Sok Jagoan Aniaya Santri Hingga Tewas,Senior Ponpes Kediri Kini Menunduk Malu Pakai Baju Tahanan

- Empat pelaku penganiaya santri di Ponpes Kediri kini jalani rekonstruksi. Keempat pelaku tersebut memperlihatkan bagaimana detik-detik mereka menganiaya mendiang Bintang Balqis Maulana hingga tewas. Keempat senior tersebut juga terlihat memakai baju tahanan. Baca juga: Kok Tega Tangis Ibu Santri, Anak Tewas Dianiaya Sepupu Sendiri, Sudah Jadi Mayat Baru Dibawa ke RS Satu di antaranya bahkan merupakan kakak sepupu Bintang....

Sok Jagoan Aniaya Santri Hingga Tewas,Senior Ponpes Kediri Kini Menunduk Malu Pakai Baju Tahanan

TRIBUNTRENDS.COM - Empat pelaku penganiaya santri di Ponpes Kediri kini jalani rekonstruksi.

Keempat pelaku tersebut memperlihatkan bagaimana detik-detik mereka menganiaya mendiang Bintang Balqis Maulana hingga tewas.

Keempat senior tersebut juga terlihat memakai baju tahanan.

Baca juga: Kok Tega Tangis Ibu Santri, Anak Tewas Dianiaya Sepupu Sendiri, Sudah Jadi Mayat Baru Dibawa ke RS

Satu di antaranya bahkan merupakan kakak sepupu Bintang.

Mereka adalah :

AF (16) asal Denpasar Bali

MN (18) asal Sidoarjo

MA (18) asal Nganjuk

AK (17) Surabaya

Pada rekonstruksi yang digelar Kamis (29/2/2024), terungkap bahwa keempat tersangka memiliki peran yang sama dalam menganiaya Bintang Balqis.

Bintang Balqis dianiaya selama tiga hari berturut-turut oleh para tersangka di lingkungan pondok pesantren.

Hingga pada Jumat (24/2/2029), korban menyadari kondisi Bintang sudah pucat.

Kemudian saat dibawa ke puskesmas, Bintang Balqis dinyatakan sudah meninggal dunia.

Tampang keempat senior Bintang itu berperawakan tinggi besar.

Baca juga: Kronologi Santri di Kediri Tewas Versi Pengacara Pelaku, Beber Tingkah Korban, Singgung Salah Paham

Terlihat para tersangka itu menjalani rekonstruksi mengenakan baju tahanan berwarna oranye.

Mereka juga memakai masker untuk menutupi bagian bawah wajahnya.

Terlihat pula ada dua orang mengenakan sarung dan peci berperan sebagai saksi.

Diduga keduanya merupakan saksi mata yang melihat penganiayaan tersebut.

Saksi itu bahkan sempat mencontohkan adegan yang dilakukan oleh tersangka.

Di mana ia mencontohkan seperti adegan membanting ala smackdown.

Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji mengatakan, motif tersangka menganiaya korban yakni karena adanya kesalah pahaman.

"Rasa kesal dari senior ke junior, atau hal-hal yang kurang berkenan dari senior ke junior," jelas Bramastyo.

Ia mengatakan, dari rekonstruksi itu ada 55 adegan yang diperagakan.

"Itu sekitar tiga waktu, yakni tanggal 18 Februari, 21 Februari, dan 22 Februari 2024 sampai 23 Februari dini hari," kata Bramastyo.

Keempat tersangka menganiaya korban tanpa menggunakan senjata apapun.

"Untuk penganiayaan sementara menggunakan tangan kosong," jelasnya.

Sementara itu, Kuasa Hukum keempat pelaku, Rini Puspitasari mengatakan, para pelaku menganiaya Bintang karena kesal korban sulit dinasihati.

Baca juga: Chat Terakhir Bintang Santri Tewas di Ponpes Kediri, Ketakutan Minta Dijemput Ibu: Cepat Ma ke Sini

"Tapi saat bertanya Bintang jawabannya tidak nyambung. Saat itulah emosi kemudian dipukul. Itu kejadiannya hari Selasa," kata dia.

Kemudian penganiayaan kembali terjadi keesokan harinya dan berlanjut hingga tiga hari berturut-turut.

"Bintang disuruh solat dan mandi. Keluar dari kamar mandi Bintang telanjang," kata dia.

Saat itulah pelaku kemudian kembali menganiaya Bintang Balqis secara brutal.

"Berlanjut lagi di hari Kamis, kemudian Bintang sempat diobati, ada lukanya di pipi terus diobatin," tandasnya.

Sosok Gus Fatihunnada, Pengasuh Ponpes Cengengesan Antar Jasad Bintang, Larang Buka Kafan: Udah Suci

nilah sosok Gus Fatihunnada, pengasuh Pondok Pesantren Al Hanifiyyah Kediri yang sempat antar jenazah santri bernama Bintang Balqis Maulana.

Belakangan sosok Gus Fatihunnada tengah ramai disorot warganet lantaran sikapnya saat mengantar jenazah Bintang Balqis Maulana ke rumah duka.

Gus Fatihunnada dinilai cengengesan padahal sedang mengantar jenazah salah satu santri dan bertemu dengan keluarga duka.

Baca juga: Aniaya Santri Hingga Tewas, Sepupu Kesal Kelakuannya Diadukan, Tak Menyangka Pukulannya Mematikan

Seperti tampak dalam video viral di media sosial, pengasuh Ponpes ini hanya mengatupkan dua tangan sambil cengar-cengir.

"Pihak pondok juga cuma 'mohon maaf, sabar, yang ikhlas'.

Sedangkan kita keluarga kan titik kerang.

Dia juga gak ngasih tahu," kata Mia.

Kepada polisi pihak Ponpes mengaku sebagai pengasuh.

Namun keluarga korban justru mengungkap faktanya.

"Katanya sih pas polisi nanya kalau dia pengurus bukan kiyainya, sedangkan bude datang bude bilang kalau dia kiyainya.

Jadi di sini udah banyak kecurigaan, pihak pondok juga menutup-nutupi," katanya.

Dia adalah Gus Fatihunnada.

Gus Fatihunnada mengaku sebagai pengasuh Pesantren.

Gus Fatihunnada mengaku tidak tahu jika Bintang tewas karena dianiaya di Ponpes Kediri.

"Tidak tahu karena laporan yang saya terima itu sakit, terpeleset, jatuh lah.

Terus dalam keadaan kemudian meninggal, saya cuma dapat kabar awal itu ya itu dikabari ketika sudah meninggal," kata Gus Fatihunnada.

Ibu Bintang, Suyanti menekankan bahwa anaknya bukan tewas karena terjatuh.

Ia mengaku amat kecewa dengan sikap pengasuh Ponpes Al Hanifiyah.

Pasalnya sampai sekarang tak ada ucapan apa

Artikel ini diolah dari TribunnewsBogor.comdan Surya.co.id

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow