Vinyl Taylor Swift Jadi Salah Satu "Pemicu" Inflasi di Inggris

Inggris baru saja menerbitkan dafta 700 barang dan jasa yang digunakan untuk mengukur inflasi.

Vinyl Taylor Swift Jadi Salah Satu "Pemicu" Inflasi di Inggris

LONDON, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, Inggris bakal memasukkan harga piringan hitam atau yang dikenal dengan vinly ke dalam statistik inflasi sejak 1992.

Hal ini imbas dari pengaruh popularitas penyanyi asal Amerika Serikat (AS) Taylor Swift di kalangan konsumen Inggris.

Kantor Statistik Nasional atau Office for National Statistics (ONS) baru saja menerbitkan dafta 700 barang dan jasa yang digunakan untuk mengukur inflasi.

Baca juga: Soroti Inflasi Pangan, Asosiasi Pekerja: Upah Murah Bikin Daya Beli Rendah

Wakil Direktur Harga ONS Matt Corder menjelakan, ada penambahan 16 item dan penghapusan 15 item untuk membuat gambaran yang lebih jelas, barang apa saja yang dibelanjakan warga Inggris.

Ia menerangkan, keranjang inflasi barang yang disusun menawarkan gambaran menarik tentang belanja konsumen selama bertahun-tahun.

"Seringkali keranjang tersebut mencerminkan adopsi teknologi baru, tapi kembalinya piringan hitam (vinly) menunjukkan bagaimana kebangkitan budaya dapat mempengaruhi pengeluaran kita," kata dia dikutip dari CNN, Selasa (12/3/2024).

Isi keranjang belanja nasional penting karena menjadi dasar penghitungan indeks harga konsumen, salah satu ukuran inflasi yang akan dipertimbangkan Bank of England dalam memutuskan kapan akan mulai menurunkan suku bunga.

Sedikit catatan, inflasi Inggris telah melambat dari 11,1 persen menjadi 4 persen, tetapi masih di atas target bank sentral sebesar 2 persen.

Piringan hitam atau vinyl yang tidak termasuk dalam keranjang inflasi Inggris lebih dari tiga dekade yang lalu telah kembali populer dalam beberapa tahun terakhir.

Popularitas piringan hitam sempat tergeser oleh maraknya compact disk (CD) dan kaset di masa lalu.

Sebuah asosiasi perusahaan rekaman dan label Inggris British Phonographic Industry mencatat, tahun lalu 6,1 juta piringan hitam terjual di Inggris. Ini jadi jumlah tertinggi sejak 1990.

Dari jumlah tersebut, album 1989 (Taylor's Version) milik Taylor Swift menjadi piringan hitam dengan penjualan paling banyak.

Baca juga: BI: Inflasi Pangan Sudah Lampaui Kenaikan UMR, Hampir Salip Kenaikan Gaji PNS

CEO British Phonographic Industry Jo Twist mengatakan, sangat wajar jika vinil dilihat sebagai indikator populer tentang bagaimana orang membelanjakan uang mereka.

"Format yang sangat disukai ini telah menyebabkan permintaan tumbuh secara konsisten selama hampir dua dekade, termasuk di kalangan konsumen muda dan lebih beragam yang melakukan streaming setiap hari tetapi juga suka memiliki musik favorit mereka dalam format fisik,” terang dia.

Selain vinyl, beberapa barang dan jasa baru yang turut memengaruhi inflasi di Inggris adalah airfryer, kue beras, biji bunga matahari, dan labu.

Sementara, permintaan untuk permbersih tangan tidak lagi masih ke dalam daftar ini sejak berakhirnya pandemi.

Baca juga: Inflasi Turkiye Meroket 67,07 Persen, Harga Pangan Kian Melambung

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow