Sama-Sama Melawan Israel, Apa Perbedaan Hamas dengan Hizbullah?

Basis kedua kelompok itu berbeda. Hamas berasal dari komunitas Sunni di Jalur Gaza, Palestina, sementara Hizbullah dari kelompok Syiah di Lebanon.

Sama-Sama Melawan Israel, Apa Perbedaan Hamas dengan Hizbullah?

KELOMPOK Hamas dan Hizbullah sama-sama menolak keberadaan negara Israel. Keduanya dianggap sebagai kelompok teroris oleh AS, Israel, dan sejumlah negara lain.

Namun basis kedua kelompok itu berbeda. Hamas berasal dari komunitas Sunni di Jalur Gaza, Palestina, sementara Hizbullah dari kelompok Syiah di Lebanon. Hamas kini menguasai wilayah Jalur Gaza yang terletak di perbatasan barat daya Israel. Hizbullah bermarkas di Lebanon selatan, di perbatasan utara Israel.

Iran lama diketahui telah memberikan dukungan dana, pelatihan, dan senjata kepada kedua kelompok tersebut. Maka, keduanya dianggap sebagai bagian dari jaringan kelompok proksi Teheran di perbatasan Israel, bahkan sebagai kelompok terbesar.

Karena itulah mantan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, dalam sebuah pengarahan yang diselenggarakan Federasi Yahudi Amerika Utara pada Oktober lalu mengatakan, “Iran sepertinya adalah pemimpin dari 'gurita teror'. Satu tangannya Hizbullah, satu lagi Hamas.”

Hizbullah punya hubungan erat dengan Hamas. Hizbullah mengatakan, mereka melakukan “kontak langsung dengan pemimpin perlawanan Palestina” pada 7 Oktober 2023, saat militan Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel. Serangan itu memicu balasan dari pihak Israel berupa serangan udara dan serangan darat, yang berlangsung hingga saat ini,  ke Gaza.

Sejak 7 Oktober itu pula, Hizbullah terlibat aksi baku tembak lintas batas yang semakin gencar dengan Israel. 

Hizbullah dan Sepak Terjangnya

Hizbullah, yang berarti “partai Tuhan” atau “partai Allah”, merupakan partai politik dan kelompok militan Syiah yang didukung Iran dan berbasis di Lebanon. Pengawal Revolusi Iran mendirikan Hizbullah tahun 1982, di tengah perang saudara di Lebanon tahun 1975-90.

Kelomopok itu merupakan bagian dari upaya Iran untuk mengekspor semangat Revolusi Islam 1979 ke seluruh kawasan dan melawan pasukan Israel setelah invasi mereka ke Lebanon tahun 1982. Hizbullah berbagi ideologi Syiah dengan Teheran, mereka merekrut muslim Syiah Lebanon.

Saat ini, Hisbullah menguasai sebagian besar wilayah mayoritas Syiah di Lebanon, termasuk sebagian Ibu Kota, Beirut.

Hizbullah telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh sejumlah negara, termasuk oleh AS dan Israel.

Hizbullah telah berseteru dengan Israel selama beberapa dekade. Israel dianggap sebagai “musuh utama” Hizbullah sejak pendudukan Israel di Lebanon selatan tahun 1978.

Hizbullah juga terlibat dalam perang saudara di Suriah. Hizbullah bergabung dengan Iran dan Rusia untuk mendukung pemerintah Suriah.

Sebagai sebuah partai politik, Hizbullah dan sekutunya kehilangan mayoritas suara di Parlemen Lebanon yang beranggotakan 128 orang pada pemilu dua tahun lalu. Meskipun demikian kelompok itu tetap menjadi partai dominan dalam komunitas Syiah dan merupakan kelompok bersenjata yang sangat kuat yang tidak ragu-ragu menggunakan kekuatan di dalam dan di luar negeri untuk mencapai tujuan mereka atau Iran.

Keterlibatannya dalam politik Lebanon juga sering kali menimbulkan ketegangan internal, terutama karena Hizbullah dilihat oleh beberapa pihak sebagai agen pengaruh Iran di Lebanon. Selain itu, keterlibatan Hizbullah dalam konflik Suriah dan aktivitasnya di wilayah lain di Timur Tengah telah menambah kompleksitas narasi tentang organisasi ini, sering kali memperumit hubungan internasional dan regional.

Di Lebanon, kehadiran Hizbullah memiliki dampak yang mendalam pada politik, keamanan, dan masyarakat. Mereka telah berhasil menampilkan diri sebagai kekuatan politik yang tidak dapat diabaikan, sering kali berperan sebagai pembuat atau penghancur kesepakatan dalam politik internal.

Melalui layanan sosial dan infrastrukturnya, Hizbullah telah memperoleh dukungan yang luas di kalangan masyarakat, terutama di antara populasi Syiah Lebanon. Meskipun keterlibatannya dalam politik domestik terkadang kontroversial, Hizbullah tetap menjadi kekuatan penting dalam politik Lebanon, mencerminkan pengaruh dan dukungan yang luas di berbagai lapisan masyarakat.

Secara militer, Hizbullah memiliki sayap bersenjata yang dikenal sebagai Brigade al-Muqawama al-Islamiyya (Brigade Perlawanan Islam). Brigade ini dikenal karena taktik gerilyanya yang efektif dan penggunaan teknologi canggih.

Saat kelompok-kelompok lain melucuti senjatanya setelah perang saudara di Lebanon usai, Hizbullah tetap mempertahankan senjatanya. Alasannya untuk melawan pasukan Israel yang menduduki wilayah selatan negara tersebut yang mayoritas penduduknya komunitas Syiah. Perang gerilya selama bertahun-tahun menyebabkan Israel menarik diri dari wilayah itu tahun 2000.

Dalam konteks konflik dengan Israel, Hizbullah dianggap oleh banyak pendukungnya sebagai pelindung dan pejuang kemerdekaan.

Hizbullah menunjukkan kemajuan militernya tahun 2006 selama perang lima minggu dengan Israel, yang meletus setelah kelompok tersebut menerobos ke wilayah Israel, menculik dua tentara, dan membunuh lainnya. Hizbullah menembakkan ribuan roket ke Israel selama konflik yang menewaskan 1.200 orang di Lebanon, sebagian besar warga sipil, dan 158 warga Israel tewas, sebagian besar adalah tentara.

Kekuatan militer Hizbullah berkembang setelah dikerahkan ke Suriah, yang merupakan salah satu sekutu Iran di wilayah tersebut, untuk membantu Presiden Bashar al-Assad melawan para pemberontak yang sebagian besar merupakan komunitas Sunni.

Hizbullah membanggakan persenjataannya termasuk roket dan drone, dan mengatakan mereka dapat menyerang seluruh wilayah Israel. Tahun 2021, pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan, kelompoknya memiliki 100.000 tentara.

Iran memberikan senjata dan uang kepada Hizbullah. Amerika Serikat memperkirakan Iran telah mengalokasikan ratusan juta dolar setiap tahunnya dalam beberapa tahun terakhir.  

Hamas

Hamas didirikan tahun 1987, saat intifada (pemberontakan) pertama yang ditandai dengan protes luas terhadap pendudukan Israel, oleh Syekh Ahmed Yassin, seorang pengungsi Palestina yang tinggal di Gaza. Hamas merupakan singkatan dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya, bahasa Arab untuk Gerakan Perlawanan Islam.

Gerakan itu merupakan cabang dari Gerakan Ikhwanul Muslimin di Palestina. Ikhwanul Muslimin sendiri didirikan di Mesir tahun 1920-an.

Awalnya, Hamas terlibat dalam kegiatan sosial dan pendidikan. Mereka mendirikan sekolah, klinik, dan lembaga sosial lainnya di Gaza dan Tepi Barat. Pada awalnya, fokus Hamas pada layanan sosial itu membedakannya dari Fatah, kelompok perlawanan Palestina yang lain, yang lebih berfokus pada politik dan perjuangan bersenjata.

Namun seiring berjalannya waktu, Hamas mulai mengadopsi taktik yang lebih militan, bahkan termasuk serangan bunuh diri terhadap target Israel. Langkah itu merupakan respons terhadap kekerasan yang terus meningkat di wilayah tersebut.

Strategi itu menandai pergeseran dari aktivitas sosial dan pendidikan ke perjuangan bersenjata, yang menjadi ciri khas Hamas dalam dekade selanjutnya. Hamas telah bersumpah untuk melenyapkan Israel.

Hamas menganut kekerasan sebagai sarana untuk membebaskan wilayah Palestina yang diduduki dan telah menyerukan penghancuran Israel. Tujuan utama Hamas adalah pendirian negara Palestina merdeka yang sepenuhnya berdaulat di wilayah yang saat ini merupakan Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza, dengan Jerusalem sebagai ibu kotanya.

Hamas menolak pengakuan terhadap Israel dan berupaya mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina.

Hamas telah melakukan serangan bom bunuh diri dan selama bertahun-tahun menembakkan puluhan ribu roket dari Gaza ke Israel. Mereka juga membangun jaringan terowongan bawah tanah dari Gaza ke Mesir untuk menyelundupkan senjata, serta terowongan untuk melancarkan serangan ke dalam wilayah Israel. Dalam beberapa tahun terakhir, Hamas tampaknya lebih fokus pada pengelolaan Gaza daripada menyerang Israel.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menetapkan Hamas sebagai kelompok teroris tahun 1997. Uni Eropa dan negara-negara Barat lainnya juga menganggapnya sebagai organisasi teroris.

Hamas memenangkan pemilihan parlemen pada 2006 dan pada tahun 2007 denga cara kekerasan mengambil alih kendali Jalur Gaza dari Otoritas Palestina yang diakui secara internasional. Otoritas Palestina, yang didominasi oleh gerakan Fatah, menangani area semi-otonom di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Israel kemudian merespons pengambilalihan Gaza oleh Hamas dengan memblokade Gaza. Israel membatasi pergerakan orang dan barang yang masuk dan keluar dari wilayah tersebut. Blokade itu, kata Israel, demi mencegah Hamas mengembangkan senjata.

Blokade tersebut telah menghancurkan ekonomi Gaza, dan warga Palestina menuduh Israel melakukan hukuman kolektif.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow