Tarif KRL Jabodetabek Bakal Naik, Subsidi Ditarik Jadi Rp10.000 Sampai Rp15.000?

Subsidi tarif KRL untuk pengguna mampu rencananya akan dicabut dan mengakibatkan tarif KRL Jabodetabek bakal naik.

Tarif KRL Jabodetabek Bakal Naik, Subsidi Ditarik Jadi Rp10.000 Sampai Rp15.000?

NOVA.id - Commuter Line atau KRL (Kereta Rel Listrik) memang menjadi pilihan yang prkatis untuk bepergian di Jabodetabek.

Selain cepat, harga tarif KRL Jabodetabek juga terjangkau.

Namun sepertinya Sahabat NOVA pengguna KRL harus atur ulang pengeluaran.

Pasalnya ada kabar jika tarif KRL Jabodetabek bakal naik tahun 2024 ini.

Informasi tarif KRL Jabodetabek bakal naik ini diberikan oleh Asdo Artriviyanto, Direktur Utama PT KAI Commuter (KCI).

"Pemerintah akan menetapkan masalah kenaikan tarif KRL Jabodetabek. Akan ada kenaikan, ada. Tunggu tanggal mainnya," kata Asdo.

Tarif KRL yang berlaku saat ini sebesar Rp3.000 untuk 25 kilometer (Km) pertama, Penumpang selanjutnya akan dikenakan tambahan tarif senilai Rp1.000 untuk perjalanan setiap 10 Km berikutnya.

Pada akhir 2022, Menteri Perhubungan Budi Karya pernah mengatakan, agar subsidi tarif penumpang KRL tepat sasaran, diperlukan skema yang tepat.

Caranya adalah dengan menerbitkan kartu baru yang diterbitkan untuk membedakan profil penumpang KRL termasuk penerapan harga tiket KRL akan dinaikkan khusus untuk masyarakat yang ekonominya tergolong mampu.

Diketahui jika selama ini tarif penumpang KRL masih disubsidi oleh pemerintah.

Dilansir dari Kantor Berita Antara, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal menjelaskan penumpang dengan kategori mampu akan membayar sesuai dengan harga asli KRL.

Baca Juga: Pengguna KRL Hati-Hati, Ini Kronologi Seorang Pria Masuk Celah Kereta di Stasiun Serpong dan Diduga Tewas

Artinya, tarif untuk penumpang mampu bisa mencapai Rp10.000 -Rp15.000.

Namun, Kementerian Perhubungan masih menimbang-nimbang data apa yang akan menjadi dasar pembeda antarpenumpang, data Kementerian Dalam Negeri atau Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.

Sementara itu, diketahui selama 2023 ada sebanyak 331.894.721 penumpang menggunalan KRL di seluruh wilayah operasional KAI Commuter.

Menurut Asdo, jumlah tersebut hampir menyamai jumlah penumpang pada 2019 atau sebelum pandemi COVID-19 sebanyak 336.274.343 orang.

"Volume penumpang di tahun 2019 di mana kondisi normal sebanyak 336.274.343 kemudian di tahun 2020, 2021 ada pandemi COVID-19. Kemudian di tahun 2022 aktivitas mulai ada pelonggaran mulai ada peningkatan jumlah, yaitu 242.666.167. Kemudian di tahun 2023 ini hampir menyamai tahun 2019," terangnya.

Adapun rincian jumlah penumpang 331.894.721 orang di 2023 tersebut terdiri atas Commuter Line Jabodetabek 290.890.677 orang, Commuter Line Yogyakarta 6.453.099, dan Commuter Line Merak 3.617.478 orang.

KAI Commuter juga mencatat pada 2023, volume transit di Stasiun Manggarai tertinggi mencapai 204.489 orang pada 31 Desember 2023 yang biasanya rata-rata volume transit sebanyak 160.000 orang.

Sementara, di Stasiun Tanah Abang tercatat 153.271 orang pada 30 Desember 2023. Adapun, untuk rekor transit tertinggi terjadi pada 1 Januari 2024 di Stasiun Manggarai menyentuh angka 230.867 orang dan di Stasiun Tanah Abang 155.003 orang.

Berikutnya, berdasarkan data pengguna dari Januari-Desember 2023 di stasiun keberangkatan, KAI Commuter mencatat Stasiun Bogor sebagai stasiun keberangkatan tertinggi yakni 15.308.206 orang diikuti Stasiun Tanah Abang dengan 15.087.697 orang.

Sedangkan, untuk stasiun tujuan terbanyak, yakni Stasiun Bogor dengan jumlah 15.533.253 orang dan Stasiun Tanah Abang sebanyak 14.871.253 orang. (*)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow