Sosok Prajogo Pangestu Orang Terkaya di Dunia versi Forbes,Kekayaannya Rp687 T,Dulu Sopir Angkot

- Inilah sosok Prajogo Pangestu yang menurut Forbes masuk dalam daftar orang terkaya dunia dengan kekayaan bersih Rp687,5 T. Sederet perusahaan Prajogo Pangestu berperan besar dalam menambah pundi-pundi kekayaannya. Siapa Prajogo Pangestu sebenarnya dan apa saja sederet perusahannya tersebut? Prajogo Pangestu adalah pengusaha kelas kakap Indonesia dan merupakan pendiri Barito Pacific Group yang dulunya adalah sopir angkot. Nama...

Sosok Prajogo Pangestu Orang Terkaya di Dunia versi Forbes,Kekayaannya Rp687 T,Dulu Sopir Angkot

BANGKAPOS.COM - Inilah sosok Prajogo Pangestu yang menurut Forbes masuk dalam daftar orang terkaya dunia dengan kekayaan bersih Rp687,5 T.

Sederet perusahaan Prajogo Pangestu berperan besar dalam menambah pundi-pundi kekayaannya.

Siapa Prajogo Pangestu sebenarnya dan apa saja sederet perusahannya tersebut?

Prajogo Pangestu adalah pengusaha kelas kakap Indonesia dan merupakan pendiri Barito Pacific Group yang dulunya adalah sopir angkot.

Nama Prajogo Pangestu masuk dalam daftar 200 orang terkaya sedunia 2024 yang dirilis majalah Forbes.

Dalam daftar tersebut, Prajogo Pangestu menempati peringkat ke-27.

Hal ini menjadikan Prajogo sebagai orang terkaya di Indonesia tahun 2024.

Menurut Forbes, Prajogo memiliki kekayaan bersih sebanyak 43,4 miliar atau sekitar Rp687,456 triliun rupiah.

Kekayaan itu diperoleh Prajogo lewat bisnisnya di industri diversifikasi.

Apa saja gurita bisnis perusahaan Prajogo yang menjadikannya orang terkaya di Indonesia?

Masih menurut Forbes, Prajogo merupakan pendiri Barito Pacific Group.

Di perusahaan itu, ia menjabat sebagai Presiden Komisaris Perseroan.

Di tahun 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70 persen perusahaan petrokimia Chandra Asri yang juga terdaftar di Bursa Efek indonesia.

Empat tahun setelahnya, pada 2011, Chandra asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di tanah air.

Pada 2015, Chandra Asri bekerja sama dengan produsen ban Prancis, Michelin, untuk mengembangkan pabrik karet sintetis di Indonesia.

Tetapi, 15 persen saham Chandra Asri diakusisi oleh Thaioil pada Juli 2021.

Meski demikian, Prajogo melebarkan sayap bisnisnya dengan mengakuisisi 33 persen saham BCPG Thailand senilai 440 juta dolar Amerika milik perusahaan produsen energi panas, Star Energy, di bulan Maret 2022.

Setahun setelahnya, perusahaan pertambangan batu bara milik Prajogo, Petrindo Jaya Kreasi, go public.

Prajogo lantas mencatatkan saham perusahaan energi terbarukan, Barito Renewable Energy, enam bulan kemudian, pada Oktober 2023.

Berangkat dari meroketnya saham Barito Renewable Energy, pundi-pundi uang terus mengalir ke 'kantong' Prajogo.

Barito Renewable Energy sendiri merupakan induk perusahaan Star Energy Geothermal Group, produsen panas bumi terbesar di Indonesia dengan kapasitas 886 megawatt.

Star Energy Geothermal Group diketahui mengoperasikan tiga proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi yang ada di Jawa Barat.

Perusahaan ini juga memiliki izin untuk melakukan eksplorasi di beberapa bagian Maluku Utara dan Lampung.

'Keberuntungan' bisnis Prajogo tak berhenti sampai di situ.

Prajogo pada akhir 2023 lalu, mengakuisusu 100 persen Multi Tambangjaya Utama, tambang batu bara dari Indika Energy.

Selama kariernya sebagai pengusaha, Prajogo pernah dianugerahi Bintang Jasa Utama oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2019 silam.

Berikut riwayat karier Prajogo Pangestu, dikutip dari situs resmi Barito Pacific:

- Komisaris Utama PT Tri Polyta Indonesia Tbk (1999-2010);

- Anggota Dewan Komisaris PT Astra International Tbk (1993-1998);

- Presiden Direktur PT Chandra Asri (1990-1999);

- Direktur Djajanti Timber Group (1969-1976);

- Presiden Direktur Perseroan (1997-1993).

Dulu Sopir Angkot

Tak disangka Prajogo Pangestu dulu sempat jadi sopir angkot.

Bagaimana ceritanya?

Prajogo Pangestu merupakan pengusaha kelahiran Kalimantan Barat pada 1944.

Nama aslinya adalah Phang Djoem Phen.

Prajogo merupakan putra dari seorang pedagang karet.

Dia terlahir dari keluarga biasa yang membuatnya hanya mampu mengenyam pendidikan sampai di tingkat sekolah menengah. Pria berusia 79 tahun ini juga pernah berprofesi sebagai sopir angkot pada 1960-an.

Selain itu, ia juga membuka usaha kecil-kecilan dengan menjual bumbu dapur dan ikan asin.

Di sela-sela pekerjaan itu, Prajogo bertemu dengan seorang pengusaha kayu asal Malaysia, bernama Burhan Uray.

Dari pertemuan itu, pada 1969 Prajogo lantas memutuskan bergabung di perusahaan milik Burhan, yakni PT Djajanti Grup.

Karier Prajogo Pangestu Pertemuan Prajogo dengan Bong Sun On atau Burhan Uray bisa dibilang menjadi titik balik yang mengubah kehidupannya.

Berkat etos kerjanya yang tinggi, Prajogo dipercaya untuk mengelola Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di Kalimantan Tengah.

Meski hanya lulusan SMP, langkahnya untuk terus berusaha tak pernah surut. Berkat ketekunannya, ia pun diangkat menjadi General Manager (GM) di Plywood Nusantara.

Hanya setahun saja Prajogo menjabat sebagai GM Djajanti Group. Ia putuskan resign dan membeli sebuah perusahaan yang sedang krisis finansial. Nama perusahaan tersebut adalah CV Pacific Lumber Coy.

Prajogo meminjam sejumlah dana pada sebuah bank untuk membeli perusahaan kayu ini.

Setelah membeli CV Pacific Lumber Coy, Prajogo mengganti namanya menjadi PT Barito Pacific Timber.

1993, perusahaan tersebut mulai dikenal masyarakat dan namanya berubah kembali menjadi Barito Pacific pada 2007.

Hebatnya, ia dapat mengembalikan pinjaman tersebut hanya dalam kurun waktu satu tahun. Dikutip dari Forbes, bisnis itu pun berkembang di berbagai bidang.

Pada 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia Chandra Asri yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Namun kesuksesan ini tidak menghentikan langkah Prajogo untuk terus berkembang.

Pada tahun 2011, ia melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan PT Chandra Asri Petrichemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk. Perusahaannya Barito Pacific Timber telah melakukan go public pada tahun 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada 2007.

Pada 2007 Barito Pacific mengakuisisi 70 persen dari perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di BEI. Pada 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.

Thaioil mengakuisisi 15% saham Chandra Asri pada Juli 2021.

Pada 2023, seperti disinggung di atas, Prajogo membawa dua perusahaannya, CUAN dan BREN, melantai di bursa RI.

Biodata Prajogo Pangestu

- Nama: Prajogo Pangestu

- Tempat, Tanggal Lahir: Bengkayang, Kalimantan Barat, 13 Mei 1944

- Usia: 79 Tahun

- Pendidikan: SMP

- Pekerjaan: Pebisnis

- Agama: Kristen

- Orang Tua: Phang Siu On

- Pasangan: Herlina Tjandinegara

- Kebangsaan: Indonesia

- Anak: Agus Salim Pangestu, Baritono Pangestu, Nancy Pangestu

(Tribunnews/ Sonora)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow