4 Kecelakaan Kereta dalam Sehari pada 14 Januari, Apa yang Terjadi?

Empat kecelakaan kereta api akibat palang pintu terjadi pada Minggu (14/1). Sebanyak tiga kecelakaan kereta terjadi di perlintasan, sedangkan satu rangkaian kereta anjlok.

4 Kecelakaan Kereta dalam Sehari pada 14 Januari, Apa yang Terjadi?

Empat kecelakaan kereta api akibat palang pintu terjadi pada Minggu (14/1). Sebanyak tiga kecelakaan kereta terjadi di perlintasan, sedangkan satu rangkaian kereta anjlok. 

Rangkaian kereta yang anjlok adalah KA Pandalungan relasi Gambir - Surabaya - Jember pada pukul 07.57 WIB. Lokasi kereta anjlok berada di Emplasemen Stasiun Tanggulangin. Akibatnya anjloknya kereta, jalur KA sempat tidak dapat digunakan. Namun, KAI telah merampungkan evakuasi pada Senin (15/1) dini hari sehingga jalur kereta saat ini sudah bisa dilewati.

Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif mengatakan, KA pertama yang melintasi jalur tersebut yakni KA Blambangan Ekspres relasi Ketapang - Semarang Tawang Bank Jateng dengan kecepatan terbatas 20 km/jam pada pukul 03.11 WIB. Meski sudah bisa dilewati, jalur tersebut masih dalam pengawasan dan perbaikan petugas.

Ia menjelaskan, KAI bersama pihak terkait masih menyelidiki dan mengevaluasi penyebabnya. Namun, ia menjelaskan,seluruh pelanggan maupun petugas KA Pandalungan selamat dan tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut.

Selain itu. pihaknya telah memberikan alternatif solusi transportasi untuk mengantar pelanggan sampai ke tujuan masing-masing.

"Para pelanggan terdampak dilakukan proses peralihan transportasi dengan menggunakan bus yang disediakan di Stasiun Bangil maupun Sidoarjo," katanya.

Ia mengatakan, para calon pelanggan yang membatalkan perjalanannya berikut juga tiket persambungan, dapat melakukan pembatalan tiket dengan pengembalian bea 100 persen di luar bea pesan hingga H+7 keberangkatan.

Selain kecelakaan kereta akibat anjlok, terdapat tiga kecelakaan kereta yang terjadi di perlintasan, yakni:

1. KA Gaya Baru Malam Selatan dan Mobil Toyota Agya di Klaten Jawa Tengah

Tabrakan terjadi antara Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan dengan mobil bernopol L 1485 JF di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Minggu pukul 16.30 WIB. Kecelakaan kejadian di perlintasan tidak dijaga JPL 215 KM 150+3 antara Stasiun Srowot dan Brambanan tersebut.

Berdasarkan laporan kepolisian, KA 105A Gaya Baru Malam Selatan semula berjalan dari arah Solo menuju Jogja di jalur rel hilir, yakni rel sebelah kanan jika dari arah Solo, sedangkan mobil Toyota Agya berjalan dari arah Pereng menuju Simpang Tiga Toserba WS.

Menjelang kejadian, saat menyeberang di perlintasan kereta api tanpa palang pintu tersebut, pengemudi mobil Agya diduga tidak memperhatikan datangnya kereta sehingga akhirnya terjadi benturan antara kereta dengan Agya.

"Korban dievakuasi dan dinyatakan dua orang meninggal dunia. Korban dibawa ke RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten," ujar Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro.

2. KA Wijaya Kusuma dan Mobil Toyota Innova di Banyuwangi, Jawa Timur

Tabrakan terjadi antara KA Wijaya Kusuma relasi Banyuwangi-Cilacap dan Mobil Toyota Inova di perlintasan rel tanpa palang pintu Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Salah satu penumpang mobil Toyota Innova tersebut adalah anggota DPRD Banyuwangi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB).

Dalam insiden ini, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka. Para penumpang Innova hanya mengalami syok akibat peristiwa tersebut. 

3. KA Datuk Blambangan dan Mobil Toyota Innova di Tebing Tinggi, Sumatera Utara

Tabrakan kereta terjadi antara KA Datuk Blambangan dengan relasi stasiun Lalang- Kuala Tanjung dan mobil Toyota Inova di perlintasan kereta api Jalan Abdul Hamid, Tebing Tinggi, Padang Hilir, Sumatera Utara. Tabrakan terjadi pada Minggu (14/1) pukul 12.20 WIB.

Keterangan kepolisian menyebutkan bahwa perlintasan kereta tersebut tidak memiliki palang pintu kereta. Sementara itu, pengemudi mobil tidak melihat maupun tidak mendengar adanya kereta api yang sedang melaju di lokasi kejadian.

Insiden ini menyebabkan satu orang penumpang mobil Innova meninggal dunia, sedangkan sopir mobil tersebut luka berat.

Mengapa empat kecelakaan kereta terjadi dalam sehari?

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menjelaskan, kecelakaan kereta umumnya terjadi karena tiga hal, yakni kesalahan manusia atau human error, teknologi, dan regulasi. "Dominannya apa, ini harus berdasarkan investigasi." ujar Djoko kepada Katadata.co.id, Senin (15/1). 

Menurut Djoko, kecelakaan kereta sebenarnya sudah menurun cukup drastis dalam beberapa tahun terakhir. Angka kecelakaan kereta di Indonesia juga bukan merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Meski demikian, Djoko menilai, kecelakaan kereta seharusnya dapat dihindari. "Amerika justru paling banyak angka kecelakaan keretanya," kata dia. 

Djoko mengutip  data PT KAI pada 2023 bahwa telah terjadi 1.839 kecelakaan di perlintasan sebidang selama kurun waktu tahun 2018 - hingga Juli 2023. Sebesar 86% di antaranya terjadi kecelakaan di perlintasan tidak dijaga. Total perlintasan sebidang dijaga 1.598 titik atau mencapai 43%. Total perlintasan sebidang tidak dijaga 2.095 titik atau 57%.

Adapun, menurut dia, berdasarkan hasil analisis dari Pusat Kebijakan Keselamatan dan Keamanan Transportasi Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan pada 2023, kendala umum penanganan perlintasan sebidang dalam hal peningkatan keselamatan, mencakup:

  1. Ketidakjelasan pembagian tugas, fungsi dan kewenangan
  2. Keterbatasan anggaran
  3. Keterbatasan SDM penjaga cakap bersertifikasi
  4. Ketiadaan sanksi (pengelola dan pengguna jalan)
  5. Vandalisme (pencurian/pengrusakan)
  6. Kesadaran dan disiplin masyarakat rendah

Menurut dia, alternatif untuk mengurangi potensi kecelakaan dengan cara penutupan perlintasan dan perlintasan dibuat tidak sebidang. Namun, ia juga menjelaskan bahwa penutupan perlintasan sebidang kereta api memiliki dampak, seperti aksesibilitas terganggu, ketidaksetujuan masyarakat, memperparah kemacetan lalu lintas di lokasi lain, serta perubahan kondisi sosial dan ekonomi. "Oleh sebab itu perlu disusun strategi manajemen rekayasa lalu lintas dalam mengurangi titik kemacetan," kata dia.

Selain itu, menurut dia, dapat dibangun perlintasan tidak sebidang berupa flyover atau underpass. Namun, ada beberapa kendala, seperti biaya besar, proses pembebasan lahan, butuh waktu pembangunan yang cukup lama, menimbulkan titik kemacetan baru saat pembangunan. Oleh sebab itu, diperlukan alternatif pembiayaan.

"Harus ada bantuan khusus dari pemerintah pusat untuk daerah yang sudah berbuat untuk memberikan keselamatan di perlintasan kereta. Mengantisipasi ini butuh anggaran pembangunan yang tidak sedikit" kata dia. 

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow