupus menyerang sendi, kulit, ginjal, dan organ lainnya.
  • Artritis reumatoid: Artritis reumatoid menyerang sendi dan menyebabkan peradangan dan kerusakan sendi.
  • Penyakit Crohn: Penyakit Crohn adalah penyakit radang usus yang menyerang saluran pencernaan.
  • Kolitis ulseratif: Kolitis ulseratif adalah penyakit radang usus yang menyerang usus besar.
  • Sklerosis multipel: Sklerosis multipel menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan.
  • Penyakit Addison: Penyakit Addison mempengaruhi kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron serta androgen. Terlalu sedikit kortisol dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan dan menyimpan karbohidrat dan gula hingga menyebabkan hilangnya atau kelebihan natrium kalium dalam aliran darah.
  • Penyakit Graves: Penyakit Graves menyerang kelenjar tiroid di leher, menyebabkan kelenjar tersebut memproduksi terlalu banyak hormon. Hormon tiroid mengontrol penggunaan energi tubuh, yang dikenal sebagai metabolisme.
  • Tiroiditis Hashimoto: Pada tiroiditis Hashimoto, produksi hormon tiroid melambat hingga mengalami defisiensi.

Cara mencegah autoimun pada perempuan

Berikut cara mencegah autoimun pada perempuan.

1. Menjaga pola makan sehat

Konsumsi banyak buah, sayur, dan whole grains. Batasi konsumsi makanan olahan, daging merah, dan makanan tinggi lemak jenuh.

Perbanyak konsumsi lemak sehat seperti omega-3 yang terdapat pada ikan salmon, mackerel, dan kacang-kacangan. Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik dengan minum air putih yang cukup.

2. Menjaga berat badan ideal

Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun tertentu. Menjaga berat badan ideal dengan diet sehat dan olahraga teratur dapat membantu menurunkan risiko.

3. Berolahraga secara teratur

Olahraga teratur, minimal 30 menit setiap hari, dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi peradangan. Pilihlah jenis olahraga yang Bunda sukai dan dapat dilakukan secara konsisten.

4. Mengelola stres dengan baik

Stres dapat memperburuk gejala penyakit autoimun. Temukan cara yang sehat untuk mengelola stres, seperti yoga, meditasi, atau menghabiskan waktu di alam.

5. Hindari paparan asap rokok dan bahan kimia berbahaya

Asap rokok dan bahan kimia berbahaya dapat memicu atau memperburuk penyakit autoimun. Hindari merokok dan paparan asap rokok dari orang lain. Gunakan masker dan sarung tangan saat terpapar bahan kimia berbahaya.

6. Istirahat yang cukup

Kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit autoimun. Pastikan Bunda tidur 7 sampai 8 jam setiap malam.

7. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dapat membantu mencegah infeksi yang dapat memicu penyakit autoimun. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur. Bersihkan rumah dan lingkungan secara rutin.

8. Rutin memeriksakan kesehatan

Pilihan Redaksi
  • Obat Sakit Kepala Bisa Jadi Penyebab Anemia Aplastik, Simak Faktanya
  • 13 Tanda Serangan Jantung yang Perlu Diwaspadai, Tak Hanya Sakit di Dada
  • 12 Tanda Ginjal Rusak yang Bisa Terlihat dari Kulit, Cek Segera Bun

Pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat membantu mendeteksi penyakit autoimun sejak dini, sehingga dapat diobati dengan lebih efektif. Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala-gejala penyakit autoimun.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow