Ternyata Ini Sejarah Hari Raya Idul Fitri,Kemungkinan 2023 Nanti Lebaran Dirayakan 2 Kali

- Ternyata ini sejarah Hari Raya Idul Fitri. Kemungkinan umat Muslim rayakan lebaran 2 kali pada 2030 nanti. Sebentar lagi Umat Islam akan merayakan merayakan Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1445 H Namun tahukah Anda sejarah dibalik hari Lebaran ini? Tahun ke-2 Hijriah, puasa untuk pertama kalinya dijalani umat Islam (Al-Baqarah: 183-185), sekaligus untuk pertama kalinya pula Idul Fitri dirayakan. Momentum perdana ini bertepatan...

Ternyata Ini Sejarah Hari Raya Idul Fitri,Kemungkinan 2023 Nanti Lebaran Dirayakan 2 Kali

TRIBUN-MEDAN.com - Ternyata ini sejarah Hari Raya Idul Fitri. Kemungkinan umat Muslim rayakan lebaran 2 kali pada 2030 nanti.

Sebentar lagi Umat Islam akan merayakan merayakan Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1445 H

Namun tahukah Anda sejarah dibalik hari Lebaran ini?

Tahun ke-2 Hijriah, puasa   untuk pertama kalinya dijalani umat Islam (Al-Baqarah: 183-185), sekaligus untuk pertama kalinya pula Idul Fitri dirayakan.

Momentum perdana ini bertepatan dengan peristiwa Badar, di mana kaum muslimin untuk pertama kalinya juga meraih kemenangan perang skala besar.

Peristiwa Badar, Husein Haikal dalam Hayatu Muhammad, mengatakan bahwa sejak awal Nabi Muhammad SAW tidak pernah menginginkan peperangan, kami tidak diperintahkan untuk itu

Aksi monopoli pasar dan blokade aktifitas dagang oleh kaum Quraisy Mekah terhadap muslim Madinah lah yang memicu konfrontasi itu tumbuh berkembang.

Pada hari ke-8  , pasukan Abu Jahal keluar Mekah, ditambah kafilah Abu Sufyan dari Syam membawa pasukan jumlah besar, sekitar 1000 tentara dengan kelengkapan peralatan perang.

Dari arah Madinah, Nabi membawa 300 shahabat menyambut tantangan itu menuju Badar.

Dalam Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources karya Martin Lings, disebutkan bahwa di tempat inilah pada pagi 17 Ramadhan kedua pasukan ini saling berhadapan.

Nabi tampil di depan mengatur barisan, didampingi Hamzah, Umar, Ali, dan Ubaidah.

300 lawan 1000, tentu ini akan menjadi perang yang tidak mudah.

Abu Bakar bisa menangkap ekspresi kecemasan itu dari raut wajah dan degup jantung para shahabat.

Tak ada yang mampu menepis gelombang kecemasan itu.

Hingga turun ayat Al-Qur’an yang menenangkan, yaitu tentang kekuatan moril yang tumbuh dari teguhnya iman (al-Anfal: 12, 17, 65, 66)

فلم تقتلوهم ولكن الله قتلهم ومارميت اذ رميت ولٰكن الله رمى…الأية

Husein Haekal memberikan tafsir kontekstual sebagai ilustrasi membacai kembali kesan historis mengenai Perang Badar ini.

Debu dan pasir halus membubung dan beterbangan memenuhi udara. Berkat iman yang teguh keadaan muslimin bertambah kuat. Di hadapan mereka kini terbuka tabir ruang dan waktu, sebagai bantuan Tuhan kepada mereka dengan para malaikat yang memberikan berita gembira, yang membuat iman mereka bertambah teguh, sehingga bila salah seorang dari mereka mengangkat pedang dan mengayunkannya ke musuh, seolah-olah tangan mereka digerakkan dengan tenaga Tuhan.

اَللهُ اَكْبَرُ لاَاِلٰهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ   وَنَصَرَعَبْدَهُوَاَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأ َحْزَابَ وَحْدَهُ

Pihak muslimin hanya butuh beberapa jam dan selesai sedikit lewat tengah hari mengakhiri perang, ringkas Karen Amstrong dalam karya antropologisnya ‘Muhammad: Biography of the Prophet‘.

Dilihat dari jumlah pasukan yang timpang, sungguh ini kemenangan yang menakjubkan.

Efek moral dari kemenangan Badar ini pun terasa cukup besar, sehingga Nabi dan kaum muslimin yang selama ini menjadi sasaran cemoohan, berbalik mendapat kepercayaan diri dan kehormatan dari berbagai kalangan.

Perayaan Idul Fitri sejatinya, asal-muasalnya tidak hanya lahir dari latar historis kemenangan Badar.

Dalam Ensiklopedi Islam disebutkan, bahwa jauh sebelum ajaran Islam turun, masyarakat Arab sudah memiliki dua hari raya, yakni Nairuz dan Mahrajan, keduanya berasal dari zaman Persia Kuno.

Biasanya, mereka merayakan kedua hari raya itu dengan menggelar pesta pora.

Seiring turunnya kewajiban menunaikan ibadah puasa Ramadhan pada tahun ke-2 Hijriah itulah, turun kemudian hadis Nabi, Sesungguhnya Allah mengganti kedua hari raya itu dengan hari raya yang lebih baik, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.

Di Idul Fitri pertama inilah kaum muslimin merayakan dua kemenangan perdana, yaitu pencapaian ritual puasa Ramadhan dan keberhasilan di Perang Badar.

Narasi antar kedua peristiwa ini menjadi relasi yang tak terpisahkan dalam memaknai kemenangan; dari perspektif spiritual, juga sosial.

Sejarah Hari Raya

Sebelum ajaran Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw di Makkah, masyarakat Jahiliyah Arab sudah memiliki dua hari raya, yakni Nairuz dan Mahrajan.

Kaum Arab Jahiliyah menggelar kedua hari raya itu dengan menggelar pesta-pora.

Selain menari-nari, baik tarian perang maupun ketangkasan, mereka juga merayakan hari raya dengan bernyanyi dan menyantap hidangan lezat serta minuman memabukkan.

Nairuz dan Mahrajan merupakan tradisi hari raya yang berasal dari zaman Persia Kuno,tulis Ensiklopedi Islam.

Setelah turunnya kewajiban menunaikan ibadah puasa Ramadhan pada 2 Hijriyah, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan An-Nasa Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya Allah mengganti kedua hari raya itu dengan hari raya yang lebih baik, yakni Idul Fitri dan Idul Adha." (HR Daud dan Nasai)

Setiap kaum memang memiliki hari raya masing-masing. Ibnu Katsir dalam Kisah Para Nabi dan Rasul mengutip sebuah hadits dari Abdullah bin Amar:

"Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Puasanya Nuh adalah satu tahun penuh, kecuali hari Idul Fitri dan Idul Adha(HR Ibnu Majah).

Jika merujuk pada hadis di atas, maka umat Nabi Nuh AS pun memiliki hari raya.

Sayangnya, kata Ibnu Katsir, hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah itu sanadnya dhaif (lemah).

Rasulullah Saw membenarkan bahwa setiap kaum memiliki hari raya.

Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, Abu Bakar pernah memarahi dua wanita Anshar memukul rebana sambil bernyanyi-nyanyi.

"Pantaskah ada seruling setan di rumah, ya Rasulullah Saw? tanya Abu Bakar.

"Biarkanlah mereka wahai Abu Bakar. Karena tiap-tiap kaum mempunyai hari raya, dan hari ini adalah hari raya kita,sabda Rasulullah Saw.

Hari Raya Idul Fitri Diprediksi Akan Dirayakan 2 Kali dalam Satu Tahun

Diketahui Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu dari dua hari besar umat Muslim.

Dan umumnya Hari Raya Idul Fitri dirayakan 1 kali dalam setahun.

Namun sepertinya fakta ini bisa berubah pada tahun 2030 mendatang.

Di mana umat Muslim akan merayakan 2 kali Hari Raya Idul Fitri. Kok bisa?

Dilansir dari kompas.com pada Selasa (3/5/2022), ini semua karena perbedaan kalender Masehi dan kalender Hijriyah.

Menurut Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangerang,kalender masehi berbasis peredaran bumi mengelilingi matahari, yakni 365,2422 hari.

Sementara kalender hijriyah dihitung berbasis berbasis peredaran bulan mengelilingi bumi, yakni 29,5306 hari.

Di mana jika dikali 12 bulan menjadi 354,3672 hari.

"Jadi, ada selisih sebesar 10,875 hari setiap tahun," kata Andi.

Lanjut Andi, selisih itu rupanya terakumulasi menjadi 1 tahun masehi setelah sekitar 33 tahun.

Sehingga jika awal Ramadhan jatuh di awal tahun masehi, maka awal Ramadhan tahun berikutnya akan jatuh di akhir tahun masehi.

Sebagai contoh, kejadian dua Idul Fitri pernah terjadi pada 1997 Ramadhan, yaitu tanggal 10 Januari dan 31 Desember 1997.

Kemudian akan terulang lagi pada 2030.

"Nanti di tahun 2030 terulang lagi, awal Ramadhan 1451 H jatuh pada 5 Januari."

"Sementara yang kedua, awal Ramadhan 1452 H jatuh pada 26 Desember," ujar Andi.

Sebenarnya, sudah beberapa kali umat Islam mengalami lebih dari satu kali Hari Raya Idul Fitri dalam setahun.

Contohnya pada tahun 1998 Ramadhan 1418 dan 1419, Tahun 1999 Ramadhan 1419 dan 1420, Tahun 2000 Ramadhan 1420 dan 1421.

Kemudian peristiwa langka dua kali Ramadhan dan Idul Fitri akan terjadi lagi pada: Tahun 2030 Ramadhan 1451 dan 1452, Tahun 2031 Ramadhan 1452 dan 1453, Tahun 2032 Ramadhan 1453 dan 1454.

Hal itu berulang sekitar 33 tahun."

"Ini karena kalender Hijriah dan kalender Masehi ada selisih 10,9 hari,"tutup Kepala Lapan Thomas Djamaluddin.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow