Wajah Wanita Neanderthal Berusia 75.000 Tahun, Ini Penampakannya

Wanita itu dikenal sebagai Shanidar Z

Wajah Wanita Neanderthal Berusia 75.000 Tahun, Ini Penampakannya

KOMPAS.com - Tim arkeolog Inggris berhasil merekonstruksi wajah seorang wanita Neanderthal berusia 75.000 tahun.

Wanita itu dikenal sebagai Shanidar Z yang penamaanya berdasarkan gua di Kurdistan Irak, tempat ia ditemukan pada tahun 2018 lalu.

Baca juga: Begini Rupa Hasil Rekonstruksi Wajah Pria Neanderthal Dewasa

Dalam upaya rekonstruksi ini, para ilmuwan yang mempelajari jenazahnya harus dengan susah payah menyatukan tengkoraknya dari 200 pecahan tulang, sebuah proses yang memakan waktu sembilan bulan.

Itu adalah proses yang sulit mengingat pecahan tulang sangat kecil dengan konsistensi yang rapuh.

Tengkorak yang dibangun kembali itu kemudian dicetak 3D dan digunakan untuk merekonstruksi untuk memahami seperti apa kontur wajah Neanderthal wanita itu.

Wajah Wanita Neanderthal

Mengutip CNN, Kamis (2/5/2024) Emma Pomeroy, ahli paleoantropologi dan profesor di departemen arkeologi Universitas Cambridge yang menemukan kerangka tersebut mengatakan dengan tonjolan alis yang jelas dan tidak ada dagu, tengkorak Neanderthal terlihat berbeda dari spesies kita sendiri, Homo sapiens.

"Wanita Neanderthal ini memiliki wajah yang cukup besar untuk ukuran tubuhnya serta alis yang cukup besar," tambah Pomeroy.

Neanderthal hidup di Pegunungan Eropa, Timur Tengah, dan Asia Tengah selama sekitar 300.000 tahun, namun kemudian menghilang sekitar 40.000 tahun yang lalu.

Analisis DNA dari manusia masa kini telah mengungkapkan bahwa, Neanderthal dan Homo sapiens kadang-kadang bertemu satu sama lain dan kawin silang.

Baca juga: Seperti Apa Kehidupan Wanita Neanderthal?

Lebih lanjut, peneliti memperkirakan tinggi spesimen tersebut sekitar 1,5 meter dengan membandingkan panjang dan diameter tulang lengannya dengan data manusia modern.

Analisis terhadap keausan pada gigi dan tulang menunjukkan bahwa dia berusia pertengahan 40-an pada saat kematiannya.

Shanidar Z dikuburkan di sebuah lubang. Tangan kirinya melingkar di bawah kepalanya dan sebuah batu dikepalanya mungkin digunakan sebagai bantalan.

Gua tempat Shanidar Z dimakamkan sendiri terkenal di kalangan arkeolog karena kuburan Neanderthal yang ditemukan di sana pada tahun 1960 membuat para peneliti percaya bahwa Neanderthal mungkin menguburkan mayat mereka dengan bunga.

Hal itu menentang pandangan umum bahwa manusia purba itu bodoh dan brutal.

Namun, penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh tim Pomeroy meragukan teori penguburan bunga tersebut.

Sebaliknya, mereka menduga serbuk sari yang ditemukan di antara kuburan mungkin berasal dari lebah yang melakukan penyerbukan.

Baca juga: Peralatan Kayu Berusia 300.000 Tahun Ungkap Gaya Hidup Neanderthal

Penguburan Neanderthal

Selain rekonstruksi wajah, peneliti juga melakukan penelitian ulang di Gua Shanidar. Dari analisis baru, peneliti menemukan Neanderthal berulang kali kembali ke Gua Shanidar untuk menguburkan orang mati.

Sisa-sisa 10 Neanderthal telah digali di situs tersebut, setengahnya tampaknya sengaja dikubur secara berurutan, demikian temuan penelitian.

Mereka mungkin tidak menggunakan bunga untuk pemakaman, tapi menurut peneliti kemungkinan besar menujukkan bahwa Neanderthal merupakan spesies yang berempati.

Misalnya saja, pria Neanderthal yang dikuburkan di sana menderita tuli dan mengalami kelumpuhan pada lengan dan kepala yang menyebabkan buta sebagian. Namun pria ini berumur panjang, jadi menurut penelitian itu menunjukkan dia pasti dirawat.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow