Tanggapan Kemenkes soal Vaksin COVID-19 AstraZeneca Picu Efek Samping Langka

Kemenkes angkat suara terkait isu vaksin COVID-19 yang disebut menimbulkan efek samping, Bunda. Seperti apa? Simak informasi selengkapnya sebagai berikut.

Tanggapan Kemenkes soal Vaksin COVID-19 AstraZeneca Picu Efek Samping Langka

Vaksin COVID-19 kembali ramai menjadi perbincangan, Bunda. Kali ini, salah satu jenis vaksin yakni AstraZeneca yang menjadi merk vaksin yang dipakai di Indonesia.

Di sejumlah media, kabar ini menjadi perbincangan usai sebuah dokumen pengadilan AstraZeneca mengakui bahwa vaksin buatan perusahaan tersebut menyebabkan efek samping yang langka, yakni thrombosis thrombocytopenia syndrome (TTS).

Perusahaan farmasi raksasa ini lantas digugat atas klaim bahwa vaksinn yang dikembangkan di Universitas Oxford, menyebabkan kematian serta cedera serius pada beberapa kasus.

AstraZeneca pun membantah hal tersebut. Meski begitu, mereka mengakui dalam dokumen legal pada Februari bahwa ada kemungkinan sangat langka bahwa vaksinnya dapat menyebabkan TTS.

"Diakui bahwa vaksin AZ dapat menyebabkan TTS pada sebagian kecil kasus-kasus tertentu. Mekanisme penyebabnya tidak diketahui," kata perusahaan itu dalam dokumennya seperti diberitakan Antara.

"Selain itu, TTS dapat terjadi tanpa adanya vaksin AZ. Penyebab di kasus perorangan tergantung pada bukti ahli," ujar mereka.

Baca Juga : Alasan Vaksin Covid-19 untuk Bayi dan Balita Masih Sulit Ditemukan, Harganya Selangit Bun

Tanggapan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI

Kementerian Kesehatan juga telah buka suara soal ramainya efek samping TTS dari vaksin AstraZeneca, Bunda. Mengutip dari laman CNN Indonesia, masyarakat dinilai tidak perlu khawatir, karena vaksinasi AstraZeneca sudah disuntikkan ke lebih dari 1 miliar orang di dunia dan 'hanya' tercatat sekitar seribu kasus yang mengalami efek TTS.

Mereka yang terkena efek pembekuan darah imbas TTS umumnya dilaporkan memiliki penyakit bawaan atau penyakit penyerta. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi memastikan hingga saat ini belum ada laporan kasus serupa di Indonesia.

"Ini kejadian sangat jarang dan bisa dipengaruhi faktor ras, genetik. Di Indonesia belum ada laporan terkait TTS ini," kata Nadia.

Lebih lanjut, ia mengatakan saat vaksin mendapatkan izin edar maka sudah melalui penelitian empat tahap, mulai dari uji coba lab, hewan, dan manusia, dan dilihat manfaatnya jauh lebih besar dari efek sampingnya.

"Jadi lebih banyak manusia yang selamat dari kematian dan sakit berat dibandingkan yang mengalami efek samping," sambungnya.

Meski begitu, Nadia menyebut efek samping TTS dari vaksin AstraZeneca itu tetap perlu diwaspadai. Karenanya, orang dengan kriteria kondisi hamil, hingga memiliki penyakit tertentu tidak disarankan ikut menerima vaksin Covid-19 tersebut.

Apa itu TTS?

Terlepas dari efek samping vaksin Covid AstraZeneca, apa itu TTS? Melansir Health Direct, TTS adalah sindrom yang sangat langka. Ini terjadi ketika seseorang mengalami pembekuan darah (trombosis) dan jumlah trombosit yang rendah (trombositopenia).

Penyakit ini juga disebut sebagai 'trombositopenia trombotik imun yang diinduksi vaksin' (VITT). Trombosis adalah pembentukan bekuan darah, yang dapat mengurangi aliran darah normal di pembuluh darah yang terkena.

Trombositopenia adalah suatu kondisi dimana tidak terdapat cukup trombosit dalam darah. Trombosit biasanya membantu darah membeku atau menggumpal, sehingga menghentikan pendarahan berlebihan.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow