4 Aksi Din Syamsuddin Kawal Sidang MK,Cerita Kesombongan Jokowi hingga Ambruk SaaMau Salat

Laporan WartawanElga Hikari Putra- Bersamaan dengan momen sidang putusan mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan Pilpres 2024 , mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang kini menjabat Ketua Gerakan Penegakan Kedaulatan Rakyat (GPKR) Din Syamsuddin berorasi di depan massa aksi yang memenuhi Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2024). Meski kondisi terik pukul 12.00 WIB, Din begitu bersemangat dalam orasinya,...

4 Aksi Din Syamsuddin Kawal Sidang MK,Cerita Kesombongan Jokowi hingga Ambruk SaaMau Salat

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Bersamaan dengan momen sidang putusan mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan Pilpres 2024 , mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang kini menjabat Ketua Gerakan Penegakan Kedaulatan Rakyat (GPKR) Din Syamsuddin berorasi di depan massa aksi yang memenuhi Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2024).

Meski kondisi terik pukul 12.00 WIB, Din begitu bersemangat dalam orasinya, mulai dari membahas keputusan MK yang sudah sejak awal diyakininya tak akan mengabulkan gugatan 01 dan 03 hingga kritiknya terhadap sosok Presiden Jokowi.

Namun mungkin karena faktor kelelahan dan cuaca terik, Din sempat ambruk saat hendak salat zuhur yang digelar di jalanan sekitar Patung Kuda.

Berikut ini TribunJakarta.com merangkum aksi Din Syamsuddin di kawasan Patung Kuda;

1. Cerita Kesombongan Jokowi

Dalam orasinya, Din juga menceritakan kesan tak mengenakannya saat bertemu Presiden Jokowi pada tahun 2015 silam.

Ia mengatakan, hal itu terjadi saat dirinya yang kala itu masih menjabat Ketua Umum PP Muhammadiyah menemui Jokowi di Istana.

Saat itu, PP Muhammadiyah tengah mengajukan beberapa gugatan Undang-undang ke Mahkamah Konstitusi namun Ketua MK kala itu, Arief Hidayat mengaku tak pernah ada gugatan yang datang dari Muhammadiyah.

"Dua minggu setelah itu, PP Muhammadiyah menghadap, menemui Presiden Joko Widodo, biasa kita pake jas untuk menghormati."

"Tapi tuan rumahnya pakai pakaian militer. Entah dari mana. Menerima sebuah ormaas Islam besar lebih tua dari negara dengan satu sikap kesombongan dengan pakaian militeristik," kata Din Syamsuddin.

Tak hanya itu, Din menyebut respons yang disampaikan Jokowi juga tak mengenakkan.

"Jawabnya (Jokowi), Prof, timingnya salah. Timingnya salah. Apa yang salah? Saya keluar membatin, ini MK pasti menolak gugatan kami," kata Din.

Sejak saat itulah, Din meyakini Jokowi memang melakukan intervensi ke Mahkamah Konstitusi.

2. Keputusan MK Bukan Kiamat

Menurutnya, keputusan MK mengenai putusan sengketa Pilpres 2024 bukanlah kiamat untuk terus memperjuangkan kebenaran.

"Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, apapun keputusan MK bukan kiamat, apalagi kiamat kubro di antara kita," kata Din Syamsuddin kepada massa aksi, Senin (22/4/2024).

Din menyadari bahwa keputusan MK nantinya akan meninggalkan kemarahan bagi warga yang merasakan banyak kecurangan dalam Pemilu 2024.

Namun, ia berusaha meredam amarah massa dengan mengutip pesan yang disampaikan oleh eks pimpinan FPI, Habib Rizieq Shihab. 

Ia mengaku semalam memang bertemu Rizieq dan sejumlah pimpinan Ormas membahas hasil yang akan diputuskan MK dalam hal sengketa Pilpres.

"Ini sejalan dengan imam besar Habib Rizieq Shihab yang tadi malam saya bertemu. 

Kalau sudah diputuskan, wajar kalau kita marah. Siapa yang mau marah? Tahan amarah," kata Din Syamsuddin.

3. Usul Demo Besar di Istana

Karena sudah pesimis terhadap MK, Din mengusulkan agar massa selanjutnya menggelar aksi besar di Istana Negara pada 20 Mei 2024 mendatang yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.

"Kita tidak di DPR, tidak di MK, pindah ke sebelah sana, di depan Istana Negara. Ini usul saya. 20 Mei kita siapkan yang sebesar-besarnya, kita kepung Istana Negara karena MK sudah selesai, kita hanya mengelus dada, naudzubilah minzalik, innalilahi wainalilahi rojiun," ujar Din Syamsuddin.

4. Ambruk Jelang Salat Zuhur

Seusai orasi, Din kemudian hendak melaksanakan salat zuhur berjemaah di area Patung Kuda.

Ia awalnya ditunjuk sebagai imam Salat. Tetapi ia ambruk ketika akan memimpin salat zuhur diduga karena kelelahan mengingat cuaca yang begitu panas.

Saat ambruk, massa aksi unjuk rasa yang ada di lokasi langsung memapah Din Syamsuddin. Sedangkan imam salat zuhur digantikan oleh menantu Habib Rizieq Shihab.

Din pun tetap mengikuti salat zuhur berjamaah tetapi secara duduk.

Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow