Respons BI soal Pedagang yang Masih Sering Tanya "QRIS-nya Apa?"

Bank Indonesia mengungkap mengapa merchant masih sering bertanya "QRIS-nya apa?", meski QRIS dapat digunakan oleh instrumen pembayaran yang berbeda.

Respons BI soal Pedagang yang Masih Sering Tanya "QRIS-nya Apa?"

KOMPAS.com - Lini masa media sosial X (Twitter) ramai membicarakan pedagang yang kerap menanyakan jenis QRIS pembeli sebelum bertransaksi.

Pengalaman ini salah satunya dibagikan oleh akun @adriansyahyasin, Jumat (23/2/2024), menanggapi warganet lain yang menuliskan kemudahan menggunakan QRIS.

Bukan kemudahan transaksi, pengunggah justru menyoroti merchant atau pedagang yang masih menanyakan jenis QRIS.

Padahal, Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS adalah metode pembayaran tunggal yang menyatukan berbagai penyelenggara jasa sistem pembayaran melalui satu kode QR.

"Sekarang bayar pake QRIS aja masih ditanyain 'QRISnya apa?' Ya aku jawab aja: 'Ya QRIS'," tulis pengunggah.

Baca juga: Gubernur BI Beri Contoh Cara Baca QRIS, Kris atau Kyuris?

QRIS standar nasional pembayaran

Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Fitria Irmi Triswati menegaskan, QRIS adalah standar nasional kode QR untuk pembayaran.

QRIS dapat memfasilitasi transaksi menggunakan berbagai instrumen pembayaran, baik uang elektronik berbasis server atau sumber dana simpanan di bank melalui mobile banking.

Dengan satu kode QR untuk pembayaran, yaitu QRIS, pedagang dapat menerima pembayaran dari semua jenis instrumen pembayaran.

Meskipun demikian, konsumen bisa menggunakan jenis pembayaran yang berbeda dari penyedia jasa pembayaran (PJP) yang bekerja sama dengan pedagang.

Hal tersebut sejalan dengan tujuan QRIS dalam meningkatkan interkoneksi dan interoperabilitas.

"Jadi merchant tidak perlu menanyakan QRIS jenis apa, karena apa pun QRIS yang digunakan pasti bisa menerima pembayaran dari seluruh PJP QRIS dengan adanya interkoneksi dan interoperabilitas," ujar Fitria, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/3/2024).

Baca juga: QRIS Tuntas Bisa Transfer, Tarik, dan Setor Tunai, Simak Cara serta Biaya Transaksinya

Alasan merchant tanya "QRIS-nya apa?"

Fitria mengatakan, konsumen pada saat bertransaksi dengan QRIS dapat menggunakan apa pun instrumen pembayaran yang dimilikinya.

Kebebasan penggunaan tersebut berlaku sepanjang penyedia jasa pembayaran telah menjadi penyelenggara QRIS.

Namun, dia melanjutkan, merchant atau pedagang mungkin memiliki kepentingan konsolidasi keuangan internal, sehingga melontarkan pertanyaan jenis QRIS kepada konsumen.

"Atau memang belum cukup teredukasi mengenai interkoneksi dan interoperabilitas QRIS," sambungnya.

Oleh karena itu, Bank Indonesia bersama penyedia jasa pembayaran akan terus memperkuat edukasi terkait manfaat, fitur, dan faktor keamanan QRIS.

"Untuk semakin memperluas akseptasi QRIS dalam mendukung inklusi dan pertumbuhan," tutupnya.

Baca juga: Cara Menggunakan QRIS Antarnegara di Singapura, Malaysia, dan Thailand

Keuntungan pakai QRIS

Dilansir dari laman BI, QRIS adalah penyatuan QR dari berbagai penyelenggara jasa sistem pembayaran menggunakan kode QR.

QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama BI agar proses transaksi dengan kode QR dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.

Melalui QRIS, semua aplikasi pembayaran dari penyelenggara dapat digunakan, meski penyedia QRIS di toko maupun pedagang berbeda dengan yang digunakan masyarakat.

Masih dari sumber yang sama, berikut manfaat QRIS bagi masyarakat:

  • Cepat dan kekinian
  • Tidak perlu repot lagi membawa uang tunai
  • Tidak perlu pusing memikirkan QR siapa yang terpasang
  • Terlindungi karena semua penyelenggara jasa sistem pembayaran yang terdaftar QRIS sudah pasti memiliki izin dan diawasi oleh Bank Indonesia.

Baca juga: Apakah Uang Rupiah yang Sudah Tidak Berlaku Bisa Ditukar di BI?

Selain masyarakat, QRIS juga membawa keuntungan bagi pedagang (merchant) maupun pihak yang memasang.

Keuntungan tersebut meliputi:

  • Penjualan berpotensi meningkat karena dapat menerima pembayaran berbasis QR apapun
  • Meningkatkan branding
  • Kekinian
  • Lebih praktis karena cukup menggunakan satu QRIS
  • Mengurangi biaya pengelolaan kas
  • Terhindar dari uang palsu
  • Tidak perlu menyediakan uang kembalian
  • Transaksi tercatat otomatis dan bisa dilihat setiap saat
  • Terpisahnya uang untuk usaha dan personal
  • Memudahkan rekonsiliasi dan berpotensi mencegah tindak kecurangan dari pembukuan transaksi tunai
  • Membangun informasi credit profile untuk memudahkan memperoleh kredit ke depan.

Baca juga: Cara Memperbaiki Skor BI Checking atau SLIK OJK yang Terlanjur Buruk

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow