15 Kesalahan Terbesar Orang Tua dalam Mendidik Anak Menurut Psikolog

Dalam mendidik dan mengasuh anak, kesalahan orang tua sering kali dapat memengaruhi masa depannya kelak. Apa saja kesalahan terbesar tersebut?

15 Kesalahan Terbesar Orang Tua dalam Mendidik Anak Menurut Psikolog

Bukan rahasia lagi bahwa mengasuh anak adalah salah satu pekerjaan tersulit yang pernah ada. Tidak peduli betapa teliti orang tua, pasti tetap ada potensi kesalahan yang dilakukan. 

Meskipun sebenarnya tidak ada instruksi yang pasti mengenai cara mengasuh anak yang benar karena setiap anak dan keluarga kondisinya berbeda-beda, ada beberapa perilaku yang sebaiknya dihindari oleh orang tua.

Beberapa di antaranya perlu dihentikan segera, agar tak sampai mengganggu kepercayaan diri anak dan membuatnya bermasalah dalam bersosialisasi.

Kesalahan orang tua dalam mendidik anak

Lalu apa saja kesalahan terbesar orang tua dalam mendidik anak menurut para ahli yang perlu dipelajari bersama? Dikutip dari Best Life Online, berikut ulasannya untuk Bunda:

1. Tidak memberi contoh yang baik

Orang tua mungkin mempunyai nasihat terbaik bagi anak, misalnya tips tentang bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain, saran tentang bagaimana berperilaku ketika mereka sedang kesulitan, atau seruan yang tulus agar anak menjauhi rokok.

Baca Juga : 10 Cara Mendidik Anak yang Berperilaku Kasar dan Pemarah, Jangan Pakai Emosi Bun!

Namun tidak ada gunanya jika orang tua hanya menyuruh anak-anak mereka melakukan hal-hal tersebut, tapi tidak menunjukkannya melalui perilaku mereka sendiri.

"Terlalu sering orang tua memberi tahu anak-anak mereka apa yang harus dilakukan alih-alih mencontohkan perilakunya," ungkap psikolog pendidikan, Dr. Richelle Whittaker, LSSP, LPC-S.

Padahal anak-anak cenderung lebih meniru perilaku orang tuanya, daripada mendengarkan apa yang mereka katakan. Jika orang tua ingin anak mereka berperilaku baik, maka berikan contoh perilaku baik tersebut terlebih dahulu untuk mereka.

2. Terlalu sering menjadi tameng bagi anak

Bagian utama dari proses tumbuh kembang adalah belajar bahwa setiap tindakan mempunyai konsekuensi. Hal ini membantu anak belajar ketika sesuatu yang mereka lakukan berdampak negatif pada orang lain atau memberikan hasil yang kurang diinginkan. 

Namun sering kali, orang tua berupaya melindungi anak dengan mencari cara agar anak tidak merasakan konsekuensi tersebut. 

"Anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa dan penting bagi mereka untuk belajar sejak dini bahwa ada konsekuensi atas pilihan mereka," imbuh Whittaker.

3. Jarang memberi waktu berkualitas

Menurut Whittaker, anak-anak memerlukan perhatian orang tua meskipun sikap mereka tidak mencerminkan hal tersebut. Ia menyarankan pada orang tua untuk menghabiskan 10-20 menit waktu berkualitas setiap hari bersama anak.

Ini membuat anak melihat bahwa mereka penting dan dicintai. Selama waktu tersebut, berikan perhatian penuh kepada anak.

4. Membiarkan teknologi mengambil alih

Teknologi adalah bagian penting dalam kehidupan saat ini, mulai dari hiburan hingga membantu menangani tugas sehari-hari. Namun sering kali, orang tua membiarkan teknologi mengambil alih dalam pengasuhan anak. 

"Saat bersama anak, tinggalkan dulu teknologi. Ciptakan kenangan dan habiskan waktu berkualitas dengan melakukan berbagai aktivitas, berbicara, dan terkoneksi satu sama lain," ujar psikolog Priyanka Upadhyaya, Psy D.

5. Menakut-nakuti anak

"Orang tua secara tidak sengaja sering menciptakan ketakutan atau kecemasan pada anak-anak mereka dengan memberikan peringatan atau tuntutan ekstrem untuk menghindari hewan atau tempat tertentu," imbuh psikolog Dr. Alicia Hodge.

6. Tidak punya me time yang cukup

Ilustrasi Bunda me time/Foto: Getty Images/Nattakorn Maneerat

Salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan orang tua untuk anak adalah menjadwalkan waktu untuk diri sendiri setiap hari. Menurut terapis pernikahan dan keluarga, Heidi McBain, me time ini memungkinkan orang tua untuk tidak kewalahan dan frustrasi dengan tuntutan mengasuh anak. 

Meskipun mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, orang tua perlu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum mereka dapat mengurus orang lain secara efektif.

7. Tidak memperluas kebebasan anak seiring bertambahnya usia

Seperti kebanyakan hal, kebebasan pribadi menjadi lebih mudah ditangani dengan latihan. Oleh karena itu, penting untuk memberi anak-anak ruang yang lebih besar untuk mandiri seiring bertambahnya usia. 

Melakukan hal ini pada awalnya mungkin menimbulkan rasa takut bagi kedua belah pihak, tapi membiarkan anak-anak membangun kemandirian mereka secara perlahan lebih efektif daripada mengharapkan mereka mempelajari semuanya sekaligus di masa dewasa.

8. Tidak membiarkan anak melakukan kesalahan

Setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya dan ingin melindungi mereka. Namun, terkadang penting untuk membiarkannya gagal. 

Dalam jangka panjang, cara terbaik untuk memastikan anak mampu mengatasi kesalahan dan 'menyembuhkan' dirinya sendiri adalah dengan membiarkan mereka sedih dan bangkit kembali.

9. Tidak mendengarkan keluh kesah anak

Sering kali anak hanya ingin didengarkan. Artinya, meluangkan waktu untuk mendengarkan apa yang anak katakan adalah bagian penting dalam membuat mereka merasa dihargai. 

10. Berteriak dan memberi hukuman berat

"Meskipun tampaknya menaikkan volume suara dapat membantu menjelaskan suatu hal, tapi ini bisa memicu kecemasan dan memperburuk perselisihan yang ada," tutur terapis pernikahan dan keluarga, Dr. Lori Whatley.

11. Menuntut kesempurnaan

Ilustrasi/Foto: Getty Images/golfcphoto

Mengharapkan kesempurnaan dari anak bukanlah tujuan yang realistis. Hal ini juga dapat menyebabkan anak menjadi frustrasi dan cemas, sehingga enggan mencoba hal-hal baru. Akibatnya, anak akan mulai merasa gagal dan menjadi rendah diri.

12. Selalu memberikan segala yang diminta anak

Saat seorang anak meminta dibelikan mainan baru, orang tua mungkin ingin menurutinya dan membuat mereka senang. Meskipun tidak apa-apa untuk melakukannya sesekali, jangan jadikan hal ini sebagai kebiasaan. 

Penting untuk mengajari anak-anak pentingnya mengupayakan hal-hal yang mereka inginkan, bukan sekadar diberikan begitu saja.

13. Mendisiplinkan secara tidak konsisten

Anak-anak merespons batasan-batasan yang jelas dan konsisten. Ketika orang tua memberi tahu anaknya bahwa mereka tidak boleh makan es krim sebelum makan malam, tetapi kemudian mengalah setelah anak tersebut tantrum, anak akan menjadikan tangisan sebagai 'senjata' meluluhkan orang tua. 

14. Membandingkan anak dengan orang lain

Membandingkan anak dengan saudara atau orang lain dapat membuat mereka merasa rendah diri dan tidak percaya diri. Orang tua perlu menghargai keunikan dan potensi setiap anak.

15. Terlalu fokus pada prestasi akademik saja

Prestasi akademik memang penting, tetapi ini bukan satu-satunya hal yang penting dalam hidup anak. Maka dari itu, orang tua perlu memberikan perhatian yang seimbang antara prestasi akademik dan perkembangan karakter anak.

Demikian ulasan tentang beragam kesalahan terbesar orang tua dalam mendidik anak. Adakah kesalahan yang pernah atau sering Bunda lakukan belakangan ini? Yuk sama-sama introspeksi diri dan belajar kembali tentang konsekuensinya.

Pilihan Redaksi
  • Kisah Bunda Jessica Punya Anak Ber-IQ 146 dan Kuasai 4 Bahasa, Ternyata Sejak Kecil...
  • 9 Cara Mendidik Anak Perempuan Tanpa Figur Ayah Menurut Psikolog
  • 7 Cara Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus Menurut Ahli

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow