Tur ke Pabrik Fiat yang Terbengkalai, Produksi Besar Dulu di Sini

Pabrik ditutup pada tahun 2011 tetapi peralatannya masih ada, meskipun tidak untuk waktu yang lama.

Motor1.com Staff Otomotif Jan 20, 2024 0 19 Add to Reading List

Tur ke Pabrik Fiat yang Terbengkalai, Produksi Besar Dulu di Sini

Pabrik ditutup pada tahun 2011 tetapi peralatannya masih ada, meskipun tidak untuk waktu yang lama.

Kita semua memiliki preferensi dalam hal mobil, tetapi meskipun selera kita berbeda-beda, kita memiliki kesamaan: kita semua adalah penggemar.

Jadi, melihat pabrik yang ditinggalkan selalu menyedihkan, terutama karena di sanalah para pekerja merakit mobil-mobil yang sebagian dari kita nikmati di masa lalu.

Sebuah video walkaround baru masuk jauh ke dalam pabrik Fiat yang ditinggalkan sejak tahun 2011.

Meskipun pabrik perakitan di Termini Imerese telah ditutup lebih dari satu dekade yang lalu, Anda belum tentu tahu, karena peralatannya masih ada di sana.

Beberapa model yang paling populer dibuat di sana, termasuk 500 yang ikonik dan Panda yang menggemaskan. Pabrik di Sisilia telah beroperasi sejak tahun 1970 dan juga digunakan untuk memproduksi Fiat 126, Punto, dan Lancia Ypsilon.

Mobil terakhir yang keluar dari pabrik ini adalah Lancia pada bulan November 2011, namun tampaknya tidak akan membutuhkan banyak usaha untuk melanjutkan produksinya.

Pada umumnya, pabrik-pabrik dikosongkan tak lama setelah fasilitasnya ditutup, namun bekas pabrik Fiat di dekat Palermo ini tampaknya tidak tersentuh.

Pabrik ini memiliki kapasitas produksi tahunan maksimum 140.000 unit, tetapi sebelum Fiat menutupnya, kurang dari 40 persen dari kapasitas tersebut digunakan. Akibatnya, pabrik yang mempekerjakan sekitar 1.800 orang ini merugi.

Menurut pria yang membawa kamera itu, pabrik tersebut sudah dijual dan tidak dapat diakses lagi.

Pabrik ini sempat berpindah tangan beberapa kali, terakhir kali ketika perusahaan Italia, Blutec, membelinya untuk membuat mobil listrik. Namun, hal itu tidak pernah terjadi, karena adanya penipuan sebesar €16 juta (Rp244 miliar).

Pabrik ini diduga telah dipreteli sebelum dihancurkan, sehingga mengakhiri masa kejayaan pabrik perakitan yang pernah berkembang pesat.