4 Fakta Boyamin Saiman yang Bongkar Sosok RBS Bos Harvey Moeis,Anaknya Muluskan Gibran Cawapres

- Berikut ini fakta-fakta mengagumkan tentang sosok Boyamin Saiman yang bongkar sosok bos besar berinisial RBS dalam kasus korupsi tata niaga timah di PT Timah Bangka Belitung RBS disebut Boyamin Saiman sebagai bos besar sesungguhnya dalam kasus korupsi yang melibatkan Harvey Moeis, suami artis Sandra Dewi. Selama ini Boyamin Saiman dikenal memiliki integritas tinggi dalam membongkar kasus korupsi. Baca juga: Kronologi Lengkap Kasus...

4 Fakta Boyamin Saiman yang Bongkar Sosok RBS Bos Harvey Moeis,Anaknya Muluskan Gibran Cawapres

SURYA.CO.ID - Berikut ini fakta-fakta mengagumkan tentang sosok Boyamin Saiman yang bongkar sosok bos besar berinisial RBS dalam kasus korupsi tata niaga timah di PT Timah Bangka Belitung

RBS disebut Boyamin Saiman sebagai bos besar sesungguhnya dalam kasus korupsi yang melibatkan Harvey  Moeis, suami artis Sandra Dewi.

Selama ini Boyamin Saiman dikenal memiliki integritas tinggi dalam membongkar kasus korupsi.

Baca juga: Kronologi Lengkap Kasus Korupsi Harvey Moeis Suami Sandra Dewi, Sosok Bosnya Diungkap Boyamin Saiman

Boyamin Saiman juga lah yang membongkar kasus Djoko Tjandra, terpidana dan buron kasus hak tagih (cessie) Bank Bali yang diam-diam bisa masuk lagi ke Indonesia.

Boyamin Saiman selaku Koodinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) melayangkan somasi terbuka kepada Jampidsus Kejagung RI.

Somasi tersebut terkait perkara dugaan korupsi tata niaga komoditas timah, Kamis (28/3/2024).

Boyamin Saiman mengatakan somasi tersebut meminta penyidik harus segera menetapkan RBS sebagai tersangka korupsi tata niaga komoditas timah.

Desakan ini setelah ditetapkan tersangka dan ditahannya Harvey Moeis dan Helena Lim pada perkara dugaan korupsi tata niaga komoditas timah oleh Kejagung RI.

RBS disebut sebagai official benefit atau penerima manfaat yang sesungguhnya dari bisnis tambang timah ilegal yang dioperatori Harvey Moeis.

Boyamin mengancam akan mempraperadilankan Kejaksaan Agung.

"MAKI pasti akan gugat praperadilan lawan Jampidsus apabila somasi ini tidak mendapat respons yang memadai," kata Boyamin Saiman dalam somasi terbuka pada Kamis (28/3/2024).

Baca juga: Siapa Pesohor dan Publik Figur yang Dibidik Kejagung Jadi Tersangka Korupsi Baru Usai Harvey Moeis?

Rencananya, praperadilan akan didaftarkan bulan April.

RBS dianggap layak dijerat tindak pidana pencucian uang (TPPU).

"RBS diduga berperan menyuruh Harvey Moeis dan Helena Lim untuk dugaan memanipulasi uang hasil korupsi dengan modus CSR."

"RBS adalah terduga official benefit dari perusahaan-perusahaan pelaku penambangan timah ilegal sehingga semestinya RBS dijerat dengan ketentuan tindak pidana pencucian uang guna merampas seluruh hartanya,"

"Guna mengembalikan kerugian negara dengan jumlah fantastis," ujar Boyamin.

Menurut Boyamin, sosok RBS kini diduga kabur ke luar negeri.

Karena itulah, penetapan RBS sebagai tersangka diperlukan agar kemudian bisa dimasukkan ke dalam daftat pencarian orang (DPO).

"RBS saat ini diduga kabur keluar negeri sehingga penetapan tersangka menjadi penting guna menerbitkan Daftar Pencarian Orang dan Red Notice Interpol guna penangkapan RBS oleh Polisi Internasional," kata Boyamin.

Lalu siapa Sosok Boyamin Saiman? Berikut fakta-faktanya:

1. Ungkap kasus konglomerat Djoko Tjandra, Jiwasraya dan gratifikasi Ketua KPK

Nama Boyamin Saiman semakin dikenal publik setelah mengungkap kasus Djoko Tjandra.

Sebelumnya, dia juga mengungkap kasus Jiwasraya serta adanya perilaku Ketua KPK Firli Bahuri yang kepergok menggunakan sebuah helikopter premium untuk pulang kampung.

Sosok Boyamin yang selalu menyajikan informasi A1 kemudian menjadi perbincangan hangat publik Tanah Air.

Boyamin merupakan pribadi sederhana yang pernah bekerja di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dia pernah habis-habisan membela mantan Ketua KPK Antasari Azhar periode 2007-2009.

Baca juga: Ayah Sandra Dewi Sudah Firasat Soal Harvey Moeis? Kini Menantu Jadi Tersangka Korupsi di PT Timah

2. Biasa naik motor dan berpenampilan sederhana

Pada Jumat sore, 28 Agustus 2020, Boyamin menyambangi Markas Tribun Network (grup Surya.co.id) di Palmerah Barat, Jakarta.

Itu kunjungan perdana Boyamin.

Boyamin tiba di kantor Tribun Network sekira pukul 16:30 WIB menumpangi sebuah motor Beat.

Mengenakan jaket hoddie warna abu-abu, Boyamin tersenyum semringah disambut awak Tribun Network yang dikomandoi News Director Febby Mahendra.

Saat itu Boyamin tampak mengenakan pakaian seadanya.

Menyandang julukan sebagai 'detektif swasta' dari publik, Boyamin hanya tersenyum dan tertawa.

"Saya tadi sempat nyasar ke belakang pas mau ke sini (Kantor Tribun Network)," tutur Boyamin.

Boyamin mengenakan celana bahan warna hitam dan sandal.

Dia juga membawa sebuah face shield, semprotan disinfektan mini, dan sebuah tas selempang warna hitam.

Sesaat sebelum diwawancara, Boyamin meminta agar diberikan kesempatan menunaikan Salat Ashar.

Wawancara dengan Boyamin menghadirkan kesan yang mendalam. Ia menceritakan berbagai fakta-fakta penting terkait proses hukum Djoko Tjandra dan terbakarnya Gedung Utama Kejaksaan Agung RI.

Saat bertolak dari Markas Tribun Network, Boyamin kembali mengendarai motornya.

Ia pamit dan lekas memacu sepeda motornya dengan santai.

Baca juga: Sumber Kekayaan Sandra Dewi Selain dari Harvey Moeis, Tak Khawatir Meski Sang Suami Dimiskinkan

3. Kembalikan Uang Gratifikasi Rp 1,08 Miliar

Boyamin Saiman juga menjadi sorotan setelah mengembalikan uang 10.000 dollar Singapura,

atau setara Rp 1,08 miliar ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (7/10/2020).

Uang Rp 1,08 miliar itu diduga sebagai suap kepada Boyamin Saiman yang saat itu getol membongkar kasus suap Djoko Tjandra.

Seperti diketahui, Boyamin Saiman dikenal sebagai sosok yang membongkar skandal gratifikasi Djoko Tjandra hingga menyerat Jaksa Pinangki Sirna Malasari sebagai tersangka.

Uang 100.000 dollar Singapura itu diberikan oleh seorang laki-laki yang sudah dikenal Boyamin cukup lama.

Boyamin menuturkan, uang itu diterimanya usai ia melaporkan adanya istilah 'bapakku-bapakmu' dalam kasus Djoko Tjandra beberapa waktu yang lalu.

Ia menyebut uang tersebut diberikan langsung oleh salah satu teman lamanya yang mengaku diutus oleh orang lain.

"Jadi setelah saya datang ke sini ( KPK) ketemu teman-teman itu, ada teman yang sebenarnya temen lama sekali dan sudah akrab terus dia ngajak ngobrol terus memberikan amplop terus pergi.

Teman saya itu tadinya dia ngomong kalau dia diutus oleh temennya yang lain," ujar Boyamin.

Boyamin mengaku tidak bisa menolak pemberian tersebut karena temannya dapat dianggap gagal menyelesaikan amanah dari orang yang mengutus bila uang tersebut tak diserahkan ke Boyamin.

"Saat itu saya juga tidak bisa menolak dan kemudian saya tahu kalau saya kembalikan kepada dia,"

"Dia pasti gagal dan kepada yang mengutus dia tadi mestinya agak tidak enak dan itu berjenjang setahu kira-kira saya sampai empat atau lima berjenjang," kata Boyamin.

Oleh sebab itu, Boyamin akhirnya memutuskan menyerahkan uang tersebut ke KPK sebagai bentuk laporan gratifikasi.

Menurut Boyamin, hal itu merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai masyarakat dalam memberantas korupsi.

"Saya hanya ingin menyerahkan kepada KPK diserahkan kepada negara sebagai gratifikasi. Karena saya apapun melakukan tugas negara. Membantu negara memberantas korupsi dengan peran serta masyarakat," kata Boyamin.

Baca juga: Siapa Sosok Kuat Lindungi Kasus Korupsi yang Jerat Harvey Moeis dan Helena Lim? Ini Kata Pakar

4. Ayah Almas Tsaqibbirru yang Muluskan Gibran Menjadi Cawapres

Boyamin Saiman ternyata ayah dari Almas Tsaqibbirru alumnus Fakultas Hukum Universitas Surakarta (Unsa) yang mengajukan gugatan uji materi nomor perkara 90/PUU-XXI/2023 terkait batas usia minimal capres-cawapres menjadi 40 tahun atau berpengalaman sebagai kepala daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Gugatan Almas akhirnya diterima Mahkamah Konstitusi.

Atas dikabulkannya gugatan tersebut, seseorang yang pernah/sedang menjabat sebagai kepala daerah dan pejabat negara yang dipilih melalui pemilihan umum dapat mencalonkan diri sebagai capres dan cawapres meski berusia di bawah 40 tahun.

Keputusan ini membuat aksi menduetkan Wali Kota Solo yang juga putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dengan Prabowo Subianto, terwujud.

Sebab saat itu, Gibran yang berumur 36 tahun sudah menjadi kepala daerah.

Pemuda kelahiran 16 Mei 2000 tersebut merupakan anak pertama Boyamin dari lima bersaudara.

Sementara Arkaan, penggugat lain di MK merupakan putra kedua Koordinator MAKI.

Almas menambahkan bahwa sang ayah merupakan lulusan Fakultas Hukum UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta) .

Namun ia tidak mengetahui secara pasti tahun berapa sang ayah mulai duduk di bangku kuliah.

Dari penelusuran Surya.co.id, Boyamin Saiman butuh waktu 30 tahun untuk mendapat gelar sarjana hukum (SH) di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada 2022 lalu.

UMS menjelaskan alasan Boyamin tidak dikeluarkan atau drop out (DO).

Wakil Rektor I UMS Bidang Pendidikan Harun Joko Prayitno menjelaskan Boyamin sudah lewat dari masa studinya.

"Cuma universitas memberlakukan pembaruan masa studi (PMS). Jadi PMS, diberlakukan kepada mahasiswa yang tidak bisa menyelesaikan masa studinya tepat waktu, dalilnya itu," kata Harun , Senin (30/5/2022).

Baca juga: NASIB Sandra Dewi Berakhir Kontrak dengan Brand Ambassador, Imbas Harvey Moeis Tersangka Korupsi?

Harun menyebut mahasiswa tetap secara sah tercatat di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek). Khusus Boyamin, diberlakukan program Outcome Based Education (OBE).

"Menyusun skripsi tidak harus laporan yang tebal luarannya. Tapi bisa berupa produk hukum, peraturan perundangan, kajian naskah akademik, kalau ini namanya rekayasa sosial, pemberdayaan, advokasi masyarakat, itu dihargai setara skripsi tugas akhir," paparnya.

Boyamin sempat tidak aktif selama beberapa tahun. Kemudian yang bersangkutan kembali aktif untuk menyelesaikan studinya.

"Setelah tidak aktif, selama ini dianggap tidak aktif di portalnya UMS. Tetapi diaktifkan kembali, karena yang bersangkutan masih tercatat sebagai mahasiswa. Istilahnya tidak menyelesaikan studi tepat waktu," ucapnya.

"Intinya ingin mengantarkan mahasiswa supaya studinya selesai. Dengan adanya PMS, ke depan tidak ada lagi mahasiswa yang sampai numpuk," imbuhnya. (*)

>>>Update berita terkini di Surya.co.id

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow